Mohon tunggu...
Zhuull
Zhuull Mohon Tunggu... Full Time Blogger - admin counter

hobi mengkaji, menulis materi ilmu tasawuf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilih Aku atau Roti? (Mengesakan Allah)

17 Mei 2022   20:13 Diperbarui: 17 Mei 2022   20:20 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kisa ini berawal dari seorang waliullah yang memiliki putri yang sangat zuhud terhadap dunia, dan sangat yakin dan dengan teguh dalam pendiriannya meng-esahkan allah swt.

suatu hari si ayah berjanji kepada putrinya itu bahwa dia akan menikahkannya dengan seorang yang soleh.

hari hari berlalu, waktu terus berjalan dan sampailah si ayahnya berjumpa dengan pemuda yang di nilai soleh oleh ayahnya itu.

setelah melalui kebersamaan dan keserasihan di dalam waktu yang cukup lama, dan menyaksikan pemudah itu dalam bertutur sapa serta dan mengajar para muridnya yang tidak sedikit (pemuda ini ternyata seorang guru agama yang sudah sangat terhormat di masa itu). 

si ayah terpesonah dan berfikir betapa bahagianya putri ku seandainya menikah dengan dia, akhirnya setelah ngobrol cukup lama dan saling bertukar pikiran si ayah bertanya kepada si pemuda itu:

"apakah kau telah beristri?"

pemuda menjawab:

"belum wahai paman, allah belum menghendaki ku berkeluarga"

si ayah:

"andaikan kau mau, aku punya putri yang merindukan seorang suami yang mengenal allah"

si pemuda:

"paman, aku tentu mau, tapi apakah putri paman bersedia dan cukup sabar untuk hidup bersamaku yang miskin ini?"

si ayah:

"tentu dia bersedia dan cukup sabar, dia itu putriku yang sejak kecil sudah ku didik supaya zuhud terhadap dunia, dan sekarang dia tumbuh menjadi hamba yang di sepanjang waktunya selalu meng-esahkan allah".

singkat cerita, si ayah dan pemuda sepakat. dan setelah mendengar cerita dan pandangan di ayah tentang pemudah itu maka si putripun bersedia.

akhirnya menikalah mereka, dengan restu kedua orang tua.

sebenarnya setelah sejak awal di perkenalkan si pemudah itu agak sedikit sombong, dengan ilmu hakikat yang di milikinya, dan dengan banyaknya murid orang yang berguru padanya, dia agak menganggap rendah putri waliullah yang baru di nikahinya itu. dia merasa telah memiliki ilmu yang cukup tinggi dan telah memiliki makom yang sangat dekat dengan allah swt. 

sampai pada suatu hari, si istri melihat ada roti di atas meja di dapur mereka, sehingga si istrinya bertanya:

"wahai kandah, apakah maksud ini semua?"

suami menjawab:

"itu roti kemarin yang ku simpan untuk hari ini"

mendengar itu si istri (putri waliullah itu) ingin pergi dari rumah, dan kembali ke rumah orang tuanya. menyaksikan itu sang suami berkata:

"sudah ku kira sejak awal, bahwa kau tak akan cukup sabar hidup besamaku yang miskin ini" dia mengatakan dengan nada merendahkan, karna dia merasa si istri tidak mengerti apa apa terhadap ilmu hakikat"

tapi si istri menjawab:

"bukan karna tidak sabar hidup miskin aku ingin pergi darimu, tapi karna kau telah menyimpan roti yang kemarin hanya untuk hari ini, di mana keyakinanmu terhadap allah, bahwa allah pasti akan menjamin dan memberikan rizki padamu setiap hari?

dulu ayah menjanjikan padaku bahwa dia akan menikahkan ku dengan hamba allah yang sebenarnya, tapi ternyata aku hanya di nikahkanya dengan seseorang yang sampai saat ini ternyata masi menyembah dunia".

mendengar kata kata istrinya sang suami tersadar, dia teringat semua yang di ajarkan dulu oleh para gurunya, lalu berkata:

"wahai istriku maafkan aku, aku tau aku telah mendukan allah dan telah menyekutukan allah hanya dengan roti itu, sekarang aku  harus bagaimana?" tanya suami.

sang istri menjawab:

"kau tinggal pilih saja, antara aku atau roti itu"

ini bukan hanya sekedar kisa atau cerita, tapi ini mengandung sebuah ajaran yang sangat dalam maknahnya di dalam menyembah dan mengabdikan diri pada allah.

si istri berkata bahwa kau (suaminya) telah menyekutukan allah hanya dengan roti itu. ketahuilah bahwa memang seperti itukah seharusnya batin kita di dalam meng-esahkan allah. jika kita lebih yakin pada roti dari pada allah maka itu sama saja dengan kita telah menyekutukan allah dengan roti. 

atau dalam contoh lain seperti ketikan kita lebih yakin pada perkerjaan dari pada allah dalam perkara uang maka itu sama saja kita telah menyekutukan allah dengan perkerjaan dan dengan uang.

itulah mengapa para sufi berkata:

hidup ini sangat berat dan tidak ringan.

di dalam hidup ini hanya ada dua yang kita lakukan yaitu kalau tidak sedang meng-esahkaan allah maka berarti kita sedang menyekutukan allah.

nenyekutukan allah itu bukan hanya jika kita telah menyembah berhala dan setan tapi adalah selain dari meng-esakan allah maka semuanya adalah menyekutukan allah. baca penjelasan pada posting saya sebelum ini. berikut linknya.

https://zhuull-islami.blogspot.com/2022/05/memahami-makna-cinta.html

setelah memahami ini jika belum kita belum mampu untuk menjalankanya dengan batin kita tapi paling tidak kita telah tau caranya, dan mungkin pada kesempatan lain kita tinggal bermujahadahnya yaitu belajar melakukanya bukan hanya dengan zohir tapi lebih dari pada itu di sertai batin kita. 

sebab tasawuf ini adalah ajaran batin, itukah mengapa dia di sebut ilmu kebatinan. ilmu kebatinan yang sebenarnya itu adalah tasawuf, orang yang menganggap bahwa ilmu kebatinan itu adalah ilmu menembus alam jin, dan kesaktian lainya itu adalah orang yang belum paham dengan ilmu kebatinan yang sebenarnya. 

bahwa orang yang ahli tasawuf (waliullah) punya karomah sehingga bisa menembus alam jin, mengetahui pikiran orang lain, lipat bumi, menghilang, terbang, jalan di atas air dan lain lain itu memang benar. tapi tidak semua tidak semua orang yang bisa melakukan itu adalah ahli tasawuf (waliullah) sebab perkara itu juga bisa terjadi dengan batuan jin dan inilah yang di sebut sihir.

pelajari lebi banyak lagi ajaran tasawuf, dan baca berbagai terjemahan kitab tasawuf pada blog kita sob, klik ling berikut:

https://zhuull-islami.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun