Hengkang, sebuah mujur membuangku
Berkawan kesendirian dengan rongrongan kaum belaka
Selaksa harapan berkerumun, menatap langit dengan kecaman.
Meneduh, kadang kala itu dilakukan
Aaaah ... sama saja
Gersang, himpunan tak berdaya sudah mengepung sana dan sini.
Mengerjap mata?
Sepasang bola hitam tertutup tirai usai malang menentu sendu
Segaris selat kecil bersembunyi di balik temberengnya
Seruas bibir terhantam getaran bah, menggulung tersimpul lalu penyok.
Sebutir kepala jatuh patah dari tandan,
Jatuh dan tergerumuk merengkuh adab susila sebuah perkara
Mengolok-olok, menghina-hina, oceh dan caci maki.
Dua telinga peyang karena terbakar
Tak ada lagi yang bisa didengar
Sebab tak ada yang pantas untuk kudengar
Jakarta, 29 Juni 2000
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H