Tidak seperti saat tinggal di rumah, saat memasak di kos ada tantangan lain selain waktu, yakni terbatasnya alat masak. Biasanya, di dapur bersama, penyewa hanya akan menyediakan wajan penggorengan, pisau dan talenan, juga panci untuk merebus, jarang ditemukan alat kukus, blender, uleg, dan sebagainya.
Sehingga saat memasak pun perlu memikirkan menu masakan apa saja yang mudah dibuat dengan peralatan seadanya, tentu teknik masak menggoreng, menumis, dan merebus adalah jalan tengahnya, sehingga perlu dibuat siklus menu dalam 7 hari ataupun 10 hari untuk mengurangi rasa bosan pada masakan, setelah melakukan list beberapa menu.
Contoh beberapa menu simpel antara lain, tempe-tahu goreng, telur goreng, bakwan sayur, perkedel kentang, ikan goreng, ayam goreng, tumis kangkung, capcay sayur, tumis tempe-kacang, nasi goreng, sayur sop, sayur bayam, sayur asem, soto ayam, dan masih banyak lainnya.
Kemungkinan saat memasak akan memerlukan alat tambahan yang perlu dibeli, mengingat perannya yang begitu penting seperti copper mini/uleg untuk menghaluskan bumbu. Meskipun saat ini juga sudah dimudahkan dengan adanya banyak bumbu instan siap pakai yang dijual di toko kelontong, namun pertimbangan kadar natrium yang cukup tinggi, sehingga tidak baik jika digunakan setiap hari.
Kelola stok bahan makanan
Stok yang wajib ada di kosan adalah bahan pangan yang awet jika disimpan cukup lama tanpa lemari es, antara lain beras, minyak goreng, telur, mie instan, roti, ikan sarden kalengan, minuman sereal, dan beberapa kondimen seperti garam, gula, sambal jadi, cabe tabur, saos, dan kecap.
Untuk bahan pangan yang memiliki masa simpan singkat seperti sayur-mayur juga sumber protein seperti tempe, tahu, juga ayam, sebaiknya membeli dalam jumlah kecil, yang bisa langsung habis konsumsi dalam sehari, kecuali jika memang ada kulkas bersama di kosan, mungkin bisa membeli dengan jumlah 2x lipat, atau sesuai kebutuhan untuk persediaan.
Kunci stok bahan pangan di kos adalah dengan menyusun produk-produk konsumsi terpisah dengan produk non konsumsi, meski memang keduanya berada pada satu ruang yang sama, karena dapat terjadi kontaminasi silang, misalnya bau sabun cuci menempel pada bau roti tawar dan sebagainya jika disusun bercampur pada satu wadah yang sama.
Perhatikan juga untuk wadah penyimpanan gula dan garam, juga persaosan, usahakan disimpan di tempat rapat, tidak ada akses serangga, agar tidak ada semut-semut atau hama yang berdatangan dan membuat kotor kamar kos.
Selain itu, perlu untuk mempertimbangkan besar kecilnya kemasan/jumlah yang dibeli untuk stok bahan pangan sehari-hari, baiknya membeli produk dalam kemasan kecil atau kemasan sachet sekali konsumsi, untuk menghindari mubadzir, meski memang banyak produk yang memberikan harga lebih murah jika beli dalam ukuran besar.
Pernah saat itu, saya memiliki stok telur, tidak banyak memang, setiap beli di warung hanya membeli seperempat kilogram saja, tetapi waktu itu saya lupa bahwa saya beli saat mendekati waktu libur kuliah. Dibawa ke rumah tidak mungkin, dihabiskan juga sudah bosan, alhasil saya bagikan ke tetangga kos yang berkenan, dengan meletakkannya di bagian dapur dan upload di grup WhatsApp kos, daripada terbuang karena telur sudah basi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H