Sebuah timah panas keluar secepat kilat dari revolver di tangan Felix, butir berkilat itu melayang ke arah mobil ke-tiga diantara barisan Gold Fangs sejauh 40 meter.
"Anjir!" ucap anggota Gold Fangs yang kaget ketika sebutir peluru menghantam pintu mobilnya, meleset dari bidikan Felix. Sementara seluruh pengemudi langsung menancap gas, lalu berkelok untuk menghindari bidikan selanjutnya.
"Lo nungguin apa anjing? Kejar! Ah, Setan." ketus Vito kepada Felix, kakinya langsung meraih pedal dan menginjaknya sekeras mungkin. "Woy! Kejar!!!" teriaknya mengeluarkan kepala ke arah anak buahnya.
"Calm down, Man! Lo kira curut bisa kabur apa." balas Felix setengah berteriak, ia berjalan santai menuju pintu mobil yang dikendarainya sendiri. Rexa sudah menyusul, kini barisan Felix ada di belakang lalu menyusul keduanya. "Lambat!" ucapnya mencela ketika melewati Vito.
Ban mobil Reno berderit ketika menghindari peti kemas yang dijatuhkan sebuah spreader di terminal 3, badan mobilnya menyerong dengan ban memutar licin dan mengeluarkan asap. Sementara dua rombongan Gold Fangs yang lain menghindarinya dengan membentuk formasi "V". Sopirnya menginjak rem, lalu menengok ke arah mobil Reno yang dikendarai Fedro. Reno mengeluarkan kepalanya, ia menengok ke arah mobil God Claw yang menyusul lalu berteriak ke arah anak buahnya di depan. "Kabur goblok!!! Ngapain lo semua lihat ke belakang?!!"
"Respect, Man. Lo bossnya, mereka enggak mau ninggalin, lo!"
"Tetap saja, Fed! Kalau mereka nungguin gue, mereka bakalan mati, anying."
Fedro berusaha berusaha keras memutar setirnya yang slip. Tak lama usahanya berhasil, ia langsung menancap gas lalu memimpin kembali anggota Gold Fangs di depan. "Ok fine! Huhuhu!" serunya dengan riang.
Mobil Vito hampir saja menambrak sebuah petikmas yang baru saja diturunkan, ia mengerem dengan cepat hingga mobilnya berputar-putar. Felix menengoknya dari spion, lalu kembali fokus mengejar Vios di depannya. Rexa berhenti tepat di belakang mobil Vito. "Lo lepas rem, tepat menghadap depan, lo injak gas!" tunjuk Rexa menongolkan kepala. "Percaya sama gue, Man!"
Vito dapat mendengar petunjuk Rexa meski gemuruh ban yang berderit-derit begitu tajam menusuki telinganya. Kini, ia menarik kakinya dari pedal rem lalu menancap gas dengan keras. Mobilnya melaju dengan seloyongan hingga akhirnya putaran stir dapat ia kuasai.Â
Beberapa ratus meter di depan, Felix tengah menembaki mobil Gold Fangs yang berjejer dan saling mengatur strategi. Sementara mereka juga menghindar dengan melakukan gerakan berserongan. "Kita enggak boleh berpencar, Fed. Kasihan anak-anak." kata Reno ditengah perbincangan mereka mengenai strategi berpencar lalu bertemu di tempat yang disepakati.