Mohon tunggu...
zidanfahmiii
zidanfahmiii Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka apa aja asal sama kamu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wayang, Warisan Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO

10 November 2022   21:42 Diperbarui: 10 November 2022   22:14 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang kaya akan alam dan budaya. Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia tidak hanya menawarkan atraksi keindahan alam yang sudah dikenal di berbagai belahan dunia, tetapi Indonesia juga memiliki keragaman budaya dari Sabang hingga Merauke. 

Indonesia sendiri tercatat sebagai salah satu negara paling kaya akan budaya di dunia Beberapa budaya Indonesia secara global diakui dan terdaftar di UNESCO. 

Bahkan banyak orang asing (WNA) yang tertarik dengan kekayaan budaya Indonesia dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk tinggal di Indonesia dan berkenalan dengan budaya yang dikagumi ini. Kita orang Indonesia harus bangga dengan budaya yang sudah ada di negara kita tercinta ini dan sudah sepatutnya mau mempelajari dan mewariskannya agar tidak kalah dengan orang asing yang benar-benar memahaminya. 

Wayang adalah salah satu budaya Indonesia yang paling populer di dunia Wayang merupakan salah satu daya tarik seni budaya Indonesia, di antara banyak karya budaya lainnya. Wayang meliputi drama, seni suara, musik, bahasa, sastra, lukisan, patung, dan simbolisme. 

Wayang terus berkembang dari waktu ke waktu dan juga merupakan media informasi, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filosofis dan hiburan.Oleh karena itu, wayang merupakan nilai yang sangat berharga dalam membentuk watak dan jati diri bangsa dan peradaban Indonesia. 

Wayang diperkirakan sudah ada sejak 1500 SM. Hal ini dikenal dan dikembangkan sebagai bagian dari ritual nusantara. Nenek moyang kita percaya bahwa arwah atau arwah orang yang sudah meninggal masih hidup dan dapat membantu yang masih hidup. 

Oleh karena itu, arwah-arwah tersebut dipuja sebagai 'hyang' atau 'dahyang' dan sering dilihat sebagai arca atau berbentuk patung. Dalam perkembangannya, fungsi wayang sebagai sarana pemujaan arwah leluhur juga berkembang. 

Pada zaman Hindu Buddha di Indonesia, cerita Ramayana dan Mahabharata berkembang pesat, menambah karakter cerita yang disesuaikan dengan budaya setempat. Kemudian, dari masa kerajaan Kadiri, atau dari periode Jawa Klasik, kepahlawanan dan cinta dikisahkan, berpusat pada dua karakter utama: Raden Inu Kertapati atau Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji atau Galuh Khandrakirana.Sebuah cerita banci muncul. 

Ada banyak versi cerita ini, tersebar di beberapa bagian Nusantara, antara lain Jawa, Bali, Kalimantan, Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina. Narasi-narasi dalam pementasan wayang tidak menutup kemungkinan untuk menghadirkan narasi-narasi lain selain yang klasik. 

Ketika Islam pertama kali menyebar, wayang digunakan sebagai media dakwah untuk menambah karakter, mengembangkan cerita, dan menyesuaikan alur agar tidak bertentangan dengan ajaran agama. Bahkan, wayang kemudian digunakan sebagai media propaganda politik di zaman yang lebih modern.

Selama jam, wayang masih ada dan terus menjadi saksi evolusi agama dan nilai budaya yang masuk ke Indonesia. Proses akulturasi budaya ini berlangsung begitu lama sehingga seni wayang sangat tahan lama dan dapat dikembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun