Mohon tunggu...
Zilyanadelia WVN
Zilyanadelia WVN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Zilyanadelia Wahyu Veronellita Nurdin

Halo, selamat membaca dan semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memahami Konsep Anger dan Fear

29 Oktober 2022   15:02 Diperbarui: 29 Oktober 2022   15:17 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Anger atau marah dan Fear atau takut merupakan bagian dari kesadaran dan manajemen diri. Anger dapat diartikan seperti memiliki ekspresi wajah yang memiliki hubungan dengan pola perilaku yang ditandai dengan ketegangan tubuh, alis mengkerut, dan mulut yang berbentuk persegi. Ketika perasaan marah ini terjadi pada anak dan mengeluarkan ekspresi marah maka hal tersebut merupakan akibat dari gangguan psikis maupun fisik dalam aktivitas yang mereka lakukan. Biasanya anak menjadi marah ketika apa yang mereka inginkan tidak dipenuhi. 

Pada teori perasaan marah, ternyata dapat dikaitkan dengan pendekatan atau motivasi, maksudnya yaitu anak bisa mengungkapkan atau mengekspresikan emosi yang dirasakan. Selain itu perasaan marah dapat membuat anak termotivasi agar lebih dekat pada sumber kemarahannya sehingga membuktikan bahwa hal tersebut berhubungan pada peningkatan perilaku serta motivasi. Harmon-Jones dan Allen (1998) mengemukakan bahwa kemarahan ini dikaitkan dengan peningkatan aktivitas di lobus frontal kiri dan penurunan aktivitas di lobus frontal kanan selama istirahat, tetapi juga dapat dikaitkan dengan perilaku pendekatan umum.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi Anger, yaitu:

1. Faktor Biologis

Faktor biologis ini dilewati dengan berbagai cara mulai dari genetik, saraf, kardiovaskular atau perbedaan tiap individu terkait dengan penyakit dalam ekspresi dan kemarahan. Literatur menunjukkan bahwa perkembangan sistem saraf parasimpatis berperan penting dalam kognisi, emosi dan kemarahan, sehingga tidak menekan efek sistem saraf simpatik pada fungsi jantung. Faktor genetik yang paling berpengaruh berasal dari karakter ayah. Ketika anak meniru kemarahan ibu , maka dapat anak dapat mengendalikan amarahnya, sedangkan jika anak meniru kemarahan ayah, maka sulit bagi anak untuk mengendalikan amarahnya.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak sejak usia dini. Hal tersebut dikarenakan oleh lingkungan rumah dan keluarga, sekolah, serta masyarakat. Kemarahan atau anger memiliki fungsi yang berperan dalam bentuk interaksi dengan lingkungan, seperti dalam kaitannya dengan kepribadian dan harga diri dalam upaya pengembangan diri. Jika anak marah menunjukkan ekspresi yang tidak pantas saat marah. Maka hal tersebut dapat mempersulit perkembangan keterampilan sosial anak yang rendah dan berdampak negatif pada prestasi akademik  anak. Selain itu, anger memiliki fungsi yakni:

1. Perilaku Eksternalisasi, bukti yang menunjukkan bahwa perilaku tersebut, didefinisikan sebagai perilaku agresif, destruktif, dan menentang, memuncak pada usia 2 tahun dan menunjukkan penurunan normatif pada anak usia dini.

2. Penyesuaian Sosial, banyak yang percaya bahwa anak-anak yang mudah marah karena memiliki risiko kesalahan penyesuaian sosial yang lebih besar. Misanya menurunnya keterampilan sosial, hubungan dengan teman sebaya, dan popularitas.

3. Penyesuaian Akademik, fungsi lain yang memiliki telah dihubungkan dengan kemarahan anak adalah kesulitan pada bidang akademik.

4. Kesehatan Fisik, Kemarahan sering dikaitkan dengan aspek kesejahteraan fisik seperti penggunaan/penyalahgunaan zat seperti penyakit kardiovaskular.

Dalam perkembangan ini, anak masih belum mampu mengendalikan amarahnya dan belum dapat mengungkapkan bahwa amarah ini turun relatif rendah pada anak usia dini, tetapi  meningkat pada anak usia dini dan tahun kedua kehidupan (Braungart-Rieker et al. , 2010 ). Anak-anak sering marah ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti ketika anak yang marah mencoba mendapatkan mainan yang  diambil oleh temannya. Perkembangan emosi adaptif adalah kemampuan untuk mengekspresikan kemarahan dengan frekuensi, durasi, dan intensitas yang lebih sedikit dari masa bayi hingga anak usia dini. Tingkat kemarahan rata-rata tidak berubah pada masa kanak-kanak pertengahan, tetapi meningkat lagi pada masa remaja atau dewasa muda.

Ketakutan memberikan informasi tentang perkembangan ketakutan pada masa bayi dan anak usia dini. Ketakutan menjelaskan berbagai emosi teoritis dan digunakan untuk mempelajari pembentukan rasa takut. Ketakutan menggambarkan persepsi ancaman, termasuk bagaimana anak-anak pertama kali mengetahui atau mengenali dan membedakan wajah antara ketakutan dari ekspresi emosional lainnya dan ketika mereka merasakan sinyal bahaya di lingkungan. Ketakutan ini sebagian besar umum yang kita alami sebagai anak-anak dan orang dewasa dan bagaimana ketakutan ini terwujud. Ketakutan misalnya seperti takut hantu, takut ketinggian dan takut orang asing mungkin muncul di sekitarnya.

Kesadaran emosional dimulai sejak awal kehidupan. Ada bukti bahwa bayi dapat membedakan antara wajah bahagia, sedih, dan terkejut sejak awal kehidupannya (Field Woodson 1983). Pada usia 4-5 bulan, anak dapat membedakan beberapa emosi negatif, seperti takut, sedih, dan marah. Kemampuan mengkategorikan ekspresi emosi menjadi lebih lengkap pada usia 6 bulan. Pada usia 6-7 bulan, bayi mengkategorikan ekspresi wajah yang berbeda menjadi satu emosi dan bahkan mengenali wajah saat mereka perlahan berpindah dari satu emosi ke emosi lainnya..

Daftar Rujukan:

LoBue, V., Prez-Edgar, K., & Buss, K. A. (Ed.). (2019). Handbook of Emotional Development. Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-17332-6

Palmer, Alyssa R., Shreya Lakhan-Pal, and Dante Cicchetti, Emotional Development and Depression, Handbook of Emotional Development, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun