Pantai Losari merupakan salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Makassar. Selain berada di tengah kota, beberapa kuliner terkenal dan legendaris, serta bangunan ikonik juga terdapat di sekitarnya. Untuk memasuki kawasan Pantai Losari ini gratis, dan bersyukur sekali, saya diberi kesempatan untuk menikmati keindahan Pantai Losari di tiga hari yang berbeda pada tiga waktu yang berbeda pula.
30 April 2022 jam 10 malam
Pertama kali saya mengunjungi Pantai Losari, adalah diajak oleh teman untuk makan Pisang Epe di Pantai Losari. Iya, Pisang Epe merupakan salah satu kuliner khas Makassar, yaitu pisang yang dibakar, lalu disirami saus gula merah. Kini, pedagang menjajakan pisang epe dengan varian rasa berbeda-beda, seperti rasa coklat, keju, durian, dan lain-lain.
Kami mencobanya yang di Pisang Epe Mandiri, salah satu penjual pisang epe legendaris di Pantai Losari. Lokasinya di pojok salah satu persimpangan jalan. Meja dan kursi pun dijejerkan di sepanjang jalan tersebut. Malam itu, pengunjung sangat ramai di Pisang Epe Mandiri ini. Saat kami makan, ada pula pengamen yang datang menghibur.
Bentuk pisang epe ini adalah sudah dipipihkan, dan saat dimakan teksturnya agak alot. Sebenarnya, bagiku pisang Epe ini kemanisan banget, jadi agak eneg kalo makan sendiri seporsi begini. Tetapi, sebagai salah satu makanan khas, saya pikir semua wisatawan perlu mencobai setidaknya sekali.
Setelah makan pisang epe, kami berjalan di sekitar Pantai Losari, dan Masjid Amirul Mukminin. Malam itu, kami hanya memandangi Masjid 99 kubah yang megah dari seberang, tetapi karena cahaya yang terpancar terbatas jadi keindahan dan keeleganannya di malam hari juga terbatas. Namun, ada bayangan Masjid 99 Kubah yang jatuh tepat di air laut yang tenang, ini membuat potret menjadi sungguh estetik. Kami juga singgah ke galeri seni di sini, lukisan-lukisan tertata cukup padat di dalam ruangan yang tidak terlalu luas itu.
Lalu, kami numpang berfoto di kapal Pinisi yang sedang berlabuh di pinggir laut. Kapal pinisi merupakan kapal tradisional Makassar yang cukup megah, layaknya kapal pesiar ala suku Bugis. Biasanya kapal ini disewakan bagi pengunjung yang ingin mengelilingi lautan sekitar Sulawesi Selatan, dan juga menjadi pilihan untuk acara kumpul keluarga.
Kami juga menaiki perahu berwarna merah muda, seharga Rp25.000/ orang, menyusuri pesisir Pantai Losari. Tentu saja menikmati pemandangan Pantai Losari di atas darat dan air itu berbeda. Sayangnya, semakin ke arah tengah perairan, semakin banyak sampah terapung dan semakin joroknya perairan yang kami lihat.Â
Selain kapal Pinisi, dan perahu yang kami naiki ini, juga ada sepeda air berbentuk bebek yang bisa dimainkan. Bila untuk naik ke kapal Pinisi, dermaga cukup kokoh yang langsung bisa menapak pada kapal Pinisi, sedangkan untuk naik ke perahu wisata yang kami naiki atau ke sepeda air berbentuk bebek, maka pengunjung perlu melalui jembatan kayu yang sudah ada beberapa bagian yang rusak, dan drum-drum plastik yang yang membentuk dermaga apung. Berpijak pada drum-drum plastik tersebut harus penuh kehati-hatian, sebab sudah ada yang rusak juga, dan banyaknya sampah pada dermaga ini pula membuat merasa jijik saat melaluinya.
7 Mei 2022 jam 9 pagi
Kunjungan kedua saya adalah naik transportasi online dari hotel penginapan ke Masjid 99 Kubah, karena pelantaran menuju Masjid 99 Kubah cukup jauh.
Sesudah mengunjungi Masjid 99 Kubah, kami berjalan kaki sedikit menuju bangunan megah di sini yang diperkenalkan oleh supir transportasi online saat mengantarkan tadi, yaitu Universitas Ciputra Makassar, dan Wisma Negara yang merupakan tempat penginapan kepala negara bila berkunjung ke Makassar. Kemudian, melanjutkan jalan kaki hingga jembatan Centre Point of Indonesia (CPI). Di sini, keapikan Masjid 99 Kubah disajikan dengan sudut pandang yang berbeda. Lalu, karena matahari cukup terik hari itu, maka kami memesan transportasi online lagi dari jembatan CPI menuju Tugu Adipura Anjungan Pantai Losari.
Sambil berfoto-foto, kami menyusuri area reklamasi ini. Salah satu spot foto yang tidak boleh terlewati adalah tulisan PANTAI LOSARI yang tepat di seberang Masjid 99 Kubah. Pagi itu tidak terlalu ramai, dan suasana sangat asri untuk berfoto.
Selain itu, pengunjung juga dapat berfoto dengan tulisan "CITY OF MAKASSAR". Adapula tulisan dari 4 suku di Sulawesi Selatan, yaitu: MAKASSAR, BUGIS, MANDAR, dan TORAJA, serta tugu-tugu yang mencerminkan khas suku masing-masing, seperti tugu orang menenun, tugu rumah Tongkonan, tugu tedong (kerbau), dan lain-lain.
Tulisan CITY OF MAKASSAR ada di dua lokasi, satu yang berwarna merah terang seperti tulisan suku-suku, dan satu lagi bercorak doodle (orat-oret artistik gitu). Doodle tersebut hanya pada satu sisi yaitu sisi yang menghadap ke jalan, sedangkan sisi tulisan yang menghadap ke laut itu hanya besi dan batu yang tidak mulus. Sayapun memerhatikan bahwa ada tulisan seperti akun Instagram (@... gitu) pada masing-masing doodle, dan menebak sepertinya itu adalah pembuat/ orang yang mendesain doodle tersebut.Â
Selanjutnya, saya melihat banyak warga yang memancing di pinggir laut. Tetapi, sesungguhnya saya mencium aroma yang tidak sedap di pinggir laut sini. Seperti yang terlihat pada malam Minggu lalu, banyak sampah yang terapung di perairan, dan sampah-sampah tersebut tampak semakin jelas di pagi hari, dengan aroma yang semakin menyengat. Pagi itu, tidak ramai gerobak-gerobak penjual makanan seperti malam hari, hanya rumah makan atau restoran yang ada di sebelah sisi daratan (sebelah kanan jalan raya) yang berjualan.
21 Mei 2022 jam 5 sore
Dua minggu kemudian, saya berkesempatan mengunjungi Pantai Losari lagi. Sekitar jam 5 petang, saya tiba di kawasan Pantai Losari, pedagang-pedagang mulai menata meja dan kursi di sepanjang jalanan. Matahari yang oren semakin memudar ke balik awan di samping kanan Masjid 99 Kubah.Â
Sore itu, tampak banyak keluarga, dan pemuda-pemudi yang menongkrong. Kursi-kursi pedagang kuliner ramai terisi, banyak juga yang hanya duduk di pinggir pantai menikmati angin sepoi-sepoi. Memang ini merupakan kawasan favorit warga Makassar untuk menghabiskan waktu, terutama pada sore hari atau akhir pekan, dan juga tempat yang wajib dikunjungi semua wisatawan yang datang ke Makassar.
Adapun yang saya perhatikan bahwa makanan yang dijual di pinggir laut ini hampir sama semua, yaitu pisang epe, dan jus buah. Jadi, sejujurnya saya ini kebingungan untuk memilih yang mana untuk dicicipi. Mungkin terserah bagaimana selera pengunjung untuk memilih beli dengan pedagang yang mana, dan duduk di mana, atau tergantung bagaimana taktik pedagang menarik pengunjung. Adapun beberapa yang menjual roti bakar, jagung bakar, sosis bakar, es pisang ijo, pisang peppe, burger, dan menu lainnya.
Tentu saja banyak juga yang berfoto ria. Sayangnya, ada pengunjung yang duduk di tulisan Pantai Losari yang mana merupakan salah satu area paling disenangi untuk berfoto, sehingga mengganggu pengunjung lain yang ingin berpotret di area ikonik ini.
Banyak pula permainan anak-anak yang dijajakan di area ini, seperti sepatu roda, skuter, mobil dan motor elektrik. Ada pula seekor ular besar dan burung besar yang boleh menjadi properti foto dengan membayar Rp10.000 pada si penjaja.Â
Warna oren pada cakrawala semakin pekat seiring dengan semakin gelapnya langit, dan semakin ramainya para pengunjung kuliner. Akhirnya tidak ada lagi warna oren, hanya warna hitam langit yang dihiasi oleh bintang berkedap-kedip.
Jika ditanya, kapan waktu terbaik untuk mengunjungi Pantai Losari? Maka, saya pribadi akan menyarankan sekitar jam 4 atau 5 sore, karena bisa menikmati dan memotret keindahan sekitar Pantai Losari dengan berbagai suasana, mulai dari saat langit masih terang hingga berlatarkan senja dan kelip bintang. Lalu, mulailah menjajali satu per satu kuliner enak.Â
Melalui tulisan ini, saya juga ingin menghimbau bagi semua masyarakat maupun wisatawan di manapun, untuk membuang sampah pada tong sampah, dan jangan membuang sampah ke perairan laut (khususnya Pantai Losari dalam cerita ini). Cinta Alam, Cinta Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H