3. Operasi dan Produksi
4. Pasca produksi
Pada tahap prakonstruksi, diperkirakan belum ada dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif baru akan muncul pada tahap konstruksi, dimana pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan utama yang memberikan dampak, yaitu pembuatan jalur jalan, cut and fill, persiapan area tanam dan pembangunan pabrik. Seluruh kegiatan tersebut akan memberikan dampak negatif diantaranya berupa pengaruh terhadap kualitas tanah, berkurangnya kemampuan tanah untuk menahan hujan, hilangnya/punahnya jenis-jenis tanaman, binatang dan mikroorganisme yang menjaga keseimbangan ekosistem di daerah tersebut, hilangnya area yang biasanya berguna untuk menjaga kelembaban udara dan tanah, hilangnya tanaman tinggi yang menjaga area tropis menjadi bersuhu tidak terlalu panas dan pembukaan lahan luas mempengaruhi iklim mikro yang pada akhirnya berpengaruh pada perubahan iklim global.
Sedangkan kegiatan yang biasanya dilakukan pada tahap operasi dan produksi adalah Pengadaan bibit/pembibitan, penanaman & pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dan tanaman yang telah menghasilkan serta kegiatan Panen, pengolahan CPO & pemasaran hasil. Dampak negatif yang biasanya ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah:
A Kerakusan unsur hara dan kebutahan air tanaman sawit sangat tinggi.
Kebutuhan air siraman untuk bibit 2 liter per polybag per hari disesuaikan
dengan umur bibit. 1000 bi bit= 2000 liter/ hari
b. Kebutuhan air sawit dewasa 10 liter /hari. 1000 pohon = 10.000 liter/hari
c. Tidak kurang dari 1.000 liter air dibutuhkan setiap hari untuk 1 hektar kebun
kelapa sawit.
B. Hutan monokultur sawit mengakibatkan, hilangnya fungsi hutan alam sebagai pengatur tata air (regulate water) dan juga penghasil air (produce water).