Mereka hidup menempel pada inang (tubuh kucing) untuk mendapatkan nutrisi secara cuma-cuma, tentu hal ini akan sangat merugikan kucing, dan dapat membuatnya mengalami masalah kesehatan.Â
Jangan dianggap sepele jika kucing Anda terkena salah satu parasit tersebut, karena sedikit banyak akan mempengaruhi nafsu makan dan aktivitas hariannya, sehingga bisa berakibat pada imunuitas kucing yang menurun.
Kucing saya pernah mengalami kutuan secara besar-besaran, saat dibuka bulu lebatnya, wah bisa dilihat banyak kutu berlarian, sungguh ngilu. Sampai-sampai kutunya bisa saya ambil dengan menggunakan tangan kosong. Untuk cara saya membasmi para kutu kucing akan saya bahas lebih lanjut pada artikel mendatang (InsyaAllah).
Selain terkena parasit, kucing juga bisa terkena penyakit infeksi yang mungkin tertular setelah bersosialisasi dengan kucing liar ataupun hewan lainnya yang sudah lebih dulu terinfeksi, seperti ISPA dengan gejala bersin, hidung berair, dan bernafas dengan mulut terbuka. Selain itu juga ada FCV (Feline calicivirus) bergejala mirip dengan ISPA namun juga menyerang mulut dan lidah kucing. Serta ada infeksi mata dengan gejala mata merah, berair, kelopak mata bengkak, dan sering menggosok matanya, dan masih banyak penyakit infeksi lainnya.
Mungkin jika saat ini, kucing Anda termasuk dalam kelompok kucing outdoor, bisa tetap diimbangi dengan rutin memandikannya seminggu sekali, rajin memberikan multivitamin, serta sering melakukan inspeksi/pemeriksaan menyeluruh baik pada tingkah laku, nafsu makan, maupun pada fisik kucing, untuk kemungkinan menemukan luka/gejala suatu penyakit, agar bisa segera diberi pertolongan pertama dan dibawa ke dokter hewan terdekat.Â
Sedangkan untuk kucing indoor, penyakit yang bisa berisiko menyerang adalah penyakit yang disebabkan gaya hidup, yakni obesitas/kegemukan, akibat mobilitas terbatas yang akhirnya membuat kucing malas bergerak. Namun tidak menutup kemungkinan, kucing indoor juga akan terkena parasite seperti kutu atau tungau jika kita sebagai pemilik enggan dalam memandikan dan merawatnya secara rutin.
Kucing indoor akan cenderung lebih pemalas dan selalu berada di zona nyamannya, sehingga ia akan terkesan klemar-klemer dan insting berburunya akan menjadi tumpul akibat jarang digunakan. Mungkin sesekali ia akan bermain dan berlarian di rumah yang menjadi tempat bermainnya, namun kemungkinan ia akan merasa bosan jika tidak diimbangi dengan mainan interaktif dan play gorund.
Pertimbangan KeselamatanÂ
Rumah dimana kucing tinggal juga perlu diperhatikan, apakah rumah yang Anda tinggali bersama kucing berada pusat keramaian, dekat jalan raya yang banyak lalu-lalang kendaraan, ataukah berada di pelosok pedesaan yang jauh dari hingar-bingar kendaraan bermotor.
Pertimbangan ini penting karena bagi kucing outdoor, besar kemungkinan mereka mengalami risiko kesakitan bahkan kematian akibat tertabrak kendaraan bermotor, dan tentu jika sudah begini, tidak bisa hanya menyalahkan pengemudi kendaraan saja, bisa jadi kucing secara sembarangan menyebrang jalan secara tiba-tiba.
Jika sudah begini, alternatif terbaik adalah membiasakan kucing untuk terus berada di dalam rumah yang tentu aman dan terhindar dari banyak kendaraan bermotor. Mungkin, sesekali bisa diajak jalan-jalan keliling kompleks dan menikmati sinar matahari pagi yang menyehatkan dan untuk menghindari kebosanan.
Namun, selain bahaya kendaraan bermotor bagi kucing outdoor, hal yang perlu diwaspadai adalah terkait dengan racun, biasanya orang-orang kerap menggunakan racun tikus sebagai pembasmi terampuh, namun mereka tidak memikirkan apakah umpan yang mereka pasang akan salah sasaran atau menyebabkan hewan lain terkena imbasnya.