Saya dan Tim PKM kelompok 62 Â juga telah membuatkan kedai Bir Pletok dengan desain kekinian yang menarik yang terletak di samping balai RW 04 Ciracas.
Potensi besar pengembangan produk bir pletok varian rasa ini tentu butuh pengelolaan yang tepat guna, ramah lingkungan, dan bermanfaat untuk masyarakat kecamatan ciracas itu sendiri. Untuk melakukan itu semua tidak memakan biaya yang sedikit teman-teman. Lalu gimana sih cara Saya Tim PKM Kelompok 62 mendapatkan dana unutk menyelesaikan program kerja ini??
Yaps, Saya dan Tim sepakat untuk mencetak kupon donasi sebagai metode penggalangan dana, selain itu  Saya dan Tim juga membuat proposal kerjasama yang diajukan ke beberapa perusahaan, Alhamdulillah dengan usaha tersebut Saya dan Tim PKM Kelompok 62 berhasil mengumpulkan dana sebesar  Rp. 12.290.000,-.
Nah, temen temen semua, perlu kalian ingat nih,
Menjaga dan melestarikan budaya asli Indonesia, bukanlah suatu hal yang mudah, di tengah-tengah perkembangan zaman saat ini. Menjaga kebudayaan kuliner asli bangsa sendiri merupakan hal yang cukup sulit, betul nggak sih?? Apalagi ditambah gempuran budaya-budaya kuliner asing sudah masuk dan menjadi kepribadian masyarakat masa kini.
Melestarikan kuliner bangsa sendiri sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, namun untuk menyadarkan diri masing-masing merupakan hal yang sangat sulit. Tidak semua orang paham dan mengerti betapa pentingnya nilai warisan budaya kuliner asli bangsa kita. Dengan dukungan masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah pastinya melestarikan budaya kuliner menjadi hal yang mudah. Masyarakat dengan swadaya sendiri harus bangkit untuk menjaga dan melestarikannya.
Ehh tunggu dulu, disini kegiatan saya dan Tim tidak hanya mengembangkan produk olahan Bir Pletok saja. Saya dan Tim juga berbaur bersama masyarakat RW 04 Kecamatan Ciracas melaksanakan kegiatan potong hewan kurban pada hari raya Idul Adha.