Mohon tunggu...
Susanti Susanti
Susanti Susanti Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker Susanti

Mari Berkarya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

15 Destinasi Indah di Daratan Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi

29 Mei 2023   16:22 Diperbarui: 29 Mei 2023   16:34 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pantai Wambuliga (Dokumentasi Pribadi)
 Pantai Wambuliga (Dokumentasi Pribadi)

Selanjutnya, kami ke Pantai Wambuliga. Pohon-pohon kelapa di pinggir pantai ini semuanya bungkuk, bengkok ke arah laut. Pasir putih halus, dan ada permainan-permainan di lokasi ini. 

Ada infografis menarik dan sungguh menambah wawasan tentang mangrove, lamun, terumbu karang, dan keterkaitan tiga ekosistem tersebut. Kamipun duduk di tepi pantai, menikmati suasana alam yang menenangkan, dan desas-desus ombak laut pagi itu.

Pantai Cemara (Dokumentasi Pribadi)
Pantai Cemara (Dokumentasi Pribadi)

Kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Cemara. Namun, dalam perjalanan dari Pantai Wambuliga ke Pantai Cemara, sebenarnya melewati Pantai Sombu yang sedang ada pembangunan di dalamnya sehingga tidak bisa dimasuki. Tiba di Pantai Cemara, sesuai dengan namanya, banyak pohon cemara di area pantai ini. 

Di sini juga ada ayunan, warung yang berjualan makanan, dan minuman, tunggul pohon yang dijadikan tempat duduk dan meja, serta pajangan yang dirangkai dari batang pohon dan cangkang-cangkang kerang. Pasir di Pantai Cemara pun berbeda dengan pasir di Pantai Wambuliga, yang mana teksturnya lebih kasar. Namun, sayangnya kondisi Pantai Cemara ini agak kotor karena sampah-sampah. 

Setelah bersantai sekitar 30 menit di pantai ini, kamipun melanjutkan perjalanan. Saat kami mau keluar, kami ditagih uang parkir motor seharga 5ribu rupiah, dan duduk di ayunan juga seharga 5ribu rupiah. Demikian, Pantai Cemara ini adalah satu-satunya tempat wisata berbayar yang kukunjungi di Pulau Wangi-wangi seharian penuh ini.

Moli'i Sahatu (Dokumentasi Pribadi)
Moli'i Sahatu (Dokumentasi Pribadi)

Berikutnya, kami menuju Moli'i Sahatu. Memarkirkan motor di pinggir jalan raya, tepatnya di depan gerbang Moli'i Sahatu, tidak ada penjaga di tempat wisata ini, kami berjalan kaki masuk melewati semak-semak, kemudian menuruni tebing dengan berhati-hati. Tibalah kami di hamparan pantai, dan kamipun mulai mencari sumber mata air. 

Kami mengamati setiap lubang batu yang mengeluarkan air, menadah air yang keluar dengan tangan, kemudian mencicipnya. Ada air asin yang tercicip, dan ada air tawar yang tercicip. 

Sesuai dengan namanya yang mana dalam bahasa lokal, Moli'i berarti mata air, dan Sahatu berarti seratus, tidak hanya satu sumber mata air tawar yang kami temui, tetapi ada beberapa di sepanjang pantai ini. Namun, karena kami berada di sini sekitar jam 10 pagi, jadi air laut sudah mulai naik, dan tercampur dengan air tawar yang keluar dari sumber-sumber mata air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun