Baik metode Double Diamond maupun Design Thinking memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing yang membuat mereka cocok untuk situasi dan konteks yang berbeda. Double Diamond dengan kerangka kerjanya yang terstruktur dan sistematis sangat ideal untuk proyek yang memerlukan langkah-langkah yang jelas dan terorganisir. Di sisi lain, Design Thinking dengan pendekatan yang berpusat pada pengguna, iteratif, dan kolaboratif sangat cocok untuk menangani masalah kompleks yang memerlukan solusi kreatif dan inovatif.
Pemilihan metode yang tepat bergantung pada kebutuhan spesifik proyek, tim, dan organisasi. Dalam beberapa kasus, menggabungkan elemen-elemen dari kedua pendekatan ini mungkin memberikan hasil yang optimal, menggabungkan struktur dan kejelasan Double Diamond dengan kreativitas dan empati dari Design Thinking.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H