Mohon tunggu...
Zahratul Iftikar
Zahratul Iftikar Mohon Tunggu... Lainnya - Dokter gigi, ibu 2 anak, pegiat sustainable living, guru tahsin Al-Quran

Raising my children sambil praktek dokter gigi, berkebun, beternak, membaca, menulis dan mengajar baca Quran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebun Binatang dan Desain Luar Biasa Bahtera Nabi Nuh

13 Juni 2023   15:32 Diperbarui: 13 Juni 2023   16:55 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari libur kemarin, kami sekeluarga pergi kebun binatang Gembira Loka. Selain untuk liburan, juga sebagai sarana supaya anak-anak semakin mengagumi Allah melalui hewan-hewan yang amat beragam jumlahnya.

Ada satu hal yang menggelitik benak saya ketika mengamati hewan-hewan di sana satu per satu.  Saya baru menyadari kalau kebun binatang merupakan rumah dari banyak jenis hewan termasuk predator dan mangsanya. Maka, sebetulnya bisa saja hewan-hewan di sana saling memakan satu sama lainnya. 

Tapi yang terjadi tidak begitu. Hewan-hewan di kebun binatang tampak hidup damai di kandangnya masing-masing. Hal ini tentu tidak lepas dari kejelian dan keahlian pengurus kebun binatang. Mereka perlu memahami karakteristik masing hewan-hewan, memenuhi berbagai kebutuhan para hewan ini, mengatur kandang sedemikian rupa, sampai mengedukasi pengunjung terkait aturan interaksi dengan setiap hewan di sana. Kesemua itu tentunya memerlukan banyak sumber daya tidak hanya finansial tapi juga sumber daya manusia yang mumpuni.

Layaknya Bahtera Nabi Nuh

Ingatan saya kemudian melayang ke kisah Nabi Nuh. Dikisahkan, Nabi Nuh diperintahkan Allah untuk membuat bahtera demi menyelamatkan kaumnya yang beriman. Dalam surat Al-Mu'minuum, dijelaskan kalau dalam pembuatan bahtera ini dibimbing oleh wahyu dari Allah langsung.

Lalu Kami wahyukan kepadanya, "Buatlah kapal di bawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam (kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap jenis, juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS Al-Mu'minun : 27)

Bahkan menurut Ibnu Katsir, wahyu membimbing Nabi Nuh sampai pada bagaimana desainnya, apa bahannya, dan bagaimana cara membuatnya. Sedetail itu! 

Bahtera ini kemudian digunakan untuk mengangkut berbagai binatang. Tidak semua binatang diangkut ke kapal karena pasti tidak akan muat. Yang kemudian diangkut adalah sepasang dari seluruh hewan yang ada. Jadi semisal ada 10 singa, yang diangkur hanyalah 1 ekor singa jantan dan 1 ekor singa betina. 

Kenapa? 

Tentu ada tujuan besar balik perintah Allah ini. Konon banjir yang melanda umat Nabi Nuh adalah banir terbesar yang pernah dialami umat manusia. Sebagian besar hewan dan manusia akan tersapu banjir tersebut. Supaya keberlangsungan kehidupan tetap terjaga, hewan-hewan juga turut diselamatkan. Maka penyelamatah hewan tersebut harus bisa memastikan mereka akan dapat bereproduksi dan lestari kembali.

Desain kapal pun, seperti kebun binatang, harus dipikirkan sedemikain rupa sehingga hewan-hewan ini tidak saling memakan di dalam kapal. Terlebih mereka berlayar dalam waktu lama, yakni 150 hari. Kalau saja seluruh binatang ini disatukan dalam satu lantai, tentu tidak mungkin tidak mereka akan punah duluan sebelum kapal berhenti berlayar.

Menurut tafsir Jalalain, seluruh binatang buas seperti singa, harimau dan sebagainya ditaruh di lantai paling bawah kapal. Lantai berikutnya diisi oleh binatang ternak seperti sapi, domba, keledai dan sebagainya. Lantai ketiga diisi oleh burung-burung sedangkan lantai paling atas merupakan tempat untuk Nabi Nuh dan umatnya yang selamat.

Pada tahun 2016, dibangun replika bahtera Nabi Nuh dengan ukuran yang sama dengan yang dikabarkan kitab suci di Kentucky, Amerika Serikat. Bahtera tersebut terdiri dari beberapa tingkat dan banyak ruangan guna menampung seluruh binatang. Terlepas dari kevalidan desain replika dengan yang asli, adanya ruangan-ruangan untuk menampung masing-masing jenis binatang ini masuk akal. Karena apabila disatukan dalam satu lantai saja tidak menjamin mereka aman dari serangan satu sama lain. 

arkencounter.com
arkencounter.com

Relevansi Masa Kini

Di Kebun Binatang kemarin, seperti juga pembagian lantai di bahtera Nabi Nuh, binatang-binatang dipisahkan zonanya sesuai jenisnya. Ada zona cakar untuk harimau, macan tutul, beruang, dan sebagainya. Ada zona reptil untuk berbagai reptil dari buaya, ular, kura-kura, penyu, dst. Ada zona burung khusus untuk berbagai macam unggas termasuk penguin. Juga zona-zona lainnya. 

Pemisahan zona ini tentu salah satunya bertujuan untuk membuat harmoni di dalam kebun binatang. Sehingga harimau tidak bisa melihat rusa atau ular tidak bisa melihat kapibara secara langsung sehingga tidak ada saling memburu di antara mereka. 

Memang ada kandang singa yang terpisah dari zona macan dan dekat dengan burung merak serta kancil. Tapi posisinya jauh lebih ke bawah dan dibangun dinding yang menyebabkan singa tidak bisa memanjat dinding tersebut. Ada pula kandang rusa yang berdampingan dengan kandang buaya. Tapi dinding pemisahnya tinggi dan diberi kawat berduri. Di setiap kandang pun ada peringatan untuk pengunjung supaya tetap aman semisal dengan poster, "jangan menyentuh kaca" atau "jangan memanjat pagar". Tampak betul kecermatan dan wawasan yang mendalam tentang berbagai binatang ini dimiliki oleh pengurus Gembira Loka Zoo. 

Hikmah

Satu hal yang membangkitkan kekaguman saya ketika menyadari hal di atas adalah, bahwa bahtera Nabi Nuh tentu bukan kapal biasa. Bahtera Nabi Nuh adalah sebuah mahakarya agung nan luar biasa. Kebun binatang saja memiliki lahan yang amat luas dengan karyawan yang banyak dan mumpuni untuk dapat beroperasi. Dan tentu saja kebun binatang tidak berpindah dari tempatnya. Mustahil membayangkan seseorang yang seumur hidupnya belum pernah membuat kapal sama sekali bisa membuat kapal sebegitu besar dan hebat tanpa bimbingan siapa-siapa. 

Bahtera ini pun tidak hanya mengangkut manusia, hewan, dan barang, tapi juga bertahan dalam banjir terbesar sepanjang sejarah umat manusia dan berjasa membuat kehidupan di dunia tetap lestari. Sulit membayangkan bahtera sehebat itu dibuat oleh segelintir orang yang tetap teguh pada imannya meski dihardik dan dihina. Kalau bukan karena bimbingan dan kasih sayang Allah, tentu tidak akan mungkin hal tersebut dapat terjadi. Wallahu a'lam bish shawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun