Ungkapan ahli itu membuat wajah PPK dan PNS kanwil kemenag Jatim yang ikut menyaksikan uji kualitas bangunan itu langsung berubah kecut. Senyum dari wajah mereka terlihat sangat dipaksakan. Ungkapan tersebut sangat menohok karena menguak hasil sebenarnya dari proyek yang mereka garap.
Tim ahli kemudian memeriksa cor beton penyangga di titik lain. Mereka mempersilahkan PPK menunjukkan titik yang akan diuji sesuai dengan keinginan mereka. “Jangan sampai nanti dikira kami yang sengaja memilih tempat yang begini (keropos,red). Silahkan bapak yang menentukan mana yang mau diuji lagi,” ucap seorang ahli teknik senior lainnya.
Abdul Hakim, seorang PPK, mengajak tim ahli beranjak ke cor beton yang berada di sudut gedung belakang sisi utara. Petugas memindahkan semua peralatan ke titik yang ditunjukkan. Tim kemudian membongkar permukaan tembok yang sudah dicat itu menggunakan palu.
Tak dinyana, tim ahli justru menemukan benda asing yang tertanam di dalam struktur cor beton tersebut. Temuan itu menarik perhatian sebagian besar ahli lainnya yang berada tidak jauh dari lokasi. Petugas yang membuka struktur beton akhirnya menemukan sebuah tripleks yang tertanam di dalamnya. Ukurannya lebih dari 10x10 sentimeter.
Pada saat bersamaan, terdengar dengusan tim ahli yang keheranan dengan temuan struktur tersebut. Mereka menyebut hal itu sangat tidak masuk akal. Ada kayu tertanam di dalam struktur cor beton yang merupakan penyangga gedung. Padahal kayu dan cor tidak bisa menyatu. “Ini sama (keropos,red),” ucap seorang tim ahli.
Pengujian berpindah ke lantai dua. Di sana, petugas membuka tembok menggunakan palu. Ketika memukulkan palu ke besi yang dibawa, permukaan tembok langsung mengelupas. Tim ahli mencolek permukaan itu dan langsung bisa mengambil kesimpulan. Intinya, komposisi semen dalam struktur tembok itu sangat minim.
Petugas kemudian meyakinkan keterangannya dengan mengusap permukaan penyangga dan langsung muprul. Bekasnya pun langsung terlihat di jari dan lantai yang terdapat onggokan serpihan material. Seharusnya, lanjut tim ahli, permukaannya padat seperti cor semen.
Di titik berbeda, petugas mengecek kondisi konstruksi bangunan yang terdapat retakan. Dari gambar perencanaan, terlihat ada kolom beton yang seharusnya menyangga konstruksi di lantai dua. Kolom itu yang menjadi penguat struktur bangunan lantai dua.
Tim ahli dibuat penasaran. Sebab, jika kolom itu ada, tidak ada retakan antara beton dan tembok. Hanya, untuk mengeceknya, terhalang eternit yang sudah tertutup. Petugas akhirnya memanjat tembok dan membobol eternit dengan menggunakan palu.
Dari sana lah, petugas akhirnya mendapat kepastian bahwa bangunan yang sudah jadi itu tidak sesuai dengan gambar perencanaan. “ Di gambar, ada kolom di sini. Tapi kenyataannya tidak ada,” ucap seorang tim ahli sembari menggoreskan pulpen di kertas catatannya.
Tim forensik juga menguji ketebalan struktur konstruksi lantai dua. Petugas mengebor lantai di teras gedung bagian belakang. Hasil bor itu yang nanti diuji di laboratorium teknik UB Malang untuk diketahui komposisi material dan ketebalannya. Hasil uji tersebut akan dicocokkan dengan dokumen pengerjaan proyek.