Mohon tunggu...
Zhuull
Zhuull Mohon Tunggu... Full Time Blogger - admin counter

hobi mengkaji, menulis materi ilmu tasawuf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menulis, Membaca ataukah Menghayati? (Usaha Mengenal Allah)

19 Mei 2022   06:00 Diperbarui: 19 Mei 2022   06:27 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari robiatul adawia sedang berada di depan rumah hasan al-basri, ketika itu dia merasa ada tetesan air yang jatuh pada dirinya, dia kira hari mau hujan, tapi setelah dia melihat ke atas ternyata hasan al-basri sedang menagis.

dia berkata pada hasan al-basry:

"tetesan air mata itu menandakan lemahnya keyakinan pada allah dan rendahnya semangat menuju kepada allah"

Mendengar ucapan itu hasan al-basry agak sedikit kusang senang hingga suatu hari ketika robiatul adawia sedang di pinggir sungai di berkata:

"wahai robiah jika memang kau telah sangat dekat pada allah sekarang marilah kita solat 2 rakaat di atas air itu (sungai)"

mendengar kata kata hasan basry itu, robiatul adawia menjawab:

"wahai hasan, jika kau ingin menunjukan karomahmu maka lakukanlah karomah yang orang lain tidak bisa melakukanya" (para sufi di masa itu banyak yang bisa menginjak, berjalan atau berdiri di atas air)

lalu robia melemparkan sejadahnya ke udara dan setelah itu dia melompat ke atas sejadah itu, dan setelah itu dia berkata:

"di sini wahai hasan, kita solat di sini saja (terbang di atas udara) supaya orang orang melihat kita (karna ucapan hasan al-basri yang menantangnya solat di atas air itu tadi seperti ingin pamer karomah pada orang orang di sekitar sungai itu)

melihat semua itu hasan basry tidak bisa apa apa, karna dia belum sampai bisa menginjak udara.dan dia berkata:

"wahai robia, bagaimana bisa kau sampai dapat melakukan itu?"

robiatul adawia menjawab:

"kau suka menghitamkan buku dengan tinta tinta mu (menulis kitab) sedangkan aku lebih suka menghayati"

sobat tasawuf sekalian. 

dari cerita ini kita bisa menangkap bahwa betapa lebih utamanya menghayati dari pada menulis, sebab dengan menulis kita hanya berfokus pada yang telah kita ketahui, karna menulis itu adalah mendokumentasikan apa apa yang telah kita pahami, sedangkan dengan dengan menghayati maka kita akan membuka pintu ilmu yang baru walaupun materi yang kita hayati tetap yang itu itu saja. seperti umpanya perkataan sufi:

"selama kau masi mencintai dunia maka selama itu pula kau masi memelihara putri iblis, dan layaknya seorang ayah maka dia akan sering mengunjungi putrinya"

jika kita hanya menuliskan kalimat ini maka kita hanya akan menemukan arti harfia dari ucapan itu. yaitu:

1. rasa cinta kita kepada dunia itu ibarat putri iblis.

2. iblis akan sering datang dan menggoda manusia manusia yang mencintai dunia.

tapi jika kita menghayati ucapan itu maka kita tidak hanya mendapatkan 2 poin di atas itu tapi kita juga akan menemukan iblis di dalam diri kita yaitu nafsu. dan jika kita hayati bahwa nafsu atau kecendrungan kita dalam berbuat maksiat itu ternyata adalah sub-wujud yang merupakan sub-esensi iblis maka kita akan menemukan juga bahwa perasaan hati nurani atau kesadaran rohani yaitu kecendrungan kita di dalam mengabdi kepada allah tanpa menggunakan nafsu sedikitpun itu adalah sub-wujud dari subhensensinya rosul saw. dan jika kita hayati lagi maka puncaknya kita akan berjumpa dan melihat mereka berdua dengan mata ruh, bahkan bisa berbicara dengan mereka berdua.

namun sayangnya perkara seperti ini harus di dahului wushul pada allah terlebih dahulu. sehingga yang belum wushul (masi salik) sudah pasti tidak akan sampai pada tingkatan ini. tapi ini hanyalah sebuah contoh dari betapa menghayati ajaran ajaran tasawuf itu lebih utama dari pada hanya sekedar menulis alias mengumpulkan atau mengoleksi materi materi pembelajaran ajaran tasawuf. sehingga dengan menghayati itu kita bisa mendapatkan lebih dari pada yang sekedar membaca atau menulis.

membaca semata itu hanya menambah ilmu kata atau huruf yang bisa kita simpan pada memori otak kita dengan cara mengingatnya, tapi menghayati selain dari pada mendapatkan itu kita juga akan menerimah nur ilahi yang akan tersimpan di dalam batin kita. tapi sebelum ini kita harus membersihkan batin kita terlebi dahulu, sebab bain itu bagaikan cermin, yang jika kotor maka tidak akan ada cahaya yang mampu menembusnya. lalu, kita harus membersihkan batinkita dari apa?

1. kehendak keinginan dan harapan pada segala sesuatu selain allah semata.

2. keakuan / kedirian / ego.

3. kesyirikan (sirik jali, khofi, sampai akhfa)

jika mampu 3 perkara ini maka kita akan mulai merasakan perasaan berbedah sebab cahaya ilahi mulai menembus cermin hati kita.

tapi terkadang untuk melakukan ini kita tidak bisa, karna hati kita tidak mau di atur bahkan oleh kita. maka itu tanda bahwa hati kita sudah keras membatu karna sekujur tubuh kita rajin berbuat dosa, maka hentikanlah segala jenis maksiat yang di lakukan tubuh kita, seperti mulai dari otak yang suka berfikir licik jahat dan jorok, terus mata suka melihat yang tidak sepatutnya kita lihat seperti aurat lawan jenis, harta orang, aib dan kekurangan orang lain dan lain lain, lanjit lagi ke hidung, terkadang nafsu seks kita bangkit saat mencium bau wangi yang di pakai oleh wanita sekalipun kita menundukan waja sehingga tidak melihat wanita itu. terus lagi ke lidah yang suka berkata kotor, kerasa, keji, munkar dan menyakiti, memfitah, mencaci, mencela, menjatuhkan, meremehkan, menyidutkan merendahkan orang lain dan lain lain, lidah atau yang suka nyepong atau jilmek itu semua harus di hentikan. terus lagi turun ke tangan, tangan kita juga tanpa sadar banyak melakukan maksiat seoerti mencuri, memukul, colmek, gemtol, semuanya harus di hentikan. terus perut kita yang tanpa sadar atau dengan sengaja menampung makanan yang tidak halal, terus kemaluan juga ada maksiatnya, kaki juga sering pergi ke tempat maksiat semua itu harus di hentikan. termasuk memakai pakayan haram, memakai, menyimpan dan menggunakan uang haram semuanya harus di hentikan. baru setelah itu hati kita menjadi lembut dan patuh pada kita, yang tadinya kita ingin sekali ikhlas tapi dia justru ria sekarang dia menjadi khlas walaupun kebaikan yang kita lakukan di saksikan banyak orang dan banyak lagi contohnya.

seperti itukah sobat, yang harus kita lakukan dalam menata batin kita untuk melakukan perjalanan batin ini, sehingga tidak jarang para waliullah terdahulu banyak yang menyepi, pergi kegua gua, ke hutan dan lain lain supaya tidak terpengaruh dengan kegidupan dunia itu adalah supaya mereka lebih mudah dalam melakukan itu.

mereka menyepi ke gua gua itu bukan untuk melakukan semedi, bertapa, meditasi, yoga, dan sejenisnya, mereka tidak melakukan itu semua, yang merka lakukan hanya solat, puasa, baca alquran, zikir, dan ibada ibada lainya menurut tuntunan rosul saw sambil mereka berusaha menahan segala kemaksiatan yang di lakukan oleh tmjasadnya, dan begitu juga denga ketika dia masuk kepeda membersihkan hatinya yang di barabgi dengan meng-esakan allah. dan itulah yang di sebut bersuluk. dan menyepinya di sebut berhalwat. 

orang orang yang sok belajar ilmu tasawu dengan melakukat semedi, bertapa, meditasi, yoga dan lain lain  melakukan itu adalah orang yang masih belum paham ilmu tasawuf. orang seperti itu biasanya adalah orang yang belajar mengenal tuhan dengan meniru cara uang di lakukan oleh agama lain. dan itu semua adalah sesat, sebab yang mereka lakukan itu tanpa sanad dari risalah yang di ajarkan rosul saw, sebab memang yang mereka lakukan itu nenang ajaran dari agama lain, seperti budha dan hindu. padahal untuk kita mengenal diri dan mengenal allah itu telah jelas rujukannya yaitu kutab tasawuf tapi memang mereka sebenarnya tidak sedang belajar mengenal tuhan, sebab orang yang seperti itu biasanya hanya mencari kesaktian, dan guru guru mereka biasanya adalah dukun dukun penganut ilmu hitam yang berkedok sebagai guru mursyid, padahal tidak mursyid sama sekali. 

btw mampir sob ke blog kita, saya sudah menyediakan banyak kahian dan terjemahan kitab kitab tasawuf disana, dan semuanya gratis. tanpa iklan, tanpa moneyisasi, dan tanpa adsensi. kalian hanya di kenakan biaya aliran data daru server ke perngakat kalian saja seperti kalian menga akses sosmed versi gratis. klik link berikut:

https://zhuull-islami.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun