Mohon tunggu...
Ziendy Zizaziany
Ziendy Zizaziany Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Ziendy Aksara Pandita, dengan nama itu aku merajut kata menjadi lembaran sederhana. Karya: Novel Pendaki Malam, Lembaran Yang Berbicara, Bunda Aku Cinta Anakmu, Antara Kita dengan; Tuhan, Terkunci Serial Cinta Yang Mendewasakan, Anjelica, Lalakon Isvara: Anak Manusia, BROKEN At Home, Terroris Son, Buku Ini Berisi Candu, dan Seharusnya Lo Hidup Begini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesalahan Kecil Penulis Pemula Yang Fatal! Baca ini segera perbaiki!

28 Juni 2020   23:15 Diperbarui: 29 Juni 2020   16:08 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membaca, saya asumsikan Anda adalah penulis fiksi yang benar-benar baru, terima kasih.

Perkembangan dunia kepenulisan merebak hebat, tercium bau pekat dari beberapa penulis muda yang ber-gumun saling antri mengadu ketajaman pena untuk mendapatkan perhatian penerbit.

Beberapa penerbit sudah siap mencari naskah yang terbaik untuk mengadu pangsa pasar, tetapi ada beberapa yang lebih mengutamakan ketenaran karena keuntungan sudah terendus sejak dini, sehingga naskah yang terbit merupakan naskah yang ya begitulah, jika Anda penulis di media online seperti Wattpad maka sudah tahu begitu itu apa.

Penulis lain skeptis antara novel yang terbit adalah revisi penulis atau editor, karena begitu banyak penyempurnaan dengan gaya bahasa yang tidak dimiliki karakter penulisnya.

Selain itu, seharusnya menulis menjadi langkah kreatif dalam membuat karya, tetapi ceritanya itu-itu saja. Saya hanya ingin mengatakan bahwa jika dua kebiasaan ini berlanjut, maka perkembangan sastra tidak akan menemui titik kemajuan.

Dua permasalahan di atas merupakan racun yang akan dirumuskan dalam artikel ini. 

Perkenalkan, saya Ziendy Aksara Pandita sebagai penulis di Kaskus, Wattpad, Gramedia Writing Project, Kompasiana dan beberapa situs berita. Menulis bagi saya adalah sesuatu yang amat menyenangkan, bahkan saya tidak bisa tenang jika tidak menulis, apapun itu.

Kesalahan Pertama: Anti Belajar

Dalam menulis saya selalu belajar dan belajar, saya selalu mengecek kaidah kebahasaan, membaca karya orang lain, atau menonton video tentang cara menulis yang benar. Dalam proses belajar ini, saya menemukan berbagai banyak pola yang mempengaruhi isi tulisan kita. Terkadang Anda berpikir, kalau menulis biarkan saja seperti air mengalir. Ya! Anda benar, tetapi air mengalir mengikuti pola permukaan dan menjalankan sifatnya, yaitu mengisi ruang yang lebih rendah. Jadi, jika Anda tidak memiliki pola maka Anda tidak bisa menjalankan sebuah sifat.

Jika Anda benar-benar baru dalam menulis dan merasa tidak tahu tentang bagaimana menulis itu sendiri, maka Anda harus mengaku dan mulai untuk belajar. Mengaku artinya jujur terhadap diri sendiri, itu hal sulit dan harus dibisakan. Kenapa? Karena ketika Anda sudah terbiasa jujur, Anda akan mulai terbiasa belajar, kemudian terbiasa untuk menulis secara benar.

Dalam proses belajar, Anda sendiri tidak tahu, apa yang harus Anda pelajari. Saya merasakan hal yang sama ketika pertama kali, maka dari itu saya menulis ini untuk menjawab kebingungan Anda. Jadi, Anda sudah belajar pada tahap pertama yaitu membaca, banyak sekali penulis yang enggan membaca, sehingga tidak ada perkembangan yang berarti karena tidak memiliki acuan pertama. Anda bisa membaca karya orang lain, saya lebih menyarankan untuk membeli buku, jadikan itu sebagai investasi untuk karir Anda. Saya akan bahas lebih jauh mengenai apa yang harus dipelajari melalui artikel lain.

Kesalahan Kedua: Tidak Memiliki Premis

Premis adalah hal penting dalam sebuah naskah, berbeda dengan sinopsis atau outline, premis adalah sebuah acuan utama dalam cerita Anda, seperti halnya sebuah pondasi yang akan menentukan struktur rancang bangun yang kita sebut kerangka cerita.

Dalam menuliskan premis tidak ada aturan baku, anda hanya cukup menjelaskan siapa, apa dan tapi. Kenapa begitu? Karena tapi akan menentukan konflik dalam cerita Anda. Sedangkan Apa merupakan yang akan membangun keseluruhan cerita Anda.

Contoh sederhana:

Siapa: Yuna

Apa: Yuna bercita-cita menjadi pilot

Tapi: tidak bisa bahasa Inggris

Setelahnya bentuk menjadi sebuah paragraf, singkat saja.

Yuna bercita-cita menjadi pilot, tetapi tidak bisa berbahasa Inggris karena guru-guru lesnya galak, ia bertemu dengan Iqbal dosen bahasa Inggris lalu Yuna belajar dan menguasai bahasa tersebut.

Maka Anda bisa dengan membangun sebuah story line berdasarkan premis tersebut.

Kesalahan Ketiga: PUEBI

Hal yang wajib sebagai penulis menguasai PUEBI tetapi penulis pemula cenderung tidak memperdulikannya, padahal hal ini penting, karena kualitas naskah yang paling utama adalah PUEBI, dan saya rasa editor akan malas duluan jika naskah Anda memiliki banyak kecacatan dalam penulisannya.

Anda tidak perlu menguasi seluruhnya, hanya sebagian saja. Saya telah membuat daftar untuk Anda dan secara jelasnya akan saya buat di artikel yang berbeda.

  1. Kata sapaan
  2. Kata ganti
  3. Kata depan
  4. Kata baku
  5. Imbuhan
  6. Partikel
  7. Tanda baca

Terima kasih sudah membaca, follow akun saya di Kompasiana.

Dan temukan saya di:

Wattpad: @ZiendyAksaraPandita

GWP: @Ziendy Aksara Pandita

Kaskus: Ziendy Aksara Pandita

Instagram: ziendy_zizaziany

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun