Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Begini Ceritaku 7 Tahun Bersama Motor Lugu

20 Juli 2024   11:01 Diperbarui: 22 Juli 2024   19:29 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Momo, Mio J | Dokumen Pribadi

Saya juga telah berkonsultasi dengan Pak Dirmo, kenapa ban motor saya sering kempes, beliau menjawab kemungkinan ada kebocoran halus pada ban motor Momo, bisa karena faktor ban yang sudah tua, permukaan luar ban yang sudah halus, yang mana sulit mendeteksi sisi mana yang bocor.

Ganti Ban Baru, ternyata Belum Menyelesaikan Masalah

Setelah bertahan selama kurang lebih 7 bulan dengan tambah angin, saya memutuskan untuk mengganti ban baru, depan-belakang untuk Momo, saat itu, pasang sekaligus ganti ban di bengkel habis 500 ribu. Setidaknya investasi di ban daripada terus-terusan tambah angin.

Setelah 3 minggu pemasangan ban baru, tidak ada masalah pada ban Momo. Tetapi tepat di minggu ke 4 setelah pemasangan, sepertinya masalah ban Momo belum tuntas. Ban Momo kembali mengalami kempes yang ditandai dengan berat untuk dituntun. Sehingga harus kembali ke Pak Dirmo, dengan frekuensi yang tidak sesering dulu. Sepertinya, kali ini ada masalah di velg ban, entah kurang presisi atau apa, hingga akhirnya abai dan terbiasa.

Ternyata permasalahan Momo tidak hanya pada ban, tetapi juga pada mesin motor, beberapa kali juga Momo mogok, kalau saya hitung ada sekitar 4 kali, di starter elektrik tidak bisa, starter manual pun sama saja, permasalahan ada di AKI, biasanya kalau panggil montir akan strum AKI agar bisa kembali digunakan. Hingga mogok yang terakhir saya terpaksa ganti AKI atas permintaan montir, akibat AKI rusak dan memang sudah waktunya ganti setelah sekian tahun.

Drama mogok Momo pun akhirnya selesai, Momo pun berada pada performa terbaiknya, sampai akhir masa KKN dan penelitian skripsi yang mengharuskan berkeliling di Wilayah Surabaya Utara dan Timur setiap harinya. Saya memang awam terhadap motor beserta mesinnya, yang saya ingat hanya isi bensin, tambah angin jika ban kempes, ganti oli motor 6 bulan sekali, juga pajak kendaraan setahun sekali. Selebihnya mampir bengkel hanya jika mogok mesin.

Jika saya ditanya apakah menyesal membeli Momo? jawabnya tidak, karena memang sudah konsekuensi beli motor bekas akan ada biaya tambahan untuk pemeliharaan mesin, apalagi baik ayah maupun saya juga tidak terlalu paham mengenai kondisi awal Momo saat pertama kali dibeli.

Ada Rezeki Lebih, dan Memutuskan Beli Motor Baru Pengganti Momo

Sebut saja namanya Blue, honda BeAT CBS warna biru, sengaja mencari yang baru dari dealer, untuk menghindari kejadian yang sama dengan Momo, cukup berat memang berpisah dengan Momo, setelah bersama selama 7 tahun. Namun karena ada kebutuhan mobilisasi yang lebih sering dan jauh, akhirnya Momo diputuskan untuk dijual kembali guna tambahan modal.

Singkat cerita Momo laku 5.750.000, memang harganya menyusut dan tidak genap di angka 6 juta, karena di bulan Agustus ini waktunya Momo untuk bayar pajak, sehingga pembeli hanya berani membeli Momo di kisaran harga tersebut, dan selamat jalan Momo.

Saat akan melakukan test ride dengan Blue, saya cukup excited karena Odometer masih menunjukkan angka 0,1 KM yang menunjukkan bahwa saya adalah orang pertama yang berkendara dengan Blue. Setelah saya lihat dan bandingkan dengan motor Ibu dengan jenis yang sama yakni honda BeAT keluaran 2016, memang tidak banyak upgrade fitur, hanya banyak mempertegas lekukan dan body motor agar terlihat lebih tegas, pembeda ada pada cara bukaan seat/jok motor yang dikendalikan dari depan, satu tempat dengan lubang kunci. Selebihnya Allahumma Baarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun