Tentu saja banyak juga yang berfoto ria. Sayangnya, ada pengunjung yang duduk di tulisan Pantai Losari yang mana merupakan salah satu area paling disenangi untuk berfoto, sehingga mengganggu pengunjung lain yang ingin berpotret di area ikonik ini.
Banyak pula permainan anak-anak yang dijajakan di area ini, seperti sepatu roda, skuter, mobil dan motor elektrik. Ada pula seekor ular besar dan burung besar yang boleh menjadi properti foto dengan membayar Rp10.000 pada si penjaja.Â
Warna oren pada cakrawala semakin pekat seiring dengan semakin gelapnya langit, dan semakin ramainya para pengunjung kuliner. Akhirnya tidak ada lagi warna oren, hanya warna hitam langit yang dihiasi oleh bintang berkedap-kedip.
Jika ditanya, kapan waktu terbaik untuk mengunjungi Pantai Losari? Maka, saya pribadi akan menyarankan sekitar jam 4 atau 5 sore, karena bisa menikmati dan memotret keindahan sekitar Pantai Losari dengan berbagai suasana, mulai dari saat langit masih terang hingga berlatarkan senja dan kelip bintang. Lalu, mulailah menjajali satu per satu kuliner enak.Â
Melalui tulisan ini, saya juga ingin menghimbau bagi semua masyarakat maupun wisatawan di manapun, untuk membuang sampah pada tong sampah, dan jangan membuang sampah ke perairan laut (khususnya Pantai Losari dalam cerita ini). Cinta Alam, Cinta Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H