Mohon tunggu...
Zidan Amalia
Zidan Amalia Mohon Tunggu... Administrasi - Administrasi

Saya adalah lulusan dari Sekolah Menengah Atas Negeri 03, berpengalaman dalam mengurus hubungan Kerjasama antar pelanggan. Terbiasa dengan proses penginputan maupun output data, memiliki pengetahuan tentang Penginputan Data, Melaksanakan Pengarsipan Data dan pengarsipan data dapat membangun dan memelihara hubungan yang kuat untuk perusahaan, teliti, terampil dan cekatan dalam menginput dan memproses data-data

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kaitan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Budaya Tradisi Nyadran di Jawa Tengah di Masa Modernisasi

4 Maret 2024   14:25 Diperbarui: 4 Maret 2024   14:28 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Tak ada ketentuan jenis makanan yang harus dibawa sehingga akan tampak lebih beragam.Menariknya, dikutip dari laman resmi pemerintah Jawa Tengah, jatengprov.go.id, di beberapa daerah, seperti di Jawa Tengah bagian utara bahkan masih terdapat pantangan untuk mencicipi makanan yang dimasak untuk prosesi Sadranan. Pemimpin atau tokoh masyarakat kemudian akan mengawali acara dengan menyampaikan terima kasih atas berkat yang telah dibawa masing-masing keluarga dari rumah sebelum doa bersama dilakukan. Jika dilihat, tradisi ini memang dikemas seperti halnya kegiatan kajian atau pengajian. Berlanjut ke prosesi kenduri, para peserta akan melantunkan ayat Al-Qur'an serta berselawat. Tak lupa bacaan tahlil dan doa tahlil sebagai penghantar bagi leluhur agar diberikan tempat terbaik di surga. Masyarakat Jawa biasanya juga mempersiapkan persembahan berupa kue apam, kolak, dan ketan yang konon menjadi landasan ritual doa di kala prosesi nyadran,

            Ketiga jenis makanan tersebut kemudian disiapkan ke dalam sebuah wadah yang terbuat dari daun pisang dan ditusuk sepotong lidi di ujung kanan dan kirinya. Tak hanya sebagai persembahan, sajian tersebut juga dijadikan hantaran untuk dibagikan kepada saudara yang lebih tua. Tak sekadar rangkaian ritual, kita dapat memaknai tradisi nyadran melalui sudut pandang yang lain. Hampir seluruh prosesi dilakukan secara bersama-sama sehingga terdapat budaya gotong-royong dalam tradisi nyadran. Nilai-nilai kebersamaan, kerukunan, dan kerja sama juga tampak dalam sebuah tradisi nyadran. Tradisi ini tak hanya diperuntukkan bagi umat Islam. Sering kali masyarakat antaretnis dan agama berkumpul untuk memanjatkan doa bersama-sama.

 

TRADISI NYADRAN DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

            Dengan adanya arus globalisasi menyebabkan segala tatanan kehidupan masyarakat mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa berdampak positif ataupun negatif, tergantung dari bagaimana invidu tersebut menyikapinya. Dilihat dari sudut pandang positif, globalisasi telah memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bisa melakukan segala aktivitasnya dengan cepat dan efisien. Hal itu tidak terlepas dari peranan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat. Seperti pada saat ini masyarakat bisa dengan mudahnya memperoleh segala informasi, baik dari lokal maupun mancanegara. Dengan kata lain, globalisasi telah menghilangkan batas-batas penghalang dalam melakukan interaksi sosial. Akan tetapi, dilihat dari sudut pandang negatif, adanya globalisasi berpotensi untuk menggeser budaya bangsa Indonesia yang telah diturunkan dari leluhur terdahulu. Tentu saja hal ini yang perlu menjadi perhatian utama, khususnya bagi generasi muda yang cenderung meniru budaya asing. Bagi sebagian besar masyarakat, gaya hidup kebarat-baratan atau westernisasi dapat melumpuhkan jati diri bangsa, sebab budaya asing menyimpang dari ideologi bangsa, yaitu Pancasila.

            Pancasila menjadi identitas nasional bahwa, bangsa Indonesia adalah negara pluralis dan multikultural, sehingga budaya lokal yang terbentuk turut andil dalam aktivitas berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, kearifan lokal bisa berperan sebagai perisai untuk menghadapi arus globalisasi dan derasnya kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.

            Kearifan lokal dimaknai sebagai pedoman hidup bagi masyarakat yang didalamnya mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan dan kebijaksanaan, terutama dalam membentuk dan mengarahkan karakter individu untuk menjadi pribadi yang budiman.

            Agar penananam nilai kearifan lokal dapat diwujudkan, pendidikan berperan sangatlah penting dan strategis untuk mewujudkan hal tersebut. Ada alasan yang mendasari kearifan lokal hendaknya diintegrasikan dalam pendidikan, yakni:

 1) kecakapan kearifan lokal dalam bertahan dari budaya asing,

2) kearifan lokal dapat menampung berbagai unsur-unsur budaya,

3) kearifan lokal mampu untuk memadukan budaya asing ke dalam budaya asli,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun