Suatu hari di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda yang bernama Arif. Ia bekerja sebagai pedagang sayur di pasar demi membantu dagangan orang tuanya. Ia selalu pergi ke pasar pada sore hari dan waktu tengah malam.
Arif terbangun dari tidurnya. Ia duduk dan bersandar di tembok sambil mencari telepon genggam miliknya untuk melihat  untuk melihat pukul berapa sekarang.Â
Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 01.45. Ia bergegas untuk membersihkan diri dan bersiap-siap pergi ke pasar. Berangkatlah Arif menuju pasar dengan mengendarai motor matic yang berwarna putih. Ketika ia melewati jembatan Sripuani, ia melihat sosok wanita tua dengan pakaian serba hitam berdiri tepat di tengah-tengah jembatan.Â
Arif melajukan motornya dengan sangat pelan, ia melihat ke kanan, kiri, belakang berharap ada orang lain yang sedang lewat. Ia merasa takut, namun disisi lain ia juga turut kasihan pada wanita itu. Â Setelah Arif bergulat dengan batinnya, akhirnya ia memberanikan diri menawari tumpangan pada wanita tua itu.
"Mau ke mana mbok?" tanya Arif memberanikan diri.
"Ini loh mas, aku mau pergi ke kuburan Buyut Bangkong" ucap wanita tua itu.
"Kuburan Buyut Bangkong yang ada di pinggir jalan persawahan itu mbok?" ucap Arif untuk memastikan tujuan dari wanita tua itu.
"Iya mas" jawab wanita tua itu.
"Baik mbok, nanti saya antarkan mbok sampai ke kuburan Buyut Bangkong".
Arif semakin dibuat bingung oleh penumpang di belakangnya. Siapakah gerangan sosok wanita itu. Mengapa pada tengah malam hari seperti ini wanita tua itu pergi ke kuburan Buyut Bangkong.
Menurut penuturan para warga, Buyut Bangkong adalah seekor kodok yang berukuran besar dan dianggap keramat oleh masyarakat sekitarnya. Siapa pun yang melintasi jalanan sekitar kuburan Buyut Bangkong, maka harus menyalakan bunyi klakson dan berjalan dengan pelan dan hati-hati.