Mohon tunggu...
Zizi Zahra Zalyanti Maridin
Zizi Zahra Zalyanti Maridin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis dan Argumentasi Dinamika Kepribadian Seseorang yang Melakukan Perslingkuhan Menggunakan Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

24 Mei 2024   14:55 Diperbarui: 24 Mei 2024   15:27 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernikahan adalah ikatan resmi antara dua individu yang berjanji untuk saling mencintai dan mendukung sepanjang hidup mereka. Ini adalah fondasi untuk membangun sebuah keluarga Pernikahan melibatkan komitmen emosional, hukum, dan sosial yang kuat, serta harapan bahwa pasangan akan bersama-sama menghadapi tantangan hidup dan merayakan kebahagiaan.

Namun, tidak semua pernikahan berjalan sesuai harapan. Perceraian adalah fenomena yang semakin umum dan menunjukkan bahwa terkadang pernikahan tidak dapat memenuhi harapan atau kebutuhan individu. Perceraian bisa menjadi proses yang sulit dan menyakitkan, yang mempengaruhi tidak hanya pasangan tetapi juga anak-anak dan keluarga besar mereka. Salah satu penyebab umum perceraian adalah perselingkuhan.

Apasih Perselingkuhan itu?

Secara sederhana, perselingkuhan adalah tindakan di mana seseorang yang berada dalam hubungan komitmen atau pernikahan menjalin hubungan emosional atau fisik dengan orang lain di luar hubungan tersebut.

Beberapa peneliti telah mengelompokkan perselingkuhan menjadi dua jenis, diantaranya perselingkuhan seksual dan perselingkuhan emosional yang mana individu berbagi ikatan emosional yang mendalam dengan orang yang bukan merupakan pasangannya (Cann & Baucom, 2004; Nagurney & Thornton, 2011)

Kenapa Perselingkuhan bisa terjadi? 

Menganalisis perselingkuhan dengan teori Psikoanalisis Freud

Psikoanalisis adalah istilah khusus dalam penelitian psikologi sastra (Endraswara, 2008:196). Menurut Freud terdapat id, ego, dan superego dalam diri manusia yang menyebabkan manusia selalu dalam keadaan berperang dalam diri sendiri, resah, gelisah, tertekan dan lainnya. Namun, bila ketiganya bekerja dengan simbang, akan memperlihatkan watak yang wajar (Endraswara, 2003: 196-197).

Psikoanalisis Sigmund Freud (2000) ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk menganalisis kepribadian seseorang yang berselingkuh. Hal itu dikarenakan konsep dasar psikoanalisis Sigmund Freud berdasarkan pada alam bawah sadar dlam membentu kepribadia dan perilaku mausia. Berikut konsep psikoanalisis yang digunakan untuk menganalisis kepribadian seseorang yang melakuka selingkuh:

Struktur Kepribadian: Id, Ego, dan Superego

  • Id: Berkerja berdasarkan prinsip kesenangan, yang mencari kepuasan tanpa memperhatikan realitas atau moralitas. Dalam kasus perselingkuhan, id mendorong individu untuk mencari kepuasan seksual atau emosional secara langsung, tanpa mempertimbangkan dampaknya pada pasangan atau hubungan yang sudah ada
  • Ego: Berjalan berdasarkan prinsip realitas, bertindak sebagai penengah antara keinginan id dan tuntutan dunia nyata, mencoba memuaskan keinginan Id dengan cara yang realistis dan dapat diterima. Ego mencoba untuk membenarkan perilaku selingkuh tersebut dengan cara menekankan kepuasan yang sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi, misalya dengan berfikir “Saya berhak melakukan ini”
  • Superego: Berisi nilai-nilai moral dan etika yang dipelajari dari orang tua dan masyarakat. Ini akan mengalami konflik antara dorongan id yang kuat dan moral superego, dalam kasus perselingkuhan akan muncul perasaan bersalah setelah perselingkuhan dilakukan

Tahap Perkembangan Psikoseksual

Menurut Freud, manusia memiliki empat insting dasar, yaitu insting vital (lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), insting agresi dan insting mati (thanatos). 

Freud menekankan pentingnya insting seksual bagi perkembangan kepribadian di atas insting-insting lainnya, Menurutnya, insting seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan. Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), insting ini berada dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. 

Ia kemudian berkembang melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada genital). Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.

Sigmund Freud memberi penekanan pada motivasi seksual, tahap-tahap perkembangan menurut Freud dikenal sebagai tahapan psikoseksual (psychosexual stages). Dalam pandangan Freud, apabila kebutuhan untuk memperoleh kepuasan kurang terpenuhi atau terlalu terpenuhi, individu akan mengalami fiksasi atau terkunci di tahap perkembangan tersebut. Berikut ada 2 fiksasi yang dikaitkan degan topik perslingkuhan:

  • Fiksasi pada tahap Genital: Konsekuensi dari fiksasi tahap genital adalaah frigiditas, impotensi, hubungan yang tidak memuaskan. Dalam topik perselingkuhan, mungkin menunjukkan individu mencari kepuasan seksual di luar hubungan utama
  • Fiksasi pada tahap Phallic (Oedipus Kompleks): Konflik Oedipal yang tidak terselesaikan juga bisa berperan, di mana individu secara tidak sadar mencari sosok pengganti orang tua atau menyelesaikan kebutuhan emosional dari masa kecil mereka melalui perselingkuhan

Mekanisme Pertahanan

Proses-proses yang digunakan ego untuk mnyimpangkan kenyataan untuk melindungi dirinya sendiri. Mekanisme pertahanan mempunyai dua karakteristik umum, yaitu menyangkal atau mengaburkan realita dan bertindak tak terkendali di alam bawah sadar (Corey, 2013:66). Adapun bentuk mekanisme pertahanan ego yang menjadi fokus analaisis ini adalah sebagai berikut:

1. Rasionalisasi: Berusaha membenarkan kesalahan dan membuat fakta yang dibuat-buat sendiri. Contoh individu yang berselingkuh merasionalisasi perilaku mereka dengan mengatakan bahwa mereka melakukan itu karena pasangan mereka tidak memberikan perhatian atau dukungan yang cukup.

2. Reaksi Formasi: Melakukan tindakan berlawanan denga apa yang ia rasakan. Contoh individu yang secara terbuka membenci perselingkuhan dalam masyarakat atau kelompok teman mereka, tetapi diam-diam terlibat dalam perselingkuhan sendiri.

3. Proyeksi: Mengarahkan kecemasan ke orang lain. Contoh individu yang berselingkuh mungkin cenderung menyalahkan pasangan mereka atau mencari tahu kekurangan dalam hubungan mereka sebagai alasan untuk tindakan mereka sendiri.

4. Penyangkalan: Menyangkal fakta. Contoh dimana individu yang berselingkuh menyangkal bahwa ia berselingkuh dan juga menyangkal bahwa perselingkuhan mereka memiliki dampak negatif pada pasangan atau hubungan mereka, bahkan jika bukti menunjukkan sebaliknya.

5. Regresi: Kembalinya perilaku atau cara berpikir ke tahap perkembangan sebelumnya. . Regresi ke tahap perkembangan yang lebih awal bisa menyebabkan perilaku tidak dewasa dalam hubungan, seperti mencari perhatian atau validasi dari luar pernikahan.

Dalam menyimpulkan topik ini, ketika menggunakan teori Psikoanalisis Freud untuk menganalisis kepribadian seseorang yang berselingkuh, kita melihat adanya konflik internal antara dorongan-dorongan bawah sadar (id), ego, dan moral (super ego). Disinilah super ego harus berperan dalam manjaga perasaan antar pasangan. Serta memenuhui kebutuhan id dengan baik seperti sandang, pangan, papan, emosional dan kebutuhan seks. Ketika kebutuhan id ini telah terpenuhi dengan baik maka pasangan pun tidak akan membiarkan salah satu pasangannya menderita. Faktor-faktor lain juga berpengaruh seperti dorongan seksual yang tidak terpenuhi (Eros), penggunaan mekanisme pertahanan, dan fiksasi.

Daftar Pustaka

Solihah, I. F., & Ahmadi, A. (2022). Mekanisme Pertahanan Ego Tokoh Utama Dalam Kumcer Sambal & Ranjang Karya Tenni Purwanti (Tinjauan Psikoanalisis Sigmund Freud). Bapala, 9(2), 14-27.

Ulfah, M. (2024). Analisis Fenomena Perceraian Menurut Perspektif Psikoanalisis Freud. Journal of International Multidisciplinary Research, 2(5). Ulfah, M. (2024). Analisis Fenomena Perceraian Menurut Perspektif Psikoanalisis Freud. Journal of International Multidisciplinary Research, 2(5).

Tiofanny, A. S. T. S., Antartika, I. K., & Sadyana, I. W. (2017). ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH YUKO DALAM CERPEN SHANGHAI NITE KARYA KOIKE MARIKO DITINJAU DARI PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD. Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha, 3(3), 374-383.

FREUD, T. P. P. S. A. POKOK BAHASAN I TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL SIGMUND FREUD. SIKLUS KEHIDUPAN MANUSIA, 4.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun