Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ibnu Rusyd Akar Kebangkitan Eropa

23 Desember 2018   23:04 Diperbarui: 23 Desember 2018   23:34 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafatpun tercampak dari dunia Islam, ada istilah "man tamantaq faqad tazandaq (siapa yang berlogika maka ia telah kafir)", bukan hanya tercampak filsafat dari Islam bahkan filsafat telah mati dari dunia Islam, hingga datang Muhammad Abduh menghidupkannya kembali di dunia Islam pada abad modern. Akhirnya filsafat lari ke Eropa, sebab di Eropa orang mulai haus dengan ilmu dan kagum dengan kemajuan peradaban Islam kala itu. Filsafatnya Ibnu Rusyd laku keras oleh karangan Kristen yang anti gereja. Banyak ilmuan-ilmuan Eropa yang mulai mengkosumsi filsafat Ibnu Rusyd, maka mulailah terjadi pertentangan antara pihak gereja dan ilmuan penganut filsafat Ibnu Rusyd.

Zaman itu di Eropa gereja masih memegang otoritas tertinggi, sehingga siapa yang berani menentang gereja akan dihukum bahkan dibunuh dengan cara yang sadis. Filsafat Ibnu Rusyd seolah menjadi matahari penerang dari kejumudan saat itu. Dimana yang mempelajari injil hanya orang-orang tertentu dan yang boleh bersekolah juga hanya orang-orang tertentu.

Pendidikan yang tidak merata inilah yang menjadi keresahan yang tidak dapat diucapkan. Terjadilah pertentangan antara orang-orang yang mempelajari filsafat Ibnu Rusyd dengan gereja. Bukan kepalangannya gereja dibuatnya hingga gerejapun kehabisan akal dan menggunakan filsafat atau argumen Imam Al Ghazali untuk membantah argumen-argumen dari pendukung filsahat Ibnu Rusyd.

Terjadilah pertentangan di tubuh Kristen namun menggunakan senjata umat Islam, sungguh pemandangan yang luar biasa. Namun ternyata pendukung filsafat Ibnu Rusyd ini amatlah masif hingga gereja tak mampu membendungnya bahkan dengan tambahan argumen-argumen dari Ibnu Sina, tetap juga tidak bisa. Efeknya terjadilah perpecahan di tubuh Kristen, dan lahirnya Kristen protestan.

Bukan saja para ilmuan yang tertarik dengan filsafat Ibnu Rusyd, salah seorang raja yang bernama Fredrick II raja Sisilia sangat terjagum dengan filsafat Ibnu Rusyd. Bahkan ia mendirikan sebuah universitas untuk membelajari filsafat Ibnu Rusyd dan peradaban Islam. Kabarnya Ferdrick II telah menjadi seorang muslim, namun karena alasan kekuasaan ia harus merahasiakan keislamannya.

Di Paris dan Padua adalah sentral dari filsafatnya Ibnu Rusyd. Berbagai universitas mempelajari filsafat Ibnu Rusyd, bahkan untuk lulus doktor harus melewati kitab-kitab karangan Ibnu Rusyd dan Ibnu Sina, ini terjadi hingga abad 17. Kitab-kitab Ibnu Rusyd dangan suka dikaji orang, kitab yang paling sering dipelajari adalah kitab Kulliyah, saking seringnya kini istilah kulliyah atau kuliah menjadi istilah pendidikan dan kampus.

Sungguh besar jasa Ibnu Rusyd pada Eropa, secara tidak langsung ia yang membangkitkan Eropa. Dan bisa dikatakan bahwa renaissance (kebangkitan Eropa) adalah efek dari pengaruh filsafatnya Ibnu Rusyd. Kejumudan orang Eropa didobraknya hingga mereka menggunakan akalnya. Pemandangan masyarakat Eropa di saat renaissance lebih dekat dengan nilai-nilai Islam dibandingkan dengan umat Islam yang tinggal di lingkungan Islam sendiri.

Filsafat Islam sejatinya bukanlah complakan dari filsafat Yunani, yang banyak orang menuduhnya demikian namun sejatinya tidak. Filsafat Islam adalah hasil ramuan dari filsafat-filsafat di dunia, yaitu filsafat Yunani, Persia dan India. Yunani yang condong pada akal, Persia dan India yang cendrung pada batin, diramu oleh filosof muslim dengan berpegang pada tauhid dan Islam maka jadilah ia corak sendiri, Filsafat Islam.

Dan kitapun tesadar akan besarnya pengaruh filsafat pada kemajuan dan kebangkitan suatu peradaban, dahulu yunani hanya biasa-biasa saja lalu datang filsafat dan bangkitlah ia. Lalu filsafat itu dibuangnya dan dihidupkan oleh orang Islam, majulah orang Islam. Lalu dibuangnya pula seperti orang Yunani, dan dipungut oleh orang Eropa (Barat), majulah mereka hingga hari ini. Orang-orang Eropa itu telah hidup dengan pemikiran Islam sejatinya, tapi belum hidup dengan peribadatan Islam.

Wallahu a'lam.   

Referensi :

Filsafat Islam, Oemar Amin Hoesin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun