Mohon tunggu...
Ziaw Noha
Ziaw Noha Mohon Tunggu... Akuntan - Menulis adalah nafasku

Aku menulis karena aku mencintainya. Di setiap ide-ide yang terlintas dalam benakku, di setiap aksara yang tergores dari penaku dan di setiap kebenaran yang terpancar untuk masyarakatku. Sungguh, aku mencintainya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan 10 November

10 November 2021   09:47 Diperbarui: 10 November 2021   10:08 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Ziaw Noha

Kuhitung kerlip bintang
Serupa jasa pahlawan-pahlawanku
Sekejap nampak, sekejap pendarnya tak lagi cemerlang
Digempur arus globalisasi milenial baru

Pahlawanku
Dulu asa-mu larung bersama angin
Mengibarkan merah putihku
Terhirup di setiap denyut nadiku

Angin juga mengabarkan perjuanganmu
Peristiwa merajut akar kemerdekaan negeriku
Kala itu, menggema dahsyat di tanah airku
Tak terperi selaksa pilu bertalu

Hujan 10 November
Yang deras bukan air tapi peluru membara
Yang jatuh bukan air tapi rumpun-rumpun nyawa
Yang menggenang bukan air tapi simbahan darah
Yang banjir bukan air bah tapi air mata

Perjuangaku kini bukan melawan serdadu
Bukan pula menantang bulir-bulir mesiu

Kolonialisme temporer serupa kabut beracun
Merasuki pori-pori tunas  Ibu Pertiwi
Kebanggaan NKRI terucap dari lidah
Tapi tiada tercermin oleh laku raga
Adat daerah musnah
Berganti adat negeri antah-berantah

Pahlawanku
Bilakah kutemukan penerusmu?
Bercita-cita tegakkan Pancasila
Bermoral mulia warisan leluhur
Berwawasan luas pemikiran mutakhir
Bermental kuat, tak gentar dihadang kematian
Demi keadilan rakyat, siap melarat

Hujan 10 November
Bilakah kutemukan penerus pahlawanku?

Jakarta, 10 November 2021

*) Puisi ini didedikasikan untuk menyambut Hari Pahlawan

Foto: combiboilersleeds.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun