Mohon tunggu...
Fazia Aulora Widodo
Fazia Aulora Widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga Prodi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan.

saya merupakan mahasiswa Universitas Airlangga Prodi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemeriksaan Radiografi Genu AP dan Genu Lateral Pada Kasus Dislokasi

22 Juni 2024   23:09 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:32 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok 5 Pemeriksaan Genu. Foto dokumen pribadi 

HASIL 

Pada proyeksi genu AP atau Antero-posterior dilakukan tanpa penyudutan dengan central ray tegak lurus sehingga menghasilkan space pada sendi lutut atau genu joint tidak terbuka secara maksimal (12). Selain itu, adapun proyeksi lateral yang memiliki tujuan untuk menampilkan sendi lutut pada aspek lateral dan untuk mengevaluasi apakah terdapat penyempitan sendi antara patella dengan femur yang pada saat proyeksi AP mengalami superposisi, maupun perubahan posisi pada patella (13).

Nyeri lutut anterior adalah gangguan muskuloskeletal yang sering terjadi pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Salah satu penyebab nyeri lutut anterior adalah dislokasi patela. Para peneliti telah menemukan bahwa struktur ekstremitas bawah juga dapat berkontribusi pada terjadinya dislokasi patela (14). Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Menurut International Asso-ciation for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggam-barkan kondisi terjadinya kerusakan (15). Sendi patellofemoral membutuhkan dukungan dari otot, ligamen, dan tulang untuk tetap stabil dan berfungsi dengan baik. Dislokasi biasanya terjadi saat gaya rotasi bersamaan dengan kontraksi otot paha depan. Tulang, otot, dan ligamen memiliki kecenderungan untuk dislokasi, meskipun tidak ada satu faktor yang menyebabkan dislokasi lebih sering daripada yang lain. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang radiologi, dan riwayat keluarga. Fraktur osteokondral dapat ditemukan pada dislokasi patela akut melalui pemeriksaan radiografi yang cermat. Pandangan khusus dan imajinasi lebih lanjut terutama ditunjukkan pada orang yang mengalami gejala berulang. Dislokasi akut biasanya tidak diobati. Dislokasi patela akut dilakukan melalui pembedahan jika terdapat fraktur osteokondral yang signifikan atau fragmen intra artikular. Penataan kembali jaringan lunak dan tulang dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mengatasi dislokasi berulang (16). Dislokasi atau subluksasi lutut biasanya memerlukan diagnosis yang akurat karena memungkinkan adanya kesalahan diagnosis pada saat terjadinya trauma, terutama jika tidak ada cedera neurovaskular, yang biasanya memerlukan perawatan bedah karena adanya trauma parah menyamarkan dislokasi dan tingkat keparahan cedera selalu mengarah pada diagnosis dini (17). 

PEMBAHASAN 

Pada klinis dislokasi, masing-masing proyeksi mempunyai tujuan dalam menampakkan informasi anatomi pada genu. Prosedur pemeriksaan radiografi dua proyeksi yang secara rutin diambil dan terus berkembang, yaitu antero-posterior dan lateral (18). Dislokasi femorotibialis merupakan cedera pada ekstemitas bagian bawah yang jarang terjadi, namun bisa dialami akibat aktifitas yang berlebihan seperti olahraga tertentu. Pada dislokasi lutut akut, pemeriksaan harus difokuskan pada penilaian denyut nadi pada distal ekstremitas bawah dan diikuti oleh rontgen lutut dengan proyeksi anteroposterior (19). Pada hasil proyeksi AP dan lateral pasien yang mengalami dislokasi, jarak antara tepi femoral component dan proksimal tibialis secara signifikan lebih besar. pada lutut posisi fleksi sebesar 2.6 mm dan pada posisi ekstensi 1.6 mm. Semua dislokasi terjadi secara medial dengan bantalan sublukasi diatas tibialis wall. Semakin jauh tepi femoral component dari tibialis wall, maka besar kemungkinan bantalan tersebut mengalami dislokasi (20). Tujuan dibuat proyeksi AP adalah untuk memvisualkan celah femorotibial joint yang terbuka, sedangkan tujuan proyeksi lateral untuk menampilkan celah patellofemoral joint dan sendi lutut dalam aspek lateral. Proyeksi tersebut membuat pasien merasa lebih nyaman karena tidak perlu meminta pasien menggerakkan lutut secara berlebihan. Selain itu, proyeksi tersebut dapat digunakan untuk membandingkan anterior dan lateral pada knee joint (21). Evaluasi pada kriteria anatomi ditetapkan untuk mendapatkan kendali kualitas yang baik. Dapat dikatakan True AP view ketika aspek anterior dan posterior margin pada tibial plateu saling superimpose. sedangkan true lateral view dapat dikatakan ketika margin posterior kondilus femoralis medial dan lateral saling superimpose (22). Dari hasil citra genu dengan proyeksi AP dan lateral yang telah diambil dapat diketahui perbedaan hasil citra genu yang normal dan yang mengalami dislokasi. Pada proyeksi AP normal terdapat jarak antara distal femur dan proksimal tibia yang merupakan bantalan agar tulang tidak saling bergesekan serta patella terlihat saling bertumpukan (superimposisi) dengan distal femur, sedangkan pada proyeksi AP dengan kasus dislokasi terlihat pergeseran tulang pada Tibia dan fibula sehingga terlihat saling menumpuk atau superimposisi dan patella terlihat berada di samping distal femur yang menjadi indikasi adanya dislokasi pada genu. Pada hasil citra dengan proyeksi lateral pada genu normal dapat dilihat patella berada disamping distal femur sedangkan tulang tibia dan fibula terlihat menumpuk pada bagian atas (superior) dan tidak ada jarak antara keduanya, sedangkan pada proyeksi lateral dengan kasus dislokasi terlihat tulang tibia dan fibula hanya sedikit bertumpuk pada bagian atas dan hasil proyeksi menunjukkan adanya jarak antara tulang tibia dan fibula yang menjadi indikasi adanya dislokasi.

 KESIMPULAN 

Pemeriksaan radiografi genu dengan proyeksi AP dan Lateral mempunyai beberapa aspek yang harus disiapkan dan dipenuhi. Aspek pemposisian pasien, aspek pemosisian objek aspek proteksi dari radiasi pesawat sinar-x, kesiapan kaset, CR reader dan workstation, aspek pengaturan FFD, central ray, center point, kolimasi, KV, mAs, hingga aspek anatomi genu baik dari antero-posterior view dan lateral view. Pemeriksaan radiografi genu juga berdasarkan justifikasi yang diberikan oleh dokter berupa indikasi klinis, contohnya curiga dislokasi. Dislokasi pada genu dapat terjadi karena trauma tinggi, kecelakaan kendaraan, maupun cedera saat berolahraga. Peranan masing-masing dari proyeksi baik AP dan lateral dalam menegakkan diagnosis pada klinis dislokasi yaitu AP bertujuan untuk melihat tibia dan fibula proksimal dan oblique dari femur distal, dislokasi anterolateral, dan dislokasi lutut anterolateral rotasi tanpa fraktur. Sedangkan proyeksi lateral bertujuan untuk mengevaluasi osteofit dan joint space narrowing dengan baik. 

DAFTAR PUSTAKA 

1. Panuntun MA, Hasanuddin M, Michael. Teknik Pemeriksaan Radiografi Genu Pada Kasus Osteoarthritis Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Vina Estetica. Jurnal Kesehatan Deli Sumatera. 2024;2(1):36--8.

 2. Kenneth L B, John P L. Textbook of radiographic positioning and related Anatomy-E-Book. Elsevier Health Sciences; 2013. 

3. Panuntun MA, Hasanuddin M, Michael. Teknik Pemeriksaan Radiografi Genu Pada Kasus Osteoarthritis Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Vina Estetica. Jurnal Kesehatan Deli Sumatera. 2024;2(1):36--8.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun