Mohon tunggu...
Wahyu Prasetyo
Wahyu Prasetyo Mohon Tunggu... -

lulusan SMA dan seorang Hikikomori

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jomini dan Clausewitz (oleh Chritopher Bassford)

20 Mei 2015   12:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:47 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Achenbach, "War and the Cult of Clausewitz," mengutip kolonel (USA, pensiun) Arthur Lykke, seroang profesor senior mengenai hal hal strategis the Army War College; Colonel [USA, pensiun] Lloyd Matthews, editor dariParameters, letter 17 July 1989.

David G. Chandler, dalams ebuah review yang antusias mengenai Weigley'sAge of Battles,Journal of Military History, April 1992, 294-295

Martin van Creveld mencobaThe Transformation of War(New York: Free Press, 1991) "untuk membangun kerangka berpikir  yang berbeda, non-Clausewitzian " Dia berargumantasi bahwa than era  Pos Perang Dingin didorong oleh suatu kekuatan diluar sistem nation-state dan ebrada diluar pemikiran rasional yang dituangkan dalamOn War. Pola dari konflik setelah  ­1945  tidak lagi sesuai dengan "Asumsi Clausewitzian bahwa perang itu." Dalam pandangan ini, the "Clausewitzian universe" telah usang karena berpusat pada pembuatan perang oleh negara  by the "state"; dengan demikian prasangka Jomini mengenai  trinitas negara, rakyat dan tentara tidak berlaku bagi masa sebelum {{erjanjian Westpahila dan dunia setelah perang dingin.

Bernard Brodie seringkali membuat referensi  yang membingungkano,e.g., "The Continuing Relevance ofOn War," 50, kepada kegagalan pemikiran militer modern untuk menyatukan dan  menggantikan Clausewitz sebagaimana yang telah terjadi ada karya Adam Smith di bidang ekonomi misalnya. to the failure of modern military thought to incorporate and supersede Clausewitz, in the manner in which, say, Adam Smith's contribution to economics has been.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun