Di mushola itu kami dapat berteduh dengan hanya selembar baju dan celana yang kami kenakan, kemudian dapat pinjaman baju kering dari masyarakat sekitaran mushola itu untuk menghangatkan tubuh kami dengan pakaian kering itu. Hari pertama kami mengungsi di mushiula itu. Makanan serta minuman selalu di suguhkan oleh masyarakat sekitar dengan cukup kepada para pengungsi.
Kala itu, banyak orang tua yang sepuh yang ikut mengungsi. Betapa kasihannya mereka yang sakit -- sakitan, dan mendapatkan cobaan banjir besar yang menghancurkan beberapa bagian rumah mereka.
Kue, air minum, dan makanan yang datang selalu menjadi perhatian bagi para pengungsi. Dorong -- dorongan, berebut makanan, bahkan sampai saling gertak demi 1 bungkus nasi untuk makan saya melihat itu semua.
Selama beberapa hari kami merasakan dan melihat itu. Ooh Tuhan, begitukah penglihatan yang Engkau berikan kepada kami, demi menyadarkan kami bahwa kami pernah lupa bahwa kami perlu banyak rasa syukur saat hidup normal seperti sedia kala, Engkau memberikan kami cobaan sebagai mana hanya untuk menyadarkan kami dari kelalaian hidup kami selama ini .... Â
Kami mohon ampun atas segaala dosa kami, kami sadar bahwa hidup kami harus selalu bersyukur atas-Mu. Mudah -- mudahan Engkau ridhoi hidup kami sampai nanti kami meninggalkan bumi ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H