"Wah pulang jam berapa ini kak nanti?" tanya Ayu pada kakaknya
"Gatau juga dek, nanti kalau udah jam 4 kamu ndang pulang aja, gapapa, kakak kan nanti naik mobil jadi tetap aman" jawab Rifka pada Ayu.
Sembari menunggu dan scroll beberapa sosial media, mereka pun cukup bosan dan Ayu mengajak kakaknya untuk pindah ke ruangan atas, sebuah mushola kecil yang masih berada satu lokasi dengan bengkel mobil, lumayan bisa beristirahat untuk meluruskan kaki.
Mereka tidak berniat untuk tidur pada awalnya, namun nyatanya keduanya ketiduran juga. Rifka sedikit panik saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 16.35, kemudian ia mencoba membangunkan Ayu yang masih tidur.
"Dek bangun, udah jam setengah 5, kamu nggak pulang, belum solat juga, ayo cepet" pinta kak Rifka.
Dengan setengah sadar, Ayu berusaha membuka kedua matanya dan membenahi jilbab yang sudah tidak berbentuk lagi. Keduanya pun turun ke bawah untuk berwudhu dan kembali ke atas untuk sholat berjamaah.
Setelah selesai sholat, Kak Rifka bertanya pada pak montir, "Kurang berapa lama lagi pak mobilnya selesai?" dan pak montir hanya menjawab, "Bentar lagi mbak, punyamu masih separuh proses, sabar nggih".
Ayu duduk melamun, pandangannya kosong, ia masih belum menyadari bahwa waktu sudah mendekati jam 5 tepat.
"Ayu, ndang pulang sekarang, keburu gelap, nanti beli bukaan dulu dijalan buat batalin puasamu, sekalian beliin Zafran tahu ya" ucap Kak Rifka.
"Iya kak aku pulang dulu ya" jawab Ayu dengan malas sambil memakai jaketnya.
Ayu pulang di jam 17.05, ia masih harus membeli es untuk buka puasanya dan tahu pesanan adiknya. Ayu memang terbiasa berkendara sendiri dari rumah ke kota, namun ini kali pertamanya ia harus pulang sendiri saat petang.