Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisnis Mahasiswa Indonesia di Mesir Amburadul?

11 April 2019   10:07 Diperbarui: 12 April 2019   09:50 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai Masisir!
Hai para Masisir pembisnis!
Bisnis apa hari ini?!
Udah pada laku barang jualannya nih?

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa minat mahasiwa Indonesia di Mesir (Masisir) untuk berbisnis semakin kesini semakin ramai. Senada dengan isu pemerintah yang mencanangkan revolusi industri 4.0, jauh sebelum itu Masisir telah bergerak ke peningkatan ekonomi dengan bisnis mandiri. 

Sejak 4-3 tahun terkahir perbisnisan di Masisir mulai meledak, banyak diantara Masisir yang mulai jualan berbagai macam barang, mulai dari barang bekas, barang-barang baru, makanan, pakaian, asesoris, bagasi pesawat dan bahkan jasa. 

Berawal dari grup Facebook yang khusus digunakan untuk promosi barang jualan, berbagai jenis barang bisa ditemukan disana sekaligus harga dan nomor Hp yang bisa dihubungi. Sayangnya kita tak tahu kapan barang-barang yang kita minati akan muncul di halaman grup jualan tersebut. 

Sering kali saat kita menemukan barang yang kita cari ternyata sudah habis terjual karena telat menemukannya atau beritanya sudah tenggelam jauh. Sering juga saat ingin mencari barang yang kita minati sangat payah, kadang harus men-skrol hingga ke bawah sekali sampai ke postingan berbulan-buluan sebelumnya. Apakah seperti ini efektif?

Sebelumnya kita cerita dulu tentang bagaimana perkembangan bisnis di Masisir. Saat ini jumlah Masisir ada sekitar 7000-an. Kedepannya akan terus bertambah dan penurunan angkanya tidak akan terlalu signifikan melihat volume yang datang dan pulang tidak seimbang. Bisa jadi 3 atau 4 tahun kedepan jumlah Masisir akan mencapai angka 10.000 orang. Jumlah ini belum termasuk tenaga kerja yang beradi di Mesir. 

Sebab lahan bisnis di Mesir pasarnya bukan hanya ruang lingkup mahasiswa tapi juga tenaga kerja, bisa jadi ada 13.000 orang Indonesia yang ada di Mesir beberapa tahun kedepan.

Indonesia dan Mesir sama-sama kita tahu ada banyak perbedaan. Mulai dari kebiasaan masyarakat, kebutuhan sehari-hari seperti pakaian dan makanan amatlah berbeda. Style berpakaiaan kita berbeda jauh dengan masyarakat Mesir. 

Mahasiswa Indonesia yang kebanyakan tamatan pesantren, dipastikan lebih banyak menggunakan celana dasar dan menggunakan sendal kemana-mana, disamping ada yang menggunakan levis dan sepatu. Namun masyarakat Mesir khususnya mahasiswanya memang hampir seluruhnya menggunakan levis dan sepatu kemana-mana. 

Lalu makanan, perbedaan cita rasa dan selera juga sangat mencolok antara Indonesia dan Mesir. Mesir kebanyakan makanannya memiliki rasa yang asam, tidak banyak campuran dan alami. Sedangkan kita Indonesia makanannya banyak yang manis-manis, banyak campuran dan adonan, dan olahan. Perbedaan ini tampak dari banyaknya menu makanan kita orang Indonesia.

Lihat saja untuk membuat gulai khas Padang saja ada banyak bumbu yang dipakai, ini menunjukkan selera kita dan kreativitas orang Indonesia lebih tinggi daripada orang Mesir. Bagi orang Mesir ngemil bawang merah adalah biasa bagi mereka, bagi kita?! Mana kuat!

Lalu kita perhatikan jumlah Masisir yang berbisnis akan kita temukan jumlah yang tidak sedikit, alias banyak! Bisa kita lihat ada berapa grup jual beli Masisir di Whats App. Bisa jadi ada puluhan atau ratusan. Untuk grup pembisnis bagasi pesawat saja ada belasan, belum lagi yang lain. 

Pada grup-grup perhimpunan seperti kekeluargaan, organisasi, jurusan, komunitas dan lainnya pasti akan kita temukan ada yang promosi barang jualannya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa semakin kesini ledakan bisnis di Masisir akan semakin besar. Ritme bisnis Masisir pun berubah-rubah, dahulu kebanyakan orang bisnisnya adalah membuka restoran atau rumah makan, lalu ada yang mengkomersilkan bagasinya yang kosong, mulailah berbondong-bondong Masisir menjadi pembisnis bagasi pesawat. 

Sebab keuntungannya sangat besar jika seseorang sudah menjadi members dari sebuah maskapai. Dengan keuntungan yang berkali lipat dibandingkan dengan bekerja di rumah makan selama sebulan. Ditambah lagi dengan permintaan barang  yang tinggi dari Indonesia ke Mesir. Maka bisnis bagasi menjadi lahan basah bagi Masisir.

Namun sekarang ada tantangan baru bagi pembisnis bagasi, khususnya bagi mereka yang telah menjadi members bagi maskapai langganannya dengan dikuranginya jumlah bagasinya, yang semula 46 kg kini menjadi 40 kg atau kurang lagi. 

Memang hanya 6 kg atau berapa kg yang dikurangi, tapi setelah dihitung-hitung beberapa kg yang hilang itu nominal uangnya ternyata cukup banyak dan merugikan. Bagaimana para pembisnis bagasi menghadapi tentangan ini kedepannya? Apakah bisnis bagasi akan tetap eksis dengan berkurannya kapasistas bagasi maskapai langganan mereka?

Dengan banyaknya grup Whats App dan Facebook jual beli dan bisnis Masisir, boleh kita anggap ada sekitar 10% Masisir yang melakukan praktek bisnis di Mesir. Andai Masisir ada sebanyak 7000 orang maka ada 700 orang yang berbisnis. 

Wah, ini angka yang fantastis untuk meningkatkan ekonomi Indoneisa dan Mesir. Tentu angka 700 orang adalah angka hitungan kasar, boleh jadi benar boleh jadi tidak, bisa jadi angkanya lebih besar lagi dan bisa jadi lebih kecil, sebab belum ada surve yang melakukan penelitian atas persentase pembisnis di Masisir.

Kenapa berani menetapkan angka 700 orang sebagai pembisnis di Masisir?

Sebelumnya, 700 orang ini bukan saja untuk para Masisir pembisnis, masuk juga padanya Masisir yang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Baik bekerja dengan orang Indonesia di restoran, travel, guru, dan lainnya. Lalu mereka yang bekerja dengan orang Mesir, seperti kerja di hotel, jual tiket dan lainnya. 

Nah ini adalah kategori pertama dari 700 orang tadi, yaitu pekerja. Kedua adalah pembisnis, mereka yang punya barang, produk dan jasa tertentu yang dikomersilkan, ini yang paling banyak. Pembisnis bisa dikategorikan juga, ada pembisnis aktif dan pembisnis pasif. 

Pembisnis aktif adalah mereka yang produktif dan konsisten waktunya berbisnis. Sedangkan pasif adalah kebalikannya, yang kurang produktif dan waktunya tidak beraturan. Terlepas dari hasil yang mereka dapatkan, pembagian kategori ini tidak akan mempengaruhi hasil para pembisnis, sebab kategori ini adalah gaya berbisnis dan keefektifan seseorang dalam berbisnis.

Jika melihat di lapangan, wadah promosi yang digunakan oleh para pembisnis adalah Facebook dan Whats App. Facebook terbatas pada postingan di profil pribadi dan grup jual beli. Sedangkan Whats App juga demikian, pada story pribadi dan grup-grup . pertanyaannya, apakah ini efektif?

Jawabannya, TIDAK dan IYA

Kita jawab dulu 'IYA', ini tergantung pada kebutuhan Masisir sendiri, jika barang yang dijual adalah seperti kebutuhan rutin dan banyak orang, maka dengan memosting di grup-grup tersebut sudah cukup. Seperti bagasi pesawat. 

Dengan banyaknya jumlah Masisir yang berbisnis seperti yang kita utarakan di atas tadi, yang kebanyakan produk mereka didatangkan dari Indonesia, maka bisnis bagasi pesawat menjadi perantara yang sangat dibutuhkan, layaknya jasa pengiriman barang di Indonesia. Lalu bagaimana dengan bisnis lainnya seperti madu, buku, peci, makanan, dan lainnya. Jika kita hanya memosting di grup-grup Whats App atau Facebook plus story-nya, belum tentu barang kita akan selalu dilihat oleh pembeli. 

Mungkin dalam hitungan menit saja promosi kita sudah tenggelam jauh ke bawah dan sudah malas orang untuk men-skrolnya lagi. Apalagi jika ada yang promosi barangnya secara sembarangan dan asal grup orang, bisa jadi di-blacklist jualannya dari grup tersebut, kejadian seperti ini sering terjadi di Masisir.

Keefektifan dalam berbisnis tentu juga mesti diperhatikan oleh Masisir pembisnis hari ini. dengan jumlah pesaing yang semakin banyak dan pasti akan bertambah setiap harinya. Maka jika hanya menggunakan media yang ada seperti Whats App dan Facebook belum tentu akan membuat barang kita dilirik oleh banyak pembeli. Apalagi masalah yang cukup unik di sebuh grup jual beli isinya ternyata adalah para penjual semua, tentu yang terjadi adalah promosi sesama penjual, lucu bukan? Inilah jawaban untuk 'TIDAK'.

Ketimpangan dalam peluang berbisnis ini tak ankan dirasakan bagi mereka yang bisnisnya sudah laku atau barangnya sudah diminati banyak orang. Tapi ketimaangan peluang ini sangat dirasakan bagi mereka yang baru memulai berbisnis, baru coba-coba dan kebanyakan ini adalah mereka yang baru menikah atau sudah berkeluarga. 

Dan juga bagi mereka yang barang bisnisnya belum terlalu terkenal atau baru pertama kali dikenalikan di pasar Masisir. Nah, kesamaan peluang itulah yang mesti disatabilkan, agar pasar lebih bebas dan tidak ada monopoli pasar oleh sebagaian pihak. Setuju gak?

Lalu apa solusinya?

Sudah saatnya ada orang yang mengambil peluang bisnis pada kondisi perbisnisan Masisir yang amburadul ini. Saatnya kita memberikan kesempatan yang sama bagi siapapun untuk berbisnis, kesempatan yang sama untuk setiap barang dilihat dan dipilih oleh pembeli. 

Dan membuka pasar produk Masisir untuk lebih luas lagi, bisa dilihat bukan hanya oleh Masisir atau tenaga kerja yang berada di Mesir tapi juga Indonesia ataupun dunia. Sebab Mesir memiliki produk-produk yang tak dimiliki Indonesia dan dunia, tapi itu sangat dibutuhkan, seperti buah zurruyat, zaitun, baju gamis, kurma muda dan lainnya. Produk-produk ini tak terfasilitasi ke kancah publik dengan efektif sehingga ia hanya terbatas pada ruang lingkup kecil dan parahnya tidak laku.

Maka solusinya adalah, harus ada orang yang menciptakan aplikasi khusus untuk memediakan para pembisnis Masisir. Sebuah aplikasi yang bisa menampung para pembisnis untuk menjual produknya. 

Setiap orang bebas menjual apa saja tanpa perlu takut barangnya tenggelam oleh promosi orang lain. Aplikasi yang menyedikan akun dan lapak bagi setiap orang. Keuntungan dengan adanya aplikasi khusus untuk Masisir adalah agar fokusnya pada Masisir. Secara umum kredibelitas Masisir masih tinggi dan orang masih percaya. Pengkhususan ini juga meningkatkan produk dan kualitas barang-barang bisnis Masisir. 

Keuntungan lain adalah mudahnya di akses oleh siapapun, baik bagi mereka yang di Mesir ataupun di indomesia, jadi gak pelrlu takut lagi barangnya gak dilihat orang atau promonya tenggelam.

Aplikasinya sederhana saja, cukup kategorikan setiap barang yang dijual, seperti makanan, buku, pakaian, asesoris, tiket pesawat dan lainnya. Jika ingin lebih efesien dan maju lagi, sertakan promosi bagasi pesawat, sehingga memudahkan bagi mereka yang ingin membeli produk Mesir dari Indonesia, ataupun bagi siapapun yang ingin membeli bagasi pesawat. Aplikasi ini tentu memecahkan masalah yang ada pada pembisnis Masisir dan masisir sendiri. 

Setiap orang mendapatkan haknya masing-masing untuk dapat menjual barangnya tanpa harus takut tenggelam oleh promo orang lain, dipastikan barangnya bisa dilihat oleh setiap pembeli. Bisnis bagasi akan semakin laku karena jadwal mereka akan terpampang pada aplikasi tersebut. 

Sudah berapa banyak kesulitan Masisir yang diatasi oleh aplikasi ini? banyak bukan? Pembisnis dan pembeli sangat dimudahkan oleh aplikasi ini. Gak perlu capek-cepek lagi para ibu-ibu untuk boardcast di grup wa ibu-ibu tentang bisnis mereka, gak perlu lagi ibu-ibu bikin story wa-nya yang banyak kebangetan. Tinggal posting di aplikasi Masisir dan biarkan pembeli datang sendirinya. Luar biasa, bukan? 

Sekali lagi, siapa yang mau menggarap lapangan bisnis ini? menyelesaikan masalah bisnis Masisir yang maburadul dengan apliaksi? Jangan salah, jika aplikasi ini laku akan akan mendatangkan uang yang tidak sedikit loh! 

Menyelesaikan masalah banyak orang dengan mendapatkan uang gak tertarik tuh?! Dan jangan lupa, andaikan aplikasi ini ada maka pasar masisir akan lebih luas, bukan hanya Mesir- Indonesia tapi juga dunia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun