Mohon tunggu...
Zilyanadelia WVN
Zilyanadelia WVN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Zilyanadelia Wahyu Veronellita Nurdin

Halo, selamat membaca dan semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apakah Temperamen itu Marah?

27 Oktober 2022   20:24 Diperbarui: 27 Oktober 2022   20:27 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Apakah Anda tahu apa arti temperamen yang sebenarnya? Biasanya orang mengartikan temperamen itu sebagai emosi atau kemarahan.

"anak ini temperamen ya"

"temperamen banget sih jadi orang"

Kalimat-kalimat di atas sering kita jumpai bukan? Misalnya pada saat sedang berkumpul, terdapat anak yang cepat marah karena kalah dalam bermain bersama temannya atau seseorang yang langsung pergi karena canda yang berlebihan. Padahal arti temperamen bukan seperti apa yang mereka katakan.

Sebelum itu, kita ketahui terlebih dahulu terkait emosi. Seperti contoh di atas, emosi biasanya dikaitkan dengan temperamen. Terdapat dua jenis emosi yang ada pada manusia, yaitu:

  • Emosi Dasar
  • Emosi dasar ini biasanya dimiliki oleh manusia dan beberapa hewan. Emosi dasar ini ada enam, yaitu ada senang, sedih, marah, jijik, takut, dan terkejut.
  • Emosi Sadar Diri
  • Emosi sadar diri yakni melibatkan kewaspadaan diri untuk mengontrol suatu kesadaran. Emosi sadar diri ini memiliki sifat cemburu, malu, bangga, empati, rasa bersalah, dan menyesal.

Dari dua jenis emosi di atas dapat kita ketahui bahwa emosi ini ada pada diri kita dan sudah ada sejak lahir. Selain itu hal tersebut juga turun temurun, sehingga ketika kita bertemu dengan teman yang memiliki sifat yang sama dengan orang tuanya maka sudah tidak asing lagi.

Lalu apa arti temperamen yang sesungguhnya?

Temperamen ini bisa dikatakan sebagai respon atau reaksi. Temperamen merupakan kepribadian yang dapat menentukan seperti apa kita memberikan respon pada hal yang terjadi dalam hidup. Temperamen ini bersifat emosional individu yang diturunkan secara genetik, rentan pada stimulasi emosi, kekuatan, dan kecepatan dalam merespon.

Perlu diingat bahwa temperamen berbeda dengan emosi. Seperti pada penjelasan terkait temperamen yaitu bagaimana kita berperilaku ketika sedang emosi, sedangkan emosi cenderung pada perasaan yang dapat dirasakan. Orang yang memiliki temperamen cepat marah disebut temperamental. Seperti yang sudah dijelaskan di atas juga, temperamen ini bersifat genetik, begitu juga dengan emosi. Namun, hal tersebut juga bisa disebabkan oleh pengasuhan atau pola asuh. Jika anak usia dini memiliki pola asuh yang buruk makan ia akan memiliki karakteristik temperamen yang buruk juga, begitu pun sebaliknya. Jika anak mengalami kesulitan dalam mengontrol temperamen dan emosinya, maka hal tersebut akan terus terjadi hingga dewasa. Selain itu, ketika ada anak yang mendapat sedikit apresiasi dan perhatian dari orang tua, maka sang anak akan mengalami kondisi di mana temperamen akan lebih susah diatur dan menjadi hiperaktif.

Jadi ketika temperamen diartikan dengan ekspresi marah, maka hal tersebut tidak benar ya atau hanya mitos belaka. Temperamen ini ada yang bersifat rendah, atau seseorang yang tidak mudah mengeluarkan atau mengekspresikan amarahnya atau biasa disebut penyabar. Biasanya, orang yang memiliki kriteria temperamen seperti itu memiliki ekspresi wajah yang tenang dan nada bicara yang lemah lembut. Terdapat tiga jenis temperamen pada anak, diantaranya yaitu:

  • Easy Child
  • Easy Child atau anak yang memiliki temperamen mudah. Anak yang memiliki temperamen jenis ini lebih mudah dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Biasanya ditandai dengan memiliki respon yang baik pada hal baru, kegiatan yang teratur, suka mencoba hal baru, dan murah senyum.
  • Difficult Child
  • Difficul Child atau anak yang memiliki temperamen sulit. Anak yang memiliki temperamen jenis ini sangat berbeda dengan jenis temperamen sebelumnya, jenis temperamen ini cenderung lebih agresif. Anak yang memiliki temperamen jenis ini yaitu biasanya memiliki respon yang kurang baik, kegiatan yang tidak teratur misalnya makan dan tidur, susah mencoba makanan baru, dan biasanya rewel.
  • Slow To Warm Up Child
  • Slow To Warm Up Child atau anak yang memiliki temperamen lambat. Anak yang memiliki temperamen jenis ini biasanya cenderung pemalu dan memiliki rasa tidak nyaman yang berlebih dan lambat dalam beradaptasi. Anak yang memiliki temperamen jenis ini biasanya memiliki kegiatan yang netral, memberi respon samar pada hal baru, dan perlu diperkenalkan berkali-kali dengan hal baru.

Semakin bertambahnya usia pada anak, maka orang tua semakin dapat mengenali temperamen anak mereka sehingga orang tua dapat memberikan respon yang konsisten. Hasil Penelitian Verron & Teglasi (2018) menjelaskan bahwa pada anak yang memiliki temperamen sulit menunjukkan kesulitan dalam mengendalikan kemarahan. Selanjutnya hal ini akan menghambat pemahaman emosi yang dapat memperkuat dampak buruk dari perilaku anak dan mempengaruhi interaksi sosialnya. Permasalahan emosi anak yang belum matang dapat digambarkan dengan temperamen dan kestabilan emosi anak yang rendah. Lalu terdapat juga penelitian Baer et al. (2015) menunjukkan anak dengan temperamen yang emosional cenderung memiliki kompetensi sosial yang rendah dan tingkat masalah sosial yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya bagi orang tua untuk memahami temperamen anak sejak dini dan melakukan praktik pengasuhan yang tepat, agar saat dewasa terbentuk kepribadian yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun