Kuliah memang tidak wajib, namun seakan menjadi tolak ukur kesuksesan siswa selepas SMA, begitu juga dengan banyak sekolah yang berlomba-lomba memajang para lulusan dengan alamamater barunya, sebagai daya tarik murid baru.
Pengumuman SNBP 2024 sudah diumumkan pada bulan Maret lalu, ada yang berjodoh ada juga yang belum. Timeline saat ini, adalah bagi siswa yang belum berjodoh dengan hasil SNBP, menunggu sambil berdoa akan pengumuman UTBK-SNBT pada Juni mendatang.
Tentu persiapan menjadi mahasiswa baru tidak mudah, bukan hanya menyiapkan pemberkasan daftar ulang, pembayaran UKT, dan perlengkapan ospek. Namun juga perlu menyiapkan kediaman calon mahasiswa baru selama 3-4 tahun mendatang di tempat rantauan.
Saya pernah mendapati kos horror saat masih duduk di semester 7, memang hanya kos sementara, satu bulan masanya, namun cukup berbekas sampai saat ini. Alasan inilah yang membuat saya sengaja menulis artikel tentang beberapa gambaran dari opsi tempat tinggal untuk calon mahasiswa baru agar segera bersiap dan tidak mendapat pengalaman yang serupa dengan saya.
Asrama Mahasiswa
Setiap kampus tentu memiliki asrama mahasiswa sebagai fasilitas yang dapat memudahkan para mahasiswa barunya yang masih binggung menemukan tempat tinggal.Â
Biasanya asrama mahasiswa memiliki kuota tertentu dan tidak semua mahasiswa baru diterima menjadi penghuni. Terkecuali di UIN Malang yang mana mahasiswa barunya wajib asrama selama 2 semester penuh.
Asrama mahasiswa menjadi salah satu kediaman yang cukup diperhitungkan para mahasiswa karena letaknya sangat dekat dengan gedung kuliah, tidak perlu pusing soal transportasi harian. Selain itu, kemanan terjamin dijaga satpam 24 jam, tentu menambah relasi pertemanan satu almamater.
Bagi kampus yang tidak memilik memiliki kewajiban berasrama selama satu tahun, tentu sebagai calon mahasiswa baru harus selalu update informasi di web masing-masing kampusnya, apakah sudah ada pembukaan gelombang pendaftaran untuk penghuni baru asrama atau belum, karena memang siapa cepat dia dapat.
Di asrama mahasiswa ada beberapa kegiatan bermanfaat yang dirancang untuk mengisi waktu luang para mahasiswa juga sebagai sarana mengakrabkan satu penghuni dengan lainnya, seperti welcome party, kajian rutinan, kerja bakti, juga senam bersama.
Kelemahan dari asrama mahasiswa adalah ada kuota yang mana tidak semua mahasiswa baru dapat menjadi penghuni asrama, harga sewa biasanya tahunan dan harus lunas diawal dan tidak bisa refund, ada jam malam dan sanksi apabila melanggar peraturan.
Pesantren Mahasiswa
Pesantren yang dikhususkan untuk para mahasiswa, tidak banyak kekangan dan aturan ketat, mahasiswa bisa membawa handphone, laptop, dan alat elektronik lainnya, dan bebas memakai alat-alat elektronik tersebut.
Saya dulu juga berpengalaman menjadi mahasiswa sekaligus mahasantri di salah satu pesantren di Surabaya. Pesantren itu cukup menyenangkan dan tidak memiliki peraturan yang memberatkan bagi saya. Ada wajib ngaji Al-Quran yang disimak oleh ustad/ustadzah yang dalam satu bulannya mengharuskan mendapat 15x TTD sebagai absensi.
Jika kurang dari minimal absen, ada takzir bayar denda sekaligus sebagai ajang introspeksi karena langsung diberi banyak petuah oleh ustadz/ustadzah. Ngaji kitab kuning biasanya seminggu sekali tepat di hari minggu, ada juga rutinan dziba' bersama setiap malam jumat, juga kegiatan sholat berjamaan 5 waktu yang dipimpin oleh para ustadz.
Satu kamar diisi 4 orang, waktu itu biayanya per bulan sekitar 500 ribu sudah termasuk makan 2x dengan lauk sederhana. Di pesantren hanya menyediakan lemari plastik empat pintu. Untuk kasur, kipas, meja belajar dll, mandiri-beli sendiri.
Memang jaraknya cukup jauh dari kampus, sekitar 3,5 km yang saya tempuh dengan sepeda motor tiap harinya. Namun hal itu sebanding dengan apa yang saya peroleh, saya bisa tetap fokus belajar saat di kampus, namun juga tidak melupakan kewajiban sholat dan ngaji tipa harinya.
Dulu saya mendapatkan pesantren ini cukup mudah, search di Google dan ketik "Pesantren Mahasiswa Terdekat Kampus X", muncul beberapa opsi dan saat itu saya langsung survei dengan orang tua saya. Saat survey tentu dibuka kesempatan seluasnya untuk bertanya terkait aturan, biaya, dan juga bangunan fasilitasnya.
Kos
Kos adalah kediaman yang sangat popular di kalangan mahasiswa, ada banyak macamnya, ada kos putra, kos putri, kos putra-putri, dan kos pasutri. Banyak pilihan harga juga fasilitas yang menyertainya. Semakin lengkap dan nyaman kosan maka semakin tinggi pula harga yang dibandrol.
Di kos, satu kamarnya bisa diisi sendiri ataupun berdua dengan teman, tidak ada jam malam, bebas keluar masuk membawa teman untuk nugas maupun sekedar main bareng. Pembayaran sewa kos biasanya sebulan sekali, namun ada juga yang tiga bulan sekali, maupun tahunan, bisa didiskusikan kembali dengan pemiliki kos.
Mencari kos sangat mudah, bisa melalui aplikasi dengan menyalakan filter apa yang diingini, maupun langsung survei ke kampung terdekat dengan kampus, tidak jarang banyak rumah tangga yang menyewakan kamar atasnya ataupun bangunan sampingnya untuk kebutuhan kos mahasiswa yang bertuliskan "Kos Putri, Minat Hubungi 088xxxxx".
Sedikit saran, pilihlah kosan khusus putri/putra disesuaikan saja, untuk menghindari kejadian yang tidak diingini, mengingat kos memiliki aturan bebas. Selain itu, pilihlah kosan yang masih satu kompleks dengan pemiliki kos, mengingat pemiliki kos dapat membantu kita saat membutuhkan bantuan.
Dan terakhir pilihlah kosan yang dekat dengan masjid, kedai makan, juga tempat fotokopi. Tidak harus sedekat itu memang, namun setidaknya memiliki akses mudah dan mempermudah hidup. Masjid misalnya, berfungsi sebagai pengingat waktu sholat, saat adzan subuh misalnya jika alarm tidak mempan, bisa mengandalkan suara TOA masjid.
Kontrakan
Kontrakan biasanya berbentuk satu rumah sewa, biasanya dalam satu rumah terdapat 4-6 kamar yang bisa diisi 2 orang, juga dilengkapi dengan dapur, kamar mandi, area parkir, jemuran, selayaknya rumah sendiri.
Pembayaran sewa kontrakan biasanya tahunan, misal satu tahun 30.000.000, berarti nanti dibagi dengan jumlah penghuni yang ada, tentu sangat disarankan untuk mencari banyak teman saat akan menyewa kontrakan agar biaya juga lebih ekonomis.
Informasi adanya kontrakan kosong ini bisa diketahui dari mulut ke mulut, biasanya ada kakak tingkat yang post story WA/IG menawarkan kamar kontrakan yang kosong.
Memang kurang fleksibel dan cenderung berisiko, jika saat kita masuk, ternyata banyak yang keluar kontrakan, karena nanti biaya yang semula ditanggung 8 orang harus ditanggung 6 orang. Namun saat ini, banyak juga kontrakan yang sudah fleksibel di pembayaran, bukan lagi dihitung per tahun sewa rumah, tapi dihitung per bulan per orang yang sudah ada harga patoknya.
Cerita Horor Saat di Kost
Akan saya akhiri dengan cerita horror menggelitik yang saya alami. Tenang, tidak se-horor thread twitter maupun yang ada di podcast-podcast horror.
Saat itu, saya masih duduk di semester 7, waktunya magang di salah satu instansi di Surabaya, durasi magang cukup singkat, hanya sebulan lamanya. Saya cukup menyepelekan dan tidak mau ambil pusing terkait kosan yang akan saya tempati nanti.
Karena sudah disibukkan dengan persiapan seragam, buku-buku, serta perlengkapan yang cukup banyak. Tibalah H-7 masuk magang, saya pun mengontak salah satu teman yang juga berkuliah di tempat terdekat instansi tersebut.
Teman saya memberikan rekomendasi kosan yang saya ingini, full wifi, listrik include, ada parkiran, dapur, dan kamar mandi luar. Saat itu dibandrol dengan harga 650/bulan. Fasilitas yang ditawarkan memang cukup lengkap. Sengaja tidak di kosan yang sama dengan teman saya karena sudah penuh.Â
Singkat cerita, sehari sebelum masuk magang, saya diantar kakak ke Surabaya guna membantu membawa barang yang cukup banyak. Kesan pertama untuk kos baru saya adalah realpict, gambar sesuai dengan kenyataan, tempatnya bersih, punya dua lantai, lantai 1 adalah rumah pemilik kos, dan lantai 2 full kosan untuk para mahasiswa.Â
Dari segi kecocokan aman, lanjut di lingkungan sekitar, ternyata kosnya menghadap kebun tanaman toga (obat keluarga), mayoritas diisi bunga telang yang setiap pagi dipanen warga sekitar. Ada satu pos kamling yang berada tepat di tengah kebun tersebut, penataannya cukup bersih dan rapi.
Di dalam benakku saat itu, hanya takjub, karena baru kali ini punya kos yang cukup asri di tengah kepadatan Surabaya. Kakak malamnya langsung kembali meluncur ke rumah, ia hanya sekadar mengantar karena besok harinya harus kembali bekerja.
Sebelum tidur saya pergi ke kamar mandi untuk kebutuhan gosok gigi, cuci muka, dan berwudhu untuk shalat isya yang saya tunaikan sebelum tidur. Seperti biasa, malam itu Surabaya cukup gerah, saya pun menyalakan kipas angin dengan hembusan sedang dan menghadapkannya tepat ke arah saya dengan mode diam, tidak geleng-geleng.
Tidak lama setelah berdoa, saya pun tertidur pulas karena sudah seharian beraktivitas. Tepat pukul 03.15, tiba-tiba saya terbangun karena tubuh penuh keringat. Saya meraba kipas yang cukup dekat dengan saya, dari suara baling-baling kipas masih menyala, namun anehnya kenapa tidak ada angin yang dihasilkan.
Setelah memaksa membuka mata, saya cukup terkejut karena posisi kipas angin berubah membelakangi saya, padahal kipas tidak memiliki kaki. Sontak jantung mulai berdenyut cepat tak beraturan. Mencoba membaca keras surat pendek yang terlintas di benak, sambil menarik nafas agar kembali tenang. Saya anggap sebagai ucapan selamat datang dari penghuni tak kasat mata karena kini kita berbagi kamar bersama.Â
Tersebut adalah gambaran kediaman yang cocok untuk mahasiswa baru, setidaknya dapat memberi gambaran dan bisa disesuaikan dengan kenyamanan masing-masing, satu saran lagi adalah jangan lupa untuk selalu survey lokasi secara langsung. Semoga Bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H