Hal ini ditunjukkan dari data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang sejak pasca lebaran sampai Minggu 8 Mei 2022 diperkirakan ada 170-an pedagang dan tercatat ada 12 ribu lebih wisatawan berkunjung ke TRP Kartini yang dipusatkan sebagai lokasi perbelanjaan dan rekreasi, hingga diperkirakan 25 milyar uang yang bergerak di wilayah Rembang pada acara Sedekah Laut yang bertepatan dengan tradisi Syawalan ini.
Maka dari itu diperlukannya upaya untuk mengembalikan nilai-nilai moralitas adat dalam tradisi Sedekah laut di Rembang ini dari etos materialisme modern yang akan menilmbulkan dampak negatif bagi kehidupan sosial masyarakat.Â
Apabila Sedekah Laut yang syarat akan nilai spiritualisme hanya diobsesikan sebagai tempat pelarian dari ekses materialisme modern, maka tak ayal tradisi Sedekah Laut akan ditinggalkan. Bahkan hilangnya tradisi Sedekah Laut itu sendiri. Jika perlu masyarkat harus melakukan rekontruksi ulang dan mensosialisasikan kembali sejarah maupun nilai-nilai yang yang terkandung dalam tradisi Sedekah Laut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H