Nama  : Zidan Al Fadlu
NIM Â Â : 20107020007
Matakuliah : Sosiologi Modern A
Dosen Pengampu : Bernando J Sujibto M.A
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Anthony Giddens lahir pada 18 Januari 1983, ia merupakan seorang sosiolog yang berasal dari Inggris Raya. Ia menempuh pendidikan di London School of Econimics. Terlahir dari keluarga yang notabene menengah-bawah, Giddens merupakan satu-satunya anak di keluarga tersebut yang berhasil melanjutkan Pendidikan sampai pada jenjang perguruan tinggi. Di universitas tempat ia menimba ilmu, Giddens belajar tentang psikologi sosial, suatu cabang ilmu yang fokus kajiannya tertuju pada bagaimana struktur sosial dan persepsi individu berjalan secara beriringan. Giddens tumbuh di tengah-tengah masyarakat Inggris yang pada waktu itu sedang menghadapi perubahan sosial karena hadirnya budaya popular dan manuver para kaum muda, Â serta dibarengi perkembangan teknologi modern.
Kondisi masyarakat modern yang pada waktu itu sudah mulai bersikap kritis terhadap nilai dan norma yang telah lama berlaku di tengah masyarakatnya, mendorong mereka untuk memulai sebuah manuver kolektif dalam upaya untuk membentuk kembali struktur sosial yang lama dan menggantikannya dengan yang baru. Â Kondisi tersebut menuntun Giddens untuk mulai memperhatikan perubahan struktur sosial di tengah-tengah masyarakat yang mengalami sebuah proses dekontruksi dan rekontruksi nilai dan norma konservatif. Dari perhatiannya terhadap fenomena tersebut membuahkan sebuah teori "Strukturasi" dan "Agensi", yang nantinya akan menjadi sebuah teori yang masyhur dalam perjalanan sosiologi modern.
Pergumulan penulis dengan Anthony Giddens di mulai dari petualangan membaca sebuah buku singkat yang menjelaskan tentang para tokoh sosiologi dan teorinya. Buku tersebut berjudul Kisah Sosiologi  karya Kevin Nobel Kurniawan.  Buku ini menjelaskan bahwa teori Agensi yang dikemukakan Giddens merupakan sebuah tindakan yang memuat makna dan disadari oleh masyarakat sehingga dapat menguatkan atau melemahkan suatu tatanan sosial di dalam suatu konteks kehidupan bermasyarakat. Sedangkan, strukturasi (structuration) adalah tindakan sosial sehari-hari yang menyebabkan perubahan struktur sosial (aturan dan sumber daya) yang juga berdampak kepada perubahan sistem sosial (pola hubungan antarindividu dan kelompok).
Agensi di sini dimaksudkan ketika sebuah masyarakat mulai menyadari bahwa tatanan atau pranata sosial di tengah-tengah dirinya sudah tidak lagi mampu adaptif dengan kondisi sosial saat ini, masyarakat tentunya akan mulai merasa gusar dengan keadaannya, dari hal tersebut tentu akan menumbuhkan gagasan-gagasan baru yang sesuai dengan suatu perkembangan di tengah masyarakat tersebut. Lalu, gagasan-gagasan itu tidak hanya akan mengendap dalam pemikiran seseorang, melainkan akan melahirkan suatu tindakan sosial. Individu-individu yang mulai merasakan suatu keresahan dalam dirinya, akibat dari tatanan sosial yang tidak mampu mengimbangi gerak perubahan zaman, akan mulai menciptakan sebuah manuver kolektif untuk merubah atau mengganti tatanan sosial lama dengan yang baru.
Sebaliknya, jika tatanan sosial yang lama di rasa cukup sesuai dengan kondisi saat ini, maka tatanan tersebut juga bisa dipertahankan dari pengaruh-pengaruh luar. Dan dari situlah proses strukturasi akan mendorong suatu perubahan pada tatanan sosial sebelumnya. Jika tatanan sosial lama di rasa sudah tidak lagi sesuai dengan kondisi masyarakat, maka perubahan sosial bukanlah suatu yang niscaya. Sedangkan, jika tatanan sosial di rasa mampu untuk menghadapi kondisi saat ini, artinya tatanan sosial tersebut dapat dipercaya oleh suatu masyarakat, maka bukan juga suatu keniscayaan untuk masyarakat mempertahanakan tatanan sosial itu.
Dalam konteks masyarakat Indonesia kita bisa melihat sebuah fenomena yang terjadi saat ini, perkembangan teknologi informasi yang sebegitu masifnya melahirkan sebuah kebiasaan baru yang menggeser kebiasaan lama yang telah melekat dalam kehidupan masyarakat. Sebagai sebuah contoh, kita bisa melihat bahwa dulu sebelum pandemi melanda dunia, ketika seseorang ingin berbelanja, entah berbelanja kebutuhan pokok, fashion atau hanya sebatas membeli jajanan-jajanan kaki lima, seseorang harus pergi ke sebuah tempat perbelanjaan terlebih dahulu, yang mungkin saja jaraknya begitu jauh dari rumah. Â
Namun, saat ini saat pendemi menyambangi kehidupan umat manusia dan dibarengi dengan perkembangan teknologi informasi yang memberikan akses untuk menyederhankan kompleksitas kehidupan. Beranjak dari hal tersebut, segelintir orang atau kelompok tersebut berusaha untuk menghadirkan sesuatu yang memudahkan aktifitas masyarakat untuk berbelanja. Oleh sebab inovasi-inovasi itu, di hadirkanlah aplikasi belanja online sebagai media alternatif  untuk berbelanja. Meski di lain pihak ada juga yang berusaha menolak hadirnya platfrom-platfrom marketplace seperti itu.
Individu atau kelompok yang menggunakan aplikasi-aplikasi pada dasarnya mereka sedang menjalankan sebuah proses strukturasi. Mereka sedang berusaha untuk menyepakati tatanan sosial yang baru, untuk menggantikan cara berbelanja konvensional yang mereka anggap sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Sebaliknya, beberapa yang lain berusaha untuk mempertahankan cara berbelanja konvensional sebagai bentuk strukturasi yang berbeda.
Referensi :
Nobel Kurniawan, Kevin. 2020. Kisah Sosiologi. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Anonymos. 2013. "Biografi Anthony Giddens", https://www.referensimakalah.com/2013/01/biografi-anthony-giddens.html, di akses pada 07 Oktober 2021 pukul 21.02.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H