Amien Rais Frustasi
Bisa jadi, pernyataan Amien Rais terkait people power itu sebagai bentuk ekspresi frustasinya saat ini. Betapa tidak, dia yang sudah tua bergabung dengan barisan oposisi ternyata makin dijauhi rakyat.
Pendapat soal frustasinya Amien Rais ini pun diamini oleh tokoh muda Muhammadiyah, David Krisna. Sekretaris Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah itu menilai ungkapan people power dari Amien Rais itu merupakan ekspresi frustrasi soal politik.
"Pernyataan ayahanda Amien Rais tentang ancaman people power bernada pesimisme dan seolah mengalami frustasi politik sebagai bapak reformasi" kata David dalam diskusi di Formappi tentang People Power, Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Apa yang disampaikan oleh aktivis Pemuda Muhammadiyah itu bisa jadi benar. Komentar Amien itu seperti ingin menekan suara politik rakyat dan tekanan terhadap kebebasan warga untuk memilih. Padahal sekarang kontrol publik terhadap penyelenggara sudah terbuka dan kepercayaan publik kepada KPU cukup tinggi.
Kalau dipikir ulang, isu people power itu tidak lain sebagai upaya menggerakkan massa. Dalam konteks ini tujuannya jelas, demi politik dan kekuasaan.
Harusnya dalam iklim demokrasi gerakan massa yang dibenarkan sebagaimana prinsip vox populi vox dei. Vox populi vox dei juga bisa berarti rakyat memilih pemimpinnya sendiri dan ketika pilihannya menang maka itu dianggap sebagai kehendak Tuhan,
Adanya isu people power ini adalah bentuk lain dari kudeta yang bukan dilakukan oleh militer. People power adalah kudeta yang memanfaatkan kekuatan sipil. Karenanya, people power ini bisa berpotensi merusak iklim demokrasi yang mulai sakit dirundung situasi politik. Secara individual ajakan berkerumun dalam people power mencederai independensi person.
Diakui atau tidak, upaya gerakan people power ini basisnya kecurigaan tanpa dasar. Karena pemilu saja belum dimulai jelas tidak ada (belum ada) kecurangan. Tapi Amien Rais malah sudah bersiap menggerakkan massa. Artinya ia bisa saja tidak percaya pada demokrasi kita hari ini.
Selain itu, ajakan people power dari Amien Rais di atas juga mengesampingkan politik akal sehat yang didengungkan. Sebab people power bisa saja bukan kerumunan manusia berpikir tapi gerakan fisik yang berpotensi konflik.
Dengan adanya ajakan people power itu, nama Amien Rais pun semakin berkonotasi negatif di kalangan rakyat. Alih-alih, didewakan sebagaimana Bapak Reformasi, namanya justru kerap dikonotasikan sebagai "Bapak Sengkuni", sebuah nama tokoh pewayangan yang suka menghasut dan mengadu domba.