Seharusnya jabatan menteri seperti itu tidak dibagi-bagikan dengan dasar asal partainya, melainkan dari kapasitas dan kemampuan individu dan kebutuhan kerja di lapangan. Tetapi koalisi Prabowo-Sandi sepertinya tak mau tahu.
Mereka membagi-bagikan kekuasaaan dengan seenaknya berdasarkan titah sang raja, Prabowo Subianto. Parahnya, pembagian itu pun ternyata tak adil, sehingga dua partai pengusung lainnya tak mendapatkan jatah kursi.
Tentu saja Demokrat di sini akan marah. Tak menutup kemungkinan, Demokrat akan mematikan mesin menjelang Hari-H Pemilihan Presiden. Bahkan mungkin juga mereka akan berbalik badan mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
Koalisi yang hanya didasari oleh nafsu berkuasa dan syahwat politik dapat dipastikan akan mudah runtuh. Mereka tak memiliki ikatan batin yang kuat untuk membangun negara dan menyejahterakan rakyat.
Koalisi seperti itu ibarat membangun Istana di atas pasir. Akan mudah luntur karena terpaan ombak "kepentingan" jangka pendek.
Tetapi terlepas dari itu, sebaiknya Gerindra dan Demokrat (juga PAN dan PKS) tak usah bermimpi terlalu tinggi. Toh belum tentu mereka akan dipilih rakyat dan menang pada Pilpres 2019. Bahkan menurut berbagai survei, suara mereka akan nyungsep.
Jadi, bermimpi itu boleh saja. Namun jika terlalu tinggi, maka akan sangat menyakitkan bila jatuh kemudian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H