Komunikasi yang Tidak Efektif, kegagalan dalam membangun komunikasi yang sehat antaranggota keluarga dapat mengakibatkan kesalahpahaman dan konflik yang berkepanjangan. Penelitian Kumar dan Singh (2023) mengidentifikasi komunikasi yang buruk sebagai prediktor utama disharmoni keluarga.
Ketergantungan Teknologi, penggunaan gawai dan media sosial yang berlebihan dapat mengurangi kualitas interaksi langsung dalam keluarga. Liu et al. (2022) menemukan korelasi negatif antara screen time yang tinggi dengan kualitas hubungan keluarga.
Resiliensi Psikologis, kemampuan keluarga untuk bangkit dari adversitas dan beradaptasi dengan perubahan merupakan komponen kunci ketahanan keluarga. Program pengembangan resiliensi keluarga yang diteliti oleh Martinez dan Rodriguez (2021) menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan kohesi keluarga.
Kecerdasan Emosional, pengembangan kecerdasan emosional dalam keluarga memfasilitasi pemahaman mutual dan pengelolaan konflik yang konstruktif. Studi oleh Wong et al. (2024) menggarisbawahi pentingnya emotional coaching dalam pengasuhan untuk membangun ketahanan keluarga.
3. Dimensi Sosial-Budaya
Individualisme, menguatnya nilai-nilai individualisme dapat mengikis semangat kolektivitas dan gotong royong dalam keluarga. Chen et al. (2023) mengobservasi trend ini terutama di masyarakat urban yang mengalami modernisasi pesat.
Erosi Nilai Tradisional, melemahnya transmisi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal antargemerasi dapat mengurangi fondasi moral keluarga. Penelitian etnografis oleh Susilorini (2020) mendokumentasikan fenomena ini di berbagai komunitas.
Spiritualitas, praktik keagamaan dan spiritualitas keluarga berkontribusi positif terhadap ketahanan keluarga. Studi meta-analisis oleh Ibrahim dan Hassan (2022) mengonfirmasi korelasi positif antara religiusitas dengan kesejahteraan keluarga.
Modal Sosial, jaringan dukungan sosial dan partisipasi dalam komunitas memperkuat ketahanan keluarga. Penelitian longitudinal oleh Park dan Kim (2021) mendemonstrasikan efek protektif modal sosial terhadap disintegrasi keluarga.
4. Dimensi Pengasuhan dan Pendidikan
Absennya Quality Time, kesibukan orangtua dan minimnya waktu berkualitas bersama anak dapat mengakibatkan kesenjangan emosional. Studi yang dilakukan Lee et al. (2023) mengindikasikan dampak negatif phenomenon ini terhadap perkembangan anak.