Kejeniusan RMP. Sosrokartono dalam menjelaskan ketauhidan secara mendalam namun mudah dalam menjalankan keberlangsungan berkehidupan, terangkai dalam syair yang beliau beri judul Guru Sejati di atas.
Ah, saya jadi ingat sepotong wejang Kiai Petruk:
“Kuncung irêng pancal putih,
Swarga durung wêruh,
Neraka durung wanuh,
Mung donya sing aku wêruh,
Uripku aja nganti duwe mungsuh...
Yang berkesesuaian dengan dhawuh RMP. Sosrokartono: “Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasoraké”. Wallāhu A‘lam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!