Mohon tunggu...
Zahratul Iftikar
Zahratul Iftikar Mohon Tunggu... Lainnya - Dokter gigi, ibu 2 anak, pegiat sustainable living, guru tahsin Al-Quran

Raising my children sambil praktek dokter gigi, berkebun, beternak, membaca, menulis dan mengajar baca Quran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Thaufan Al-Aqsha Benar-benar akan Memerdekakan Palestina?

31 Desember 2023   16:52 Diperbarui: 31 Desember 2023   17:36 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Delapan puluh lima hari telah berlalu. Per tanggal 28 Desember, Kemeterian Kesehatan Palestina melaporkan sudah lebih dari 25.000 orang gugur sebagai syuhada. Sebanyak lebih dari 12.000 bom telah dijatuhkan, menyebabkan tak kurang dari 65.000 rumah hancur dan lebih dari 90% warga Gaza mengungsi. 

Meski begitu, para pejuang justru melaporkan prestasi mengagumkan. Sebanyak 1.115 tank Merkava yang amat dibanggakan itu telah hancur atau rusak. Ribuan tentara penjajah dipastikan wafat, ribuan lainnya terluka, dan sisanya mengalami gangguan mental. 

Yang lebih menggembirakan, di sosial media, opini publik telah jauh berubah. Tercatat ada lebih dari 109,61 miliar postingan dengan tag pro-palestina, di saat postingan pro-Israel hanya 7.39 miliar postingan. Artinya, 93,7% narasi tentang perang Thaufaan Al-Aqsha di media sosial dimenangkan oleh kubu Pro-Palestina. Aksi massa di berbagai belahan dunia pun terus diselenggarakan. Sebuah bukti, bahwa Israel semakin kehilangan namanya. Dan menjadi bukti pula, kemenangan semakin dekat. 

Hilangnya nama, langkah kedua menuju kemenangan

Buruknya nama Israel ini, telah termaktub dalam Al-Quran. Dalam Surah Al-Isra' ayat 7, Allah berfirman:

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.

Dalam sebuah kajian, Ustadz Felix Siauw menjelaskan, ayat ini memprediksi kehancuran Israel akan melalui 4 fase:

1. Kebangkitan Palestina

2. Suramnya wajah Israel

3. Masuknya kaum muslimin ke Masjidil Aqsha

4. Dikuasainya Palestina kembali oleh Kaum Muslimin

Thaufan Al-Aqsha ditengarai menjadi fase pertama kelalahan Israel. Sejak 75 tahun penjajahan, baru perang kali inilah yang membuat Israel kehilangan teramat banyak tentara dan menderita kerugian material yang amat besar. Tak hanya itu, perang opini di media sosial berhasil menciptakan fase kekalajan Israel yang kedua, yakni suramnya wajah Israel. 

Hal ini amat dipahami oleh pejuang Islam. Dalam pidatonya, Abu Ubaidah kerap menyelipkan perintah pada kaum Muslimin untuk menjaga wudhu karena sebentar lagi kita akan berbondong-bondong masuk ke Masjidil Aqsha. Karena tak ayal lagi, berdasar ayat itu, langkah berikutnya adalah masuknya kembali kaum muslimin ke Masjidil Aqsha. 

Tapi, mungkinkah? 

Sayangnya, berdasarkan data B'Tselem, rumah-rumah orang Palestina justru semakin sedikit jumlahnya di wilayah Jerussalem. Setidaknya sepanjang 2023, 187  rumah orang Palestina telah terpaksa dihancurkan dengan dalih tidak memiliki sertifikat. Para penduduk Palestina ini kebanyakan menghancurkan sendiri rumah mereka dengan tangannya karena apabila tidak, otoritas pendudukan akan menghancurkannya dengan buldozer dan sang pemilik rumah harus membayar setengah juta shekel.

Kesewenang-wenangan Israel ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membuat Orang Palestina pergi dari sana. Warga Palestina juga tidak diberi fasilitas pembuangan sampah, trotoar, taman, dan mereka diintai melalui banyak kamera yang tersebar dimanapun. Israel juga telah merencanakan setidaknya penghancuran 20.000 orang Palestina di Jerussalem. Saat ini saja, jumlah orang Palestina hanya sekitar 40% dari satu juta penduduk di wilayah itu. Dengan semakin sedikitnya orang Palestina di sana, bukan tidak mungkin Masjidil Aqsha jatuh seluruhnya di tangan Israel. 

Kemenangan Kolektif Umat Islam

Mimpi buruk tadi bisa jadi akan terjadi. Karena bahkan Kaum Muslimin di seluruh dunia saat ini belum bisa dibilang 'siap' untuk menaklukkan Al-Aqsha. Thaufaan Al-Aqsha memang berhasil membangunkan umat yang tengah tertidur. Tapi saya rasa, masih memerlukan waktu untuk sampai pada tahap umat yang memimpin dunia.

Padahal, Rasulullah dulu tidak membebaskan Al-Aqsha kecuali setelah memenangkan Perang Mu'tah melawan 200.000 pasukan Romawi Timur. Setelah itu, Rasulullah masih pula berperang di Tabuk yang hanya berjarak 500 km dari Al-Aqsha. Setelah wafat pun, para sahabat masih bertempur di Perang Yarmuk melawan 500.000 serdadu Romawi Timur. Baru setahun setelah kemengan itu, Kaum Muslimin berhasil menaklukkan Al-Aqsha.

Sejarang penaklukkan Al-Aqsha adalah sejarah yang panjang yang didahului kemenangan-kemenangan yang lainnya. Kemenangan atas Al-Aqsha bahkan bisa dibilang menjadi 'gong' atas perang-perang yang mendahuluinya.

Terlebih, dalam konteks hari ini, rasanya akan sulit sekali mengalahkan Israel yang didukung penuh oleh Amerika dan sekutu-sekutunya. Mengalahkan Israel, artinya mengalahkan Amerika. Dan mengalahkan Amerika, artinya menjadi super power baru dunia. Untuk menjadi super power, artinya umat muslim dunia harus kuat tidak hanya secara ekonomi, tapi juga secara keilmuan, sosial, budaya, teknologi, juga banyak aspek lainnya. Sungguh itu semua bukan tidak mungkin karena kita punya Al-Quran, petunjuk paling mutakhir dalam meraih kemenangan. Hanya saja, saya rasa munculnya kaum muslimin menjadi pemimpin segala aspek kehidupan masih memerlukan waktu.

Ambil Bagian

Maka, inilah giliran kita. Thaufaan Al-Aqshaa barangkali bukanlah satu-satunya kemenangan yang akhirnya dapat membuat kita berbondong-bondong shalat di Masjidil Aqsha. Tapi Thaufaan Al-Aqshaa tidak diragukan lagi berhasil membangunkan umat yang tertidur pulas. Giliran kita kini, akan terus bangun dan berjuang menjayakan Islam atau kembali tidur kembali ke alam mimpi. Sungguh perjuangan sama sekali belum berakhir. Perjuangan yang sebenarnya, justru baru dimulai. 

Referensi:

Hamas, Edgar., 2019, The Untold Islamic History, Jakarta, GenSa

https://tafsirweb.com/4611-surat-al-isra-ayat-7.html

https://www.aljazeera.com/news/2023/2/14/israeli-home-demolitions-a-war-on-nerves-for-palestinians

https://www.newarab.com/news/home-demolitions-israels-other-war-against-palestinians

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun