Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Dilema Pemilik, Kucing Outdoor Vs Kucing Indoor

27 Januari 2024   14:03 Diperbarui: 28 Januari 2024   02:00 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi happy cat, bangun tidur (Dok. boredpanda.com)

Mungkin tidak hanya saya yang merasakan dilema, baiknya kucing peliharaan hidup di dalam rumah atau dibebasliarkan di lingkungan tempat tinggal?

Memang keduanya ada poin plus dan minusnya, namun sebagai pemilik, kita seharusnya lebih tahu, mana yang paling tepat diterapkan untuk kucing peliharan kita.

Berikut akan saya bahas beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan kucing kesayangan Anda harus tinggal dimana.

Kucing Indoor Vs Kucing Outdoor

Ilustrasi happy cat, bangun tidur (Dok. boredpanda.com)
Ilustrasi happy cat, bangun tidur (Dok. boredpanda.com)

kucing indoor menghabiskan 24 jam-nya untuk melakukan segala aktivitas makan, minum, tidur, bermain, bab, dan bak di rumah secara terus-menerus, mungkin sesekali diajak bermain ke luar rumah namun tetap berada di area rumah yang dibatasi pagar dan waktu.

Berbeda dengan kucing outdoor, memang tetap berada di rumah untuk aktivitas makan, minum, dan tidur sesekali, namun bisa bebas keluar-masuk rumah sesuka hatinya tanpa diberi batasan, dan itulah yang membuat insting berburunya lebih tajam daripada kucing indoor. 

Meski kucing outdoor sering keluar rumah, namun mereka tidak pernah akan lupa jalan pulangnya, dan mereka biasanya akan mengingat jam-jam makan dan memutuskan untuk kembali ke rumah pada jam tersebut, ya bisa dibilang, pulang ke rumah hanya untuk mampir makan, habis itu berkelana lagi.

Namun, jika ternyata kucing melewatkan jam makannya, maka ada dua kemungkinan, sedang dalam bahaya atau bahkan sudah mati dan sedang berada di musim kawin.

Pertimbangan Kesehatan 

Jika ada pertanyaan, kucing indoor dan outdoor, mana yang lebih memiliki usia hidup lebih lama? Tentu dari kita akan sepakat menjawab kucing indoor, asalkan kucing tersebut tidak memiliki penyakit bawaan sebelumnya.

Kucing yang dibebasliarkan tanpa adanya pengawasan, akan berisiko besar terkena berbagai parasit saat ia berada di alam bebas, entah tertular dari kucing atau hewan lainnya, atau bahkan mereka menemukan sumbernya secara langsung di alam. Parasit bisa seperti seperti kutu, tungau telinga, jamur, kurap, dan cacingan.

Mereka hidup menempel pada inang (tubuh kucing) untuk mendapatkan nutrisi secara cuma-cuma, tentu hal ini akan sangat merugikan kucing, dan dapat membuatnya mengalami masalah kesehatan. 

Jangan dianggap sepele jika kucing Anda terkena salah satu parasit tersebut, karena sedikit banyak akan mempengaruhi nafsu makan dan aktivitas hariannya, sehingga bisa berakibat pada imunuitas kucing yang menurun.

Kucing saya pernah mengalami kutuan secara besar-besaran, saat dibuka bulu lebatnya, wah bisa dilihat banyak kutu berlarian, sungguh ngilu. Sampai-sampai kutunya bisa saya ambil dengan menggunakan tangan kosong. Untuk cara saya membasmi para kutu kucing akan saya bahas lebih lanjut pada artikel mendatang (InsyaAllah).

Selain terkena parasit, kucing juga bisa terkena penyakit infeksi yang mungkin tertular setelah bersosialisasi dengan kucing liar ataupun hewan lainnya yang sudah lebih dulu terinfeksi, seperti ISPA dengan gejala bersin, hidung berair, dan bernafas dengan mulut terbuka. Selain itu juga ada FCV (Feline calicivirus) bergejala mirip dengan ISPA namun juga menyerang mulut dan lidah kucing. Serta ada infeksi mata dengan gejala mata merah, berair, kelopak mata bengkak, dan sering menggosok matanya, dan masih banyak penyakit infeksi lainnya.

Mungkin jika saat ini, kucing Anda termasuk dalam kelompok kucing outdoor, bisa tetap diimbangi dengan rutin memandikannya seminggu sekali, rajin memberikan multivitamin, serta sering melakukan inspeksi/pemeriksaan menyeluruh baik pada tingkah laku, nafsu makan, maupun pada fisik kucing, untuk kemungkinan menemukan luka/gejala suatu penyakit, agar bisa segera diberi pertolongan pertama dan dibawa ke dokter hewan terdekat. 

Sedangkan untuk kucing indoor, penyakit yang bisa berisiko menyerang adalah penyakit yang disebabkan gaya hidup, yakni obesitas/kegemukan, akibat mobilitas terbatas yang akhirnya membuat kucing malas bergerak. Namun tidak menutup kemungkinan, kucing indoor juga akan terkena parasite seperti kutu atau tungau jika kita sebagai pemilik enggan dalam memandikan dan merawatnya secara rutin.

Kucing indoor akan cenderung lebih pemalas dan selalu berada di zona nyamannya, sehingga ia akan terkesan klemar-klemer dan insting berburunya akan menjadi tumpul akibat jarang digunakan. Mungkin sesekali ia akan bermain dan berlarian di rumah yang menjadi tempat bermainnya, namun kemungkinan ia akan merasa bosan jika tidak diimbangi dengan mainan interaktif dan play gorund.

Pertimbangan Keselamatan 

Rumah dimana kucing tinggal juga perlu diperhatikan, apakah rumah yang Anda tinggali bersama kucing berada pusat keramaian, dekat jalan raya yang banyak lalu-lalang kendaraan, ataukah berada di pelosok pedesaan yang jauh dari hingar-bingar kendaraan bermotor.

Pertimbangan ini penting karena bagi kucing outdoor, besar kemungkinan mereka mengalami risiko kesakitan bahkan kematian akibat tertabrak kendaraan bermotor, dan tentu jika sudah begini, tidak bisa hanya menyalahkan pengemudi kendaraan saja, bisa jadi kucing secara sembarangan menyebrang jalan secara tiba-tiba.

Jika sudah begini, alternatif terbaik adalah membiasakan kucing untuk terus berada di dalam rumah yang tentu aman dan terhindar dari banyak kendaraan bermotor. Mungkin, sesekali bisa diajak jalan-jalan keliling kompleks dan menikmati sinar matahari pagi yang menyehatkan dan untuk menghindari kebosanan.

Namun, selain bahaya kendaraan bermotor bagi kucing outdoor, hal yang perlu diwaspadai adalah terkait dengan racun, biasanya orang-orang kerap menggunakan racun tikus sebagai pembasmi terampuh, namun mereka tidak memikirkan apakah umpan yang mereka pasang akan salah sasaran atau menyebabkan hewan lain terkena imbasnya.

Di tahun 2022 lalu, di desa saya pernah ada kasus kematian kucing secara beruntun, setelah di telusuri ternyata praduga penyebabnya adalah salah satu warga desa sengaja memasang umpan beracun untuk tikus, tidak berhenti sampai situ, tikusnya pun akhirnya dimakan oleh kucing. Gejalanya sama, kucing pulang di pagi hari dengan lemas, kemudian beberapa menit kemudian kejang-kejang, dan keluar busa dari mulutnya.

Kucing hanya mengerti bahwa tikus adalah mangsa yang menggiurkan, namun kucing tidak memahami mana tikus yang sedang terkena racun dan mana yang sehat. Sehingga jika kemungkinan kucing Anda menemukan tikus dan membawanya masuk ke dalam rumah, ada baiknya Anda segera pisahkan kucing dari tikus agar tidak termakan karena khawatir tikus sudah mengandung racun dalam tubuhnya.

Bagi Anda yang memutuskan kucing untuk tinggal di luar rumah (outdoor), sebaiknya Anda perlu membatasi jam bermain di luar ruangan, terutama di malam hari. Anda bisa mulai membiasakan jam malam pada kucing, karena saat malam hari adalah jam aktif-aktifnya tikus berburu makanan, selain itu, juga waktu yang tepat untuk orang-orang memasang umpan beracun untuk tikus.

Pembatasan jam bermain diluar ini juga dapat menghindari kucing berkelahi dengan sesama kucing lainnya, karena ternyata dua kucing jantang dewasa jika disatukan akan cenderung berkelahi satu sama lain untuk mempertaruhkan daerah teritorialnya.

Memang cukup sulit diawal karena harus mencari dan memanggil nama kucing secara manual dan konsisten untuk dapat diajak pulang. Namun akan menjadi sebuah habit baru bagi kucing yang akan diterapkan nantinya.

Pertimbangan Stress

Bagi kucing outdoor, lingkungan luar rumah adalah tempat mereka bisa bermain tanpa batas, banyak objek bermain seperti burung/kupu-kupu/capung yang siap mereka kejar dan tangkap, selain itu, kucing juga bebas berlarian, bermain petak umpet di balik semak-semak, maupun memanjat pohon setinggi yang mereka bisa.

Selain sebagai sarana bermain, ketika kucing berada di outdoor, secara tidak langsung mereka juga melakukan exercise untuk dapat menjaga tubuh tetap aktif dan prima.

Berbeda dengan kucing outdoor, kucing indoor sehari-hari hanya boleh beraktivitas di dalam rumah, mereka memiliki rasa bosan yang lebih tinggi tentunya, sehingga sebagai pemilik juga perlu memberikan wadah untuk kucing dapat menyalurkan insting alaminya seperti memanjat, berlari, bahkan mencakar-cakar dengan pengadaan cat tree, scratcher, mainan interaktif, maupun teman sesama kucing.

Karena jika kucing indoor tidak difasilitasi tempat bermainnya sendiri, khawatir malah akan merusak furniture-furniture yang ada di rumah Anda.

Pertimbangan Kebersihan Rumah 

Kucing indoor tentu akan selalu melakukan BAB dan BAK di litter box di dalam rumah, sehingga perlu untuk selalu menjaga kebersihan litter box, selalu membuang kotoran tiap kali kucing habis BAB/BAK, dan merefill dengan pasir baru.

Karena biasanya kucing yang merasa litter box nya sudah penuh dengan kotoran dan tidak kunjung dibersihkan akan membuat kucing BAB/BAK sembarangan. Selain itu, baunya juga akan mengganggu aktivitas orang-orang yang tinggal bersama kucing. Sehingga untuk kucing indoor, selain makan dan minumnya diperhatikan, kebersihan litter box juga sangat diperlukan.

Kucing indoor mungkin hanya akan mengotori rumah dengan bulu-bulu mati yang terjatuh di setiap sudut rumah, atau bahkan menempel pada sofa dan kasur. Pemilik perlu untuk melakukan pembersihan rutin seperti menyapu dan membersihkan furniture dari bulu-bulu dengan roll pembersih bulu.

Sedangkan untuk kucing outdoor, akan melakukan BAB/BAK di dalam rumah juga di luar rumah, sehingga kuantitas BAB/BAK yang ada di litter box dalam rumah tentu tidak sebanyak kucing indoor, yang perlu menjadi perhatian adalah ketika kucing BAB/BAK di luar rumah, dikhawatirkan akan terkena cacingan.

Kucing outdoor tidak hanya mengotori rumah dengan bulu rontokannya, namun juga pasir yang menempel di kaki-kaki mereka saat sedang bermain diluar, selain itu biasanya kucing juga akan membawa daun, ranting, bahkan hewan buruannya seperti cicak masuk ke dalam rumah, sebagai oleh-oleh yang dibawa kepada pemiliknya.

Memang sebuah konsekuensi, jika memelihara kucing, juga harus siap selalu menjaga kebersihan, baik rumah, litter box kucing, maupun si kucing itu sendiri.

Kesimpulan

Kucing yang hidup di dalam rumah maupun dibebasliarkan itu adalah hak masing-masing pemilik, karena pemilik yang lebih tahu mana yang terbaik untuk kucingnya dengan segala pertimbangan kesehatan, keselamatan, stress, juga kebersihan rumah itu sendiri. Terimakasih semoga bermanfaat.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun