Lamaran adalah acara simbolis sebagai bukti bahwa kedua calon pengantin siap melanjutkan hubungan mereka pada jenjang yang lebih serius.
Momen lamaran yang paling ditunggu adalah pengutaraan maksud dan tujuan dari pihak mempelai laki-laki yang nantinya dijawab oleh pihak mempelai perempuan dan dilanjutkan penyematan cincin oleh kedua calon mempelai.
Lamaran sudah menjadi tradisi turun-temurun di Indonesia, baik dilakukan secara besar-besaran di gedung atau secara sederhana di rumah sendiri.
Lamaran menjadi momen penting karena merupakan acara resmi untuk mempertemukan dua keluarga.
Selain menyaksikan mempelai laki-laki meminang mempelai perempuan dengan sematan cincin, juga penting untuk dapat bermusyawarah terkait tanggal dan konsep akad serta resepsi kedua mempelai.
Acara lamaran pertama yang terjadi di keluarga kecilku, tepat di bulan Februari lalu.
Sebulan sebelumnya kakak sering mengajakku berdiskusi terkait dekorasi untuk acara lamarannya nanti, tentu sebagai seorang adik yang baik, saya cukup bersemangat dan ingin acaraya nanti dapat sesuai dengan yang ia dan semua orang harapkan, intimate sederhana namun tetap berkesan.Â
Memang banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk mendekorasi acara lamaran sendiri. Di tetangga desa juga ada penyewaan, sengaja tidak mencari di luar kota dengan alasan acaranya dibuat sederhana saja.
Setelah survei ke tempat penyewaan dan melihat katalog yang ada, saya ragu bahwa kakak setuju untuk booking di tempat sewa tersebut, namun tetap kami bertanya-tanya utamanya terkait dengan harga dan fasilitas.
Harga minimal 750.000 sudah ada kursi pasangan, backdrop, dan bunga-bunga artifisialnya, lighting, serta jasa pasangnya. Lebih simpel memang, tinggal terima jadi.