Mohon tunggu...
Zizi Zahra Zalyanti Maridin
Zizi Zahra Zalyanti Maridin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis dan Argumentasi Dinamika Kepribadian Seseorang yang Melakukan Perslingkuhan Menggunakan Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

24 Mei 2024   14:55 Diperbarui: 24 Mei 2024   15:27 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Freud, manusia memiliki empat insting dasar, yaitu insting vital (lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), insting agresi dan insting mati (thanatos). 

Freud menekankan pentingnya insting seksual bagi perkembangan kepribadian di atas insting-insting lainnya, Menurutnya, insting seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan. Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), insting ini berada dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. 

Ia kemudian berkembang melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada genital). Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.

Sigmund Freud memberi penekanan pada motivasi seksual, tahap-tahap perkembangan menurut Freud dikenal sebagai tahapan psikoseksual (psychosexual stages). Dalam pandangan Freud, apabila kebutuhan untuk memperoleh kepuasan kurang terpenuhi atau terlalu terpenuhi, individu akan mengalami fiksasi atau terkunci di tahap perkembangan tersebut. Berikut ada 2 fiksasi yang dikaitkan degan topik perslingkuhan:

  • Fiksasi pada tahap Genital: Konsekuensi dari fiksasi tahap genital adalaah frigiditas, impotensi, hubungan yang tidak memuaskan. Dalam topik perselingkuhan, mungkin menunjukkan individu mencari kepuasan seksual di luar hubungan utama
  • Fiksasi pada tahap Phallic (Oedipus Kompleks): Konflik Oedipal yang tidak terselesaikan juga bisa berperan, di mana individu secara tidak sadar mencari sosok pengganti orang tua atau menyelesaikan kebutuhan emosional dari masa kecil mereka melalui perselingkuhan

Mekanisme Pertahanan

Proses-proses yang digunakan ego untuk mnyimpangkan kenyataan untuk melindungi dirinya sendiri. Mekanisme pertahanan mempunyai dua karakteristik umum, yaitu menyangkal atau mengaburkan realita dan bertindak tak terkendali di alam bawah sadar (Corey, 2013:66). Adapun bentuk mekanisme pertahanan ego yang menjadi fokus analaisis ini adalah sebagai berikut:

1. Rasionalisasi: Berusaha membenarkan kesalahan dan membuat fakta yang dibuat-buat sendiri. Contoh individu yang berselingkuh merasionalisasi perilaku mereka dengan mengatakan bahwa mereka melakukan itu karena pasangan mereka tidak memberikan perhatian atau dukungan yang cukup.

2. Reaksi Formasi: Melakukan tindakan berlawanan denga apa yang ia rasakan. Contoh individu yang secara terbuka membenci perselingkuhan dalam masyarakat atau kelompok teman mereka, tetapi diam-diam terlibat dalam perselingkuhan sendiri.

3. Proyeksi: Mengarahkan kecemasan ke orang lain. Contoh individu yang berselingkuh mungkin cenderung menyalahkan pasangan mereka atau mencari tahu kekurangan dalam hubungan mereka sebagai alasan untuk tindakan mereka sendiri.

4. Penyangkalan: Menyangkal fakta. Contoh dimana individu yang berselingkuh menyangkal bahwa ia berselingkuh dan juga menyangkal bahwa perselingkuhan mereka memiliki dampak negatif pada pasangan atau hubungan mereka, bahkan jika bukti menunjukkan sebaliknya.

5. Regresi: Kembalinya perilaku atau cara berpikir ke tahap perkembangan sebelumnya. . Regresi ke tahap perkembangan yang lebih awal bisa menyebabkan perilaku tidak dewasa dalam hubungan, seperti mencari perhatian atau validasi dari luar pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun