Anies Baswedan, selain dikenal sebagai seorang tokoh publik yang berpengaruh, juga dapat dianggap sebagai contoh ayah yang baik. Dari latar belakang keluarganya, terlihat bahwa Anies Baswedan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan nilai-nilai kejujuran, integritas, dan dedikasi tinggi terhadap pendidikan. Ayahnya sendiri, Awad Rasyid Baswedan, merupakan seorang pendidik yang memberikan teladan dalam hal komitmen dan dedikasi terhadap dunia pendidikan.
Selain kebijakan yang dijanjikannya, Anies Baswedan menarik banyak pendukungnya dengan cara kampanyenya yang menarik. Perilakunya yang sopan, penggunaan bahasa yang sopan dan lembut, percakapan dua arah, dan sikapnya yang menghargai semua orang dari berbagai golongan. Membuatnya dikagumi oleh remaja yang mendapati situasi fatherless karena dianggap dapat membagikan kehangatan dari sosok 'ayah' yang tidak mereka miliki.
Kaitan Kondisi Fatherless dengan Sila-Sila Pancasila
Kondisi fatherless, di mana seorang anak tumbuh tanpa ayah, dapat memiliki berbagai dampak pada kehidupan mereka. Dampak ini dapat dihubungkan dengan beberapa sila Pancasila:Â
1. Ketuhanan Yang Maha Esa Kondisi fatherless dapat memengaruhi hubungan anak dengan Tuhan. Ketidakhadiran ayah dapat menimbulkan pertanyaan tentang peran Tuhan dalam hidup mereka. Hal ini dapat mendorong mereka untuk mencari jawaban dan memperkuat iman mereka, atau malah menjauhkan mereka dari agama.Â
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Anak-anak fatherless mungkin mengalami diskriminasi atau perlakuan tidak adil dari orang lain. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa rendah diri dan tidak berharga. Penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan hak yang sama dengan anak-anak lain dan dilindungi dari perundungan.Â
3. Persatuan Indonesia Ketidakhadiran ayah dapat membuat anak merasa terisolasi dan kesepian. Mereka mungkin merasa berbeda dari teman-teman mereka yang memiliki ayah. Penting untuk membangun komunitas yang mendukung dan membantu mereka merasa terhubung dengan orang lain.Â
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Anak-anak fatherless mungkin memiliki kesulitan dalam mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini dapat menghambat partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan. Penting untuk menyediakan ruang yang aman bagi mereka untuk menyuarakan pendapat mereka dan didengarkan.Â
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Anak-anak fatherless mungkin mengalami kesulitan dalam mencapai potensi penuh mereka karena kurangnya dukungan dan sumber daya. Penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki akses yang sama dengan pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lainnya. Secara keseluruhan, kondisi fatherless dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan anak-anak. Penting untuk memahami dampak ini dan mengambil langkah-langkah untuk mendukung mereka. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, kita dapat membantu anak-anak fatherless untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang bahagia dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H