Penggunaan Bio-diesel sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil diperkirakan mempunyai dampak lingkungan yang positif. Bio-diesel selain merupakan sumber energi terbarukan yang tidak beracun dan biodegradable, juga merupakan sumber energi yang emisi pencemarnya rendah, sehingga Bio-diesel dapat dikatakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan.
Namun, permasalahan utama dengan minyak kelapa sebagai biodiesel terletak pada pengubahan peruntukan hutan tropis yang berfungsi untuk menjaga keragaman flora dan fauna serta iklim global menjadi lahan sawit mono kultur. Pencemaran yang diakibatkan oleh asap hasil dari pembukaan lahan dengan cara pembakaran dan pembuangan limbah, merupakan cara-cara perkebunan yang meracuni makhluk hidup dan iklim global dalam jangka waktu yang lama.
Tantangan dalam mengatasi isu lingkunganÂ
Industri kelapa sawit memiliki rantai pasok yang kompleks, melibatkan banyak pelaku dari perkebunan ke pabrik pengolahan. Mengelola semua elemen ini untuk meminimalkan dampak lingkungan adalah tugas yang rumit. Selain itu, sawit memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, sehingga menemukan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan adalah tantangan serius.
Perkebunan kelapa sawit memiliki dampak lingkungan yang signifikan, tetapi dengan pendekatan yang bijaksana, kita dapat mengurangi dampak negatifnya. Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan harus terus menjadi fokus utama dalam mengelola sektor ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H