Kemudian di Prancis 210.001 ton. Hal inilah yang menjadi perhatian bagi kelestarian lingkungan mengingat industri fast fashion semakin berkembang dengan mengeluarkan beragam mode pakaian baru setiap tahunnya.
Riset terbaru dari YouGov Omnibus tahun 2017 mengungkapkan bahwa 66 persen orang dewasa di Indonesia membuang pakaian dalam satu tahun terakhir dan 25 persen telah membuang lebuh dari sepuluh item pakaian dalam satu tahun terakhir.Â
Artinya sudah terlalu banyak limbah fashion yang ada di dunia sehingga dapat mencemari lingkungan. earth.org -- platform berita dan data lingkungan -- baru-baru ini melaporkan, dari 100 miliar helai pakaian yang diproduksi setiap tahun, 92 juta ton berakhir di tempat pembuangan sampah.Â
Singkatnya, ini setara dengan truk sampah besar penuh pakaian yang berakhir di tempat pembuangan sampah setiap detik. Jika tren ini berlanjut, jumlah limbah fashion diperkirakan akan melonjak hingga 134 juta ton per tahun pada akhir dekade ini.
Di Indonesia, menurut data SIPSN KLHK (Sistem Pengelolaan Sampah Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) pada tahun 2021, telah menghasilkan 2,3 juta ton limbah tekstil atau fashion.Â
Jumlah ini mewakili 12 persen dari seluruh sampah yang dihasilkan di Indonesia. Padahal, hanya 0,3 juta ton limbah fashion yang berhasil didaur ulang. Sampah fashion sering kali terlupakan dampaknya.Â
Padahal sampah dari industri fashion merupakan penghasil polusi terbesar kedua di dunia. Oleh karena itu, thrifting dianggap dapat menjadi solusi bagi kelestarian lingkungan.
Larangan Thrifting di Indonesia
Sayangnya, thrifting di Indonesia berjalan dengan konsep yang berbeda. Thrifting di Indonesia berkembang begitu pesat karena hiruk pikuk masyarakat mencari produk bermerek luar dengan harga murah.Â
Kebutuhan ini dipenuhi melalui toko barang bekas yang menawarkan pakaian bekas impor dengan harga terjangkau. Dengan harga yang murah dan tetap berkualitas branded, masyarakat beramai-ramai ikut membeli pakaian thrift untuk mengikuti tren yang ada.
Naiknya penjualan thrifting baju impor di Indonesia, memicu naiknya pemasukan barang impor dari luar negeri. Hal ini menjadi masalah bagi ekonomi Negara karena thrifting menyebabkan minat masyarakat pada merek lokal menurun drastis.Â