Mohon tunggu...
Ziyaan Ababil
Ziyaan Ababil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ada

Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penunggu Jembatan Sripuani

6 Januari 2022   23:34 Diperbarui: 7 Januari 2022   00:06 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda yang bernama Arif. Ia bekerja sebagai pedagang sayur di pasar demi membantu dagangan orang tuanya. Ia selalu pergi ke pasar pada sore hari dan waktu tengah malam.

Arif terbangun dari tidurnya. Ia duduk dan bersandar di tembok sambil mencari telepon genggam miliknya untuk melihat  untuk melihat pukul berapa sekarang. 

Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 01.45. Ia bergegas untuk membersihkan diri dan bersiap-siap pergi ke pasar. Berangkatlah Arif menuju pasar dengan mengendarai motor matic yang berwarna putih. Ketika ia melewati jembatan Sripuani, ia melihat sosok wanita tua dengan pakaian serba hitam berdiri tepat di tengah-tengah jembatan. 

Arif melajukan motornya dengan sangat pelan, ia melihat ke kanan, kiri, belakang berharap ada orang lain yang sedang lewat. Ia merasa takut, namun disisi lain ia juga turut kasihan pada wanita itu.  Setelah Arif bergulat dengan batinnya, akhirnya ia memberanikan diri menawari tumpangan pada wanita tua itu.

"Mau ke mana mbok?" tanya Arif memberanikan diri.

"Ini loh mas, aku mau pergi ke kuburan Buyut Bangkong" ucap wanita tua itu.

"Kuburan Buyut Bangkong yang ada di pinggir jalan persawahan itu mbok?" ucap Arif untuk memastikan tujuan dari wanita tua itu.

"Iya mas" jawab wanita tua itu.

"Baik mbok, nanti saya antarkan mbok sampai ke kuburan Buyut Bangkong".

Arif semakin dibuat bingung oleh penumpang di belakangnya. Siapakah gerangan sosok wanita itu. Mengapa pada tengah malam hari seperti ini wanita tua itu pergi ke kuburan Buyut Bangkong.

Menurut penuturan para warga, Buyut Bangkong adalah seekor kodok yang berukuran besar dan dianggap keramat oleh masyarakat sekitarnya. Siapa pun yang melintasi jalanan sekitar kuburan Buyut Bangkong, maka harus menyalakan bunyi klakson dan berjalan dengan pelan dan hati-hati.

"Berhenti di sini saja mas" ucap wanita tua itu.

"Baik mbok" jawab Arif.

"Ini mas uangnya, terima saja" ucap wanita tua sambil menyodorkan selembar uang kertas lima ribuan.

"Loh  enggak usah mbok, biarkan saja, biar mbok menyimpan uang ini untuk keperluan mbok"

"Sudah mas simpan saja uang itu" ucap wanita tua sambil  berjalan pelan meninggalkan Arif.

Arif menyimpan uang itu di saku celananya. Ia berusaha menenangkan pikirannya. Setelah ia sampai di pasar, ia menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya. Dan tak lupa Arif juga menunjukkan uang pemberian dari wanita tua itu.

"Kamu memang enggak tahu atau bagaimana? Memang di jembatan Sripuani itu ada penunggunya. Katanya sosok penunggunya itu wanita tua namanya Juminten" tutur ayahnya seraya mengambil uang yang ada ditangan Arif.

"Ya sudah, uang ini simpan saja di dompetmu, jangan dipakai untuk membeli apapun" lanjut ayahnya.

"Baik, akan aku simpen ayah" jawab Arif dengan memasukkan uang itu kedalam dompet.

Setelah kejadian itu, Arif tidak pernah lagi bertemu dengan sosok wanita  tua penunggu jembatan Sripuani. Kini dagangan orang tua Arif menjadi semakin ramai didatangi pembeli yang terus berdatangan. Rupanya uang yang selama ini Arif simpan menjadi ajimat untuk melariskan dagangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun