Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Urgensi Penerapan Ilmu Antropometri dalam Sebuah Keluarga

13 September 2024   06:03 Diperbarui: 13 September 2024   06:16 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pengukuran Tinggi Badan Anak Oleh Ibunya | parenting.firstcry.ae

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan istilah antropometri, ya, secara definisi antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dimensi fisik manusia, ada banyak macamnya, yang paling populer dan sering kita dengar adalah pengukuran tinggi atau panjang badan, berat badan, lingkar lengan atas, serta pengukuran rasio pinggang dan panggul.

Pengukuran antropometri kerap digunakan oleh tenaga kesehatan atau akademisi sebagai assessmen awal, penentu apakah pada pasien/masyarakat yang diteliti atau menjadi sasaran intervensi, memiliki risiko terhadap malnutrisi juga terhadap risiko penyakit degeneratif, sebagai langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan sebuah intervensi.

Kita ambil contoh pada kelompok usia balita, ada program rutin berupa posyandu yang diadakan setiap bulannya. Kegiatan utama posyandu berupa pengukuran antropometri, baik penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan bagi balita usia 2 tahun dan bisa berdiri, juga pengukuran panjang badan dengan telentang untuk baduta, bawah dua tahun.

Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan balita bertujuan untuk mengetahui status gizi pada masing-masing balita itu sendiri, apakah ditemukan proporsi balita stunting ataupun wasting pada sekelompok populasi atau tidak. Posyandu balita juga bersifat rutinan tiap bulan, hal ini bertujuan untuk memantau apakah balita mengalami peningkatan berat badan maupun tinggi/panjang badan balita dari satu bulan sebelumnya, ataukah malah terjadi stagnasi, tidak naik berat badan atau tinggi badannya.

Hasil dari monitoring tiap bulan akan menjadi bahan evaluasi program kebijakan, di tahap manakah harus dilakukan perbaikan, atau program mana saja yang dirasa kurang efektif berjalan di masyarakat untuk dapat ditindaklanjuti dengan perbaikan atau bahkan mungkin mengubah menjadi program baru.

Dalam artikel ini saya tidak akan membahas lebih jauh mengenai kebijakan-kebijakan kesehatan yang ada di Indonesia, tetapi akan berfokus pada penerapan ilmu antropometri bagi sebuah keluarga, sebagai deteksi dini akan risiko malnutrisi pada masing-masing anggota keluarga.

Harus punya timbangan berat badan 

Saya kira hal terkecil yang harus dimiliki dalam sebuah keluarga selain aneka perabot rumah tangga adalah adanya timbangan berat badan. Timbangan berat badan banyak jenis dan harganya, dan setelah saya telusuri dari salah satu online marketplace, satu timbangan digital harganya mulai dibandrol dari 50.000-an saja, sebanding dengan manfaat yang akan Anda dapatkan dari investasi satu timbangan dalam satu rumah.

Berat badan adalah salah satu pengukuran dimensi tubuh yang mudah, tidak memerlukan keahlian khusus dalam melakukan pengukurannya, hanya ada sedikit ketentuannya, yakni saat melakukan penimbangan diharuskan untuk melepas segala aksesoris yang dapat memperberat tubuh Anda, seperti handphone, sepatu/sandal, jaket tebal, dan lain-lain.

Pastikan juga alat timbangan yang digunakan masih dalam kondisi yang optimal, baterai masih hidup dan sering diganti jika frekuensi pemakaian sering, penting juga melakukan kalibrasi pada alat timbang sebelumnya, dengan benda-benda yang memiliki berat pasti yang diketahui, apakah sebuah benda memiliki berat yang sama seperti aslinya, saat ditimbang menggunakan timbangan yang baru beli, ataukah tidak.

Berat badan digunakan sebagai parameter antropometri karena berat badan mudah terlihat dalam waktu singkat dan menggambarkan status gizi seseorang saat ini. Apakah terjadi penurunan berat badan dalam tiga bulan terakhir ini, karena memang ada penurunan asupan makan karena diet ataukah karena adanya penyakit penyerta tertentu, misal kanker yang memang membuat pasien berisiko kakheksia.

Pengukuran Tinggi Badan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun