Apa itu JMS?
Aliran sesat JMS atau Gereja sesat JMS Â berawal di Kota Seoul, Korea Selatan dan sangat populer di kalangan anak muda. Gereja JMS ini cenderung menargetkan remaja dan mahasiswa dari perguruan tinggi dan universitas di Korea Selatan sebagai pengikutnya, karena biasanya remaja masih sangat mudah terpengaruh dan mudah untuk diiming-imingi. Dikatakan Gereja sesat karena Gereja yang didirikan oleh Jeong Myeong-seok ini menganggap seorang manusia adalah Tuhan dan Jeong Myeong-seok sendiri sering melakukan pelecehan seksual terhadap pengikutnya. Dalam penyebaran ajaran sesatnya, Jeong Myeong Seok banyak melakukan doktrin-doktrin yang mempengaruhi para pengikutnya untuk mengamini apa yang Jeong Myeong Seok coba lakukan pada mereka. Tentu saja kisah yang cukup terkenal hingga mengguncang dunia media sosial ini membuat para pembaca beberapa kali menggelengkan kepala sambil menggumam, "JMS pasti orang 'sakit'".Â
Dalam artikel kali ini, penulis menemukan adanya indikasi Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau yang biasa disebut dengan Gangguan Kepribadian Narsistik pada perilaku Jeong Myeong-Seok yang tersirat dari series dokumentasi Netflix In The Name of God : A Holly Betrayal. Beberapa scene yang terdapat pada series tersebut merujuk bahwa Jeong Myeong Seok merupakan seseorang dengan Gangguan Kepribadian Narsistik, baik dari kesaksian narasumber, maupun dari "sabda" yang diucapkan oleh JMS sendiri.Â
DSM
Menggunakan buku DSM atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders yang merupakan sebuah buku yang dibuat oleh American Psychiatric Association menyajikan klasifikasi gangguan mental serta menjelaskan gangguan mental dengan lebih runtut. DSM digunakan sebagai panduan bagi Psikolog di berbagai belahan dunia untuk dapat menjelaskan atau mendiagnosis gangguan mental yang dialami seseorang. Hal ini adalah upaya untuk menyamakan pengertian berbagai gangguan mental. Menggunakan buku ini, penulis menemukan panduan karakteristik gangguan kepribadian narsistik yang kemudian berkaitan dengan beberapa perilaku Jeong Myeong Seok.Â
Indikasi Narsistik Pada JMS
JMS merupakan pribadi yang selalu disibukkan dengan fantasi kesuksesan dan kecemerlangannya sendiri. Kim Gyeong Cheol selaku mantan pengikut JMS menyebutkan bahwa Jeong Myeong Seok suka mengumpulkan 20.000-30.000 pengikutnya, kemudian berfoto di depan mereka. Dengan cara tersebut, JMS memetaforakan para pengikutnya sebagai awan sehingga dia merasa sudah menjadi Tuhan yang turun di atas awan. Berkelanjutan dengan ini, dia juga menanamkan mindset kepada para pengikut agamanya bahwa dia adalah Mesias itu sendiri. Sebagai mesias, JMS berhak untuk melakukan apapun kepada para pengikutnya, termasuk melecehkan mereka.
Tentu seperti yang sudah para pembaca ketahui, JMS merasa bahwa dia adalah seorang yang  memiliki rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan, ia cenderung melebih-lebihkan "prestasi" dan "bakat"nya sebagai Tuhan untuk diakui. Terbukti pada kutipannya yang sedang melakukan khutbah untuk para pengikutnya.
 Â
"Tidak bisakah kau melihat Tuhan? Lihat saja aku. Inilah Tuhan. Kau tidak perlu mencari Tuhan. Jika tak bisa melihatnya, lihatlah aku."
Â
"Kau tahu siapa aku? Aku yakin tidak. Aku adalah Mesias."
Kutipan-kutipan di atas juga menunjukan bahwa Jeong Myeong Seok merupakan pribadi yang angkuh. Keangkuhan Jeong Myeong Seok juga tertera pada doktrinnya yang disampaikan Maple bahwa Jeong Myeong Seok menyebut statusnya lebih tinggi dari Yesus, karena dia akan mewujudkan nubuat terakhir. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Kim Gyeong Cheon yang mendapati Jeong Myeong Seok menyebut dirinya sendiri merupakan subjek nubuat.Â