Desa Kertosari, Jumat, 26 Juli 2024 - Dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi limbah minyak jelantah, Mahasiswa MMD Universitas Brawijaya menggelar program pengabdian masyarakat. Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan minyak jelantah dan pemanfaatannya sebagai bahan pembuatan lilin aroma terapi.
Bahaya Minyak Jelantah dan Alternatif Solusi
Di Desa Kertosari, penggunaan minyak goreng sangat tinggi, baik di rumah tangga maupun di usaha kecil seperti warung makan. Sayangnya, pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan minyak jelantah masih sangat terbatas. Akibatnya, minyak jelantah sering kali dibuang sembarangan, yang dapat mencemari tanah dan air serta merusak lingkungan.
Melalui program ini, Mahasiswa MMD memperkenalkan bahaya minyak jelantah dan cara pengelolaannya yang benar. Salah satu alternatif solusi yang ditawarkan adalah mengolah minyak jelantah menjadi lilin aroma terapi. Lilin ini tidak hanya memiliki nilai ekonomi, tetapi juga dapat mengurangi limbah minyak bekas dan dampak negatifnya terhadap lingkungan.
Proses Pembuatan Lilin Aroma Terapi
Kegiatan dimulai dengan penjelasan teoritis mengenai proses pembuatan lilin aroma terapi dari minyak jelantah. Para peserta, yang terdiri dari 18 orang Ibu-Ibu PKK, diberi pemahaman mendalam tentang bahaya minyak jelantah dan potensi ekonominya. Selanjutnya, peserta diajak untuk mempraktikkan langsung proses pembuatan lilin aroma terapi.
Proses ini meliputi beberapa langkah praktis, mulai dari penyaringan minyak jelantah, pencampuran dengan bahan lilin, hingga penambahan aroma seperti vanila, kopi, dan melati. Setiap peserta dengan antusias mengikuti setiap tahapan, yang diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab untuk memperjelas pemahaman mereka.
Meningkatkan Kesadaran dan Ekonomi Desa
Program ini tidak hanya berfokus pada pembuatan lilin, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah dan keberlanjutan. Dengan memanfaatkan minyak jelantah yang biasanya dianggap sebagai limbah, masyarakat dapat menciptakan produk bernilai ekonomis yang dapat mendukung perekonomian desa.
Hasil dari kegiatan ini sangat positif. Para Ibu-Ibu PKK berhasil membuat 20 produk lilin aroma terapi dengan berbagai aroma yang menarik. Selain itu, mereka juga menunjukkan kemampuan untuk mempraktikkan kembali proses pembuatan lilin tersebut di rumah.
Dengan keberhasilan program ini, diharapkan masyarakat Desa Kertosari dapat terus memanfaatkan minyak jelantah untuk pembuatan lilin aroma terapi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Kegiatan seperti ini merupakan langkah nyata dalam membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang bijak dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H