Selanjutnya, kami ke Pantai Wambuliga. Pohon-pohon kelapa di pinggir pantai ini semuanya bungkuk, bengkok ke arah laut. Pasir putih halus, dan ada permainan-permainan di lokasi ini.Â
Ada infografis menarik dan sungguh menambah wawasan tentang mangrove, lamun, terumbu karang, dan keterkaitan tiga ekosistem tersebut. Kamipun duduk di tepi pantai, menikmati suasana alam yang menenangkan, dan desas-desus ombak laut pagi itu.
Kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Cemara. Namun, dalam perjalanan dari Pantai Wambuliga ke Pantai Cemara, sebenarnya melewati Pantai Sombu yang sedang ada pembangunan di dalamnya sehingga tidak bisa dimasuki. Tiba di Pantai Cemara, sesuai dengan namanya, banyak pohon cemara di area pantai ini.Â
Di sini juga ada ayunan, warung yang berjualan makanan, dan minuman, tunggul pohon yang dijadikan tempat duduk dan meja, serta pajangan yang dirangkai dari batang pohon dan cangkang-cangkang kerang. Pasir di Pantai Cemara pun berbeda dengan pasir di Pantai Wambuliga, yang mana teksturnya lebih kasar. Namun, sayangnya kondisi Pantai Cemara ini agak kotor karena sampah-sampah.Â
Setelah bersantai sekitar 30 menit di pantai ini, kamipun melanjutkan perjalanan. Saat kami mau keluar, kami ditagih uang parkir motor seharga 5ribu rupiah, dan duduk di ayunan juga seharga 5ribu rupiah. Demikian, Pantai Cemara ini adalah satu-satunya tempat wisata berbayar yang kukunjungi di Pulau Wangi-wangi seharian penuh ini.
Berikutnya, kami menuju Moli'i Sahatu. Memarkirkan motor di pinggir jalan raya, tepatnya di depan gerbang Moli'i Sahatu, tidak ada penjaga di tempat wisata ini, kami berjalan kaki masuk melewati semak-semak, kemudian menuruni tebing dengan berhati-hati. Tibalah kami di hamparan pantai, dan kamipun mulai mencari sumber mata air.Â
Kami mengamati setiap lubang batu yang mengeluarkan air, menadah air yang keluar dengan tangan, kemudian mencicipnya. Ada air asin yang tercicip, dan ada air tawar yang tercicip.Â
Sesuai dengan namanya yang mana dalam bahasa lokal, Moli'i berarti mata air, dan Sahatu berarti seratus, tidak hanya satu sumber mata air tawar yang kami temui, tetapi ada beberapa di sepanjang pantai ini. Namun, karena kami berada di sini sekitar jam 10 pagi, jadi air laut sudah mulai naik, dan tercampur dengan air tawar yang keluar dari sumber-sumber mata air.Â