Meskipun ada kemajuan, masih ada penghalang perilaku yang perlu diatasi. Stigma sosial terkait TBC sering kali membuat pasien merasa malu atau takut untuk mencari pengobatan. Oleh karena itu, penting bagi petugas kesehatan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan tidak menghakimi. Komunikasi yang empatik dari petugas kesehatan sangat diperlukan untuk mengurangi rasa takut tersebut dan mendorong pasien untuk mengikuti pengobatan secara rutin.
Dukungan Sosial dalam Penanganan TBC
Dukungan sosial juga merupakan faktor kunci dalam HBM. Keterlibatan komunitas dalam program-program kesehatan dapat memperkuat pesan-pesan pencegahan dan pengobatan TBC. Puskesmas telah melibatkan kader kesehatan untuk menyebarkan informasi ke lingkungan sekitar, sehingga masyarakat merasa didukung dalam upaya menjaga kesehatan mereka. Dengan adanya dukungan dari keluarga dan teman, pasien lebih termotivasi untuk menjalani pengobatan hingga tuntas.
Kesimpulan
Melalui pendekatan Health Belief Model, kita dapat melihat bahwa pola komunikasi kesehatan yang efektif sangat berperan dalam pengendalian TBC di Kabupaten Bogor. Dengan meningkatkan persepsi risiko, membangun kepercayaan terhadap manfaat pengobatan, mengatasi penghalang perilaku, dan memperkuat dukungan sosial, kita dapat mendorong masyarakat untuk mengambil tindakan proaktif dalam menjaga kesehatan mereka.
Penting bagi semua pihak—pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat—untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku hidup sehat. Dengan demikian, kita tidak hanya akan mengurangi angka kasus TBC tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Mari bersama-sama berkomitmen untuk melawan TBC demi masa depan yang lebih sehat!
https://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article/view/6042
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H