Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antusias Mahasiswa Al Azhar Kedatangan Pakar Syi'ah

9 Februari 2019   12:19 Diperbarui: 9 Februari 2019   12:28 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah dua kali diadakannya diskusi dan bincang santai bersama pakai syi'ah dari Indonesia DR. Syamsudin Arif, M.A di Kairo, Mesir. Pertama diadakan pada tanggal 7 Februari di auditorium Keluarga Pelajar Jakarta (KPJ) Mesir. Dan kedua diadakan pada tanggal 8 Februari  di Ruwaq Indonesia.

Pada pertemuan pertama yang diadakan di auditorium KPJ Mesir terdiri dari 2 sesi. Sesi pertama DR. Syamsudin bercerita tentang perjuangannya mencari fakta terkait fatwa dari mantan Grand Syekh Al Azhar Mahmud Syaltut tentang Syi'ah. Bagaimana kerumitan yang ia rasakan saat mengunjungi instansi-instansi yang berhubungan dengan data yang ia miliki.

Ada berbagai kelucuan dibalik kesulitan yang ia alami. Seperti biasa seperti birokrasi, dilempar kesana-sini, dan reaksi orang Mesir dengan kekhasannya yang bikin geleng-geleng kepala. Namun tetap kepayahan itu hanya menjadi candaan dibalik harapan yang besar dari penelitian yang sedang ia tekuni saat ini.

Pada sesi kedua lebih kepada diskusi lepas. Ketika ruang tanya jawab dibuka berbagai pertanyaan dilemparkan kepadanya. Dari berbagai aspek, seperti sekularisme, modrenisme, manhaj, teori evolusi dan berbagai pertanyaan seputar pemikiran Islam modern ini. Seolah para peserta yang hadir tidak segan-segan melempar berbagai macam pertanyaan kepada DR. Syamsudin Arif ini. Peserta yang kurang dari 50 orang ini cukup membuat alur diskusi menjadi cukup menarik. 

Sebab berbagai pertanyaan muncul dari orang-orang berbeda, latar belakang berbeda, bacaan berbeda, dan pengalaman yang sangat berbeda. Semua perbedaan ini berhasil memantik ilmu DR. Syamsudin keluar. Dan diskusi yang dijadwalkan pukul 16:00 Clt berakhir pada pukul 20:00 Clt. 

Sebagian peserta merasa ini pertama kalinya mahasiswa Indonesia yang mempunya minat yang sama yaitu pemikiran Islam berkumpul. Rencananya akan dibuat komunitas Yesterday Forum, sebagai wadah tempat pegiat pemikiran Islam bisa berbagi dan berdiskusi tentang tema-tema tertentu.

Lalu pada tanggal 8 Februari diadakan seminar tetang Syi'ah di Ruwaq Indonesia. Pada kesempatan kali ini dihadiri lebih dari 100 peserta. Sebenarnya tema syi'ah bukanlah tema yang sedang menarik untuk dibahas saat ini, namun karena nama Syamsudin Arif sudah sangat populer diberbagai kalangan, inilah yang menjadi daya tarik dari seminar kali ini. 

Apalagi dengan menjadinya DR. Syamsudin sebagai founder dan peneliti dari Insists membuat para peserta semakin penasaran dengan fakta yang akan ia beberkan.

Seminar kali ini dimulai pada pukul 18:00 Clt setelah sholat Maghrib. Pemaparan materi hanya sekitar satu jam, lalu berlanjut pada sesi yang ditunggu-tunggu yaitu sesi tanya-jawab. Pada pemaparan materi DR. Syamsudin membagi Syi'ah pada 3 katergori, pertama dari sisi terminologi yaitu bermakna pengikut. Kedua dari sisi politik, yang lahir pada saat Ali terpilih menjadi khaifah keempat, dan ini telah habis atau tidak ada lagi, terangnya. Ketiga ideologi, bagian inilah yang ada hingga saat ini.

Kembali sesi tanya-jawab menjadi momen yang menarik untuk dinikmati. Berbagai pertanyaan menggigit dan dileparkan kepada DR. Syamsudin. Disinilah sisi lain DR. Syamsudin keluar, ia terkadang tidak menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan dari para penanya. Sekali pernah ia bertanya balik tentang keabsahan atau kebenaran dari referennsi penanya, sisi ini yang sangat mengedukasi peserta yang hadir. 

Biasanya pemateri mungkin akan langsung meluruskan sendiri dari pertanyaan yang tak berlandasan tapi ia mencoba melakukan yang berbeda hingga membuat semuanya berpikir dan bertanya dengan referensi yang kuat.

Juga sering ia tak menjawab pertanyaan yang dilemparkan, ia menyuruh agar pertanya mencari jawabannya sendiri. Dikarenakan mungkin jawaban pertanyaan mudah untuk dicari atau pertanyaan tersebut memang kewajiaban peserta sebagai mahasiswa yang bergelut di bidang agama.

Kedua, sisi kejujuran dirinya. DR. Syamsudin memberikan kesan yang membekas pada seluruh peserta, salah satu penanya mencoba membantah atau mengkritik pandangan beliau dengan medatangkan dalil dari perkataan Grand Syekh Al Azhar Ahmad Toyyib dan mantan mufti Mesir syekh Ali Jum'ah. 

Dengan tenang ia menjawab, bahwa ia bukan siapa-siapa dibandingkan dengan dua orang besar yang disebutkan. Kembali peserta disuguhkan dengan ketawadu'an dari seorang pakar Syi'ah yang keliber ini.

Bagian yang unik dari DR. Syamsudin adalah pembawaannya yang sederhana. Jika dibandingkan dengan para pakar pemikiran Islam dari Malaysia kita akan dibuat takjub oleh dan bangga dengan beliau ini. Beberapa minggu sebelumnya Malaysia juga pernah mengadakan kelas pemikiran Islam di Kairo, sebagai orang Indonesia kita akan dibuat kagum dan bingung olehnya. 

Sebab para pakar menggunakan bahasa yang bercampur aduk antara Inggris dan Melayu. Sedangkan DR. Syamsudin menggunakan bahasa sangat sederhana dan jarang menggunakan kosa kata ilmiah, tentu ini membuat semua peserta bisa mencerna setiap apa yang ia terangkan.

Di samping itu, lawakan kering selalu menghiasi kejenuhan seminar. Itu menjadi jurus ampuh kala peserta mulai capek dan hilang fokus. Masih banyak fakta lain yang belum dinampakkannya. Pembawaannya selalu tenang, tidak terlalu ambisius saat menerangkan, dan  menguasi berbagai macam bahasa selain Arab dan Inggris. 

Karir pendidikan yang pernah studi diberbagai kampus luar negeri tak membuat dirinya menjadi lebih tinggi, namun malah lebih seperti guru yang akrab dengan murid-muridnya.

Dua pertemuan ini dihadiri dengan perasaan antusia dari mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Universitas Al Azhar. 

dokpri
dokpri
       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun